14
Pukul 1 pagi , Jimin terjaga dari lena . Dengan kudrat yang tersisa , jejaka itu bangkit dari pembaringannya untuk menekan suis lampu yang terletak berdekatan katil .
Bilik yang tadi gelap gelita seperti di dalam gua kini cerah disinari cahaya putih daripada lampu bilik . Seperti hari - hari sebelum ini , Jimin merasakan kepalanya pening yang amat .
Sudah menjadi rutin harian bagi jejaka itu terjaga di tengah malam dan berjalan terhuyung - hayang ke dapur untuk mendapatkan panadol tanpa pengetahuan sesiapa .
Jimin melangkah keluar dari kamarnya . Dinding menjadi tempat dia mendaratkan tapak tangannya bagi menstabilkan badan .
Walaupun dia sudah biasa dengan sakit ini , tetapi denyutan di kepalanya amatlah menyeksa dirinya .
Helaan nafas lega dilepaskan setelah dia tiba di anak tangga yang terakhir dengan jayanya . Tinggal beberapa langkah saja lagi untuk dia sampai ke dapur .
Setibanya Jimin di ruangan dapur , kabinet yang menempatkan ubat - ubatan dan first aid menjadi destinasi yang dituju . Kabinet dibuka dan sepapan panadol diambil .
Sebotol air mineral berkapasiti 1.5 liter di atas meja diambil . Jimin mendaratkan dirinya di atas kerusi kayu lalu menyumbatkan sebiji panadol ke dalam mulutnya diiringi air .
Sebiji tak cukup untuk menghilangkan sakit kepalanya , ditambah lagi sebiji bersama air . Proses ini berulang sehingga satu papan panadol dia habiskan .
" Kenapa kepala aku masih sakit ni aish ...... " rungut si jejaka . Dia bergerak kembali ke kabinet untuk mendapatkan papan panadol yang baru .
Untuk kali kedua , dia membuka kabinet . Dia teringat akan sesuatu tatkala pandangannya tertancap pada sebuah kotak first aid .
Kotak itu lantas diambil dan jejaka itu pun bergerak menuju ke bilik J-ae .
Jimin melangkah masuk ke dalam bilik isterinya dengan menggunakan kunci pendua . Dia tersenyum . Isterinya tampak cantik bak bidadari ketika diulit mimpi walaupun luka menghiasi wajah rupawan itu .
Senyap - senyap jejaka itu menapak merapati katil J-ae , tidak ingin mengejutkan lena gadis itu . Syukurlah J-ae jenis yang tidur mati , takdelah kantoi dia curi - curi masuk bilik J-ae ini .
Ubat antiseptik dan kapas dikeluarkan dari kotak first aid . Tak dilupakan juga hand sanitizer berjenama dettol yang turut dikeluarkan dari kotak yang sama .
Usai Jimin membersihkan kedua tangannya dengan hand sanitizer , barulah dia menyapukan ubat antiseptik pada luka di wajah J-ae menggunakan kapas .
Sejahat - jahat Jimin , dia masih berperikemanusiaan . Walaupun dia sendiri tidak ingat betapa syaitannya dia di pagi hari . Even syaitan pun boleh surrender bila fight dengan dia .
Lemah lembut Jimin menyapu antiseptik di luka J-ae , semakin menghilang sakit di kepalanya .
Jimin tersenyum manis menampakkan eyesmile yang tidak akan pernah J-ae saksikan dengan matanya sendiri .
Park Jimin . Dialah lelaki paling penyayang di malam hari . Tetapi dia jugalah lelaki paling durjana di pagi hari .
' You made me feel better , sayang .. '
Special Tag
qnynaa
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro