Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

7. New life

"Saya sudah menunggu kedatangan anda sejak tadi, sudah lama tidak bertemu, Tuan muda Cale" Pria tua itu, Ron menyapa mantan Tuan mudanya dengan senyum ramahnya yang biasa. Entah kenapa hati kecil Cale tercubit melihatnya, ini seperti Ron memang melayaninya tanpa memberikan kasih sayang nyata padanya.

"Ron" Cale berusaha menjaga mimik datarnya namun tangan pemuda itu tidak bisa membohongi semua orang.

Tangan gemetar Cale ditenangkan oleh elusan lembut Lock yang sedikit mengerti kesulitan Cale dalam ber-ekspresi mengingat hyungnya, Choi han juga persis kaku dengan perasaanya sendiri.

Hening beberapa menit, tidak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan, situasi menjadi amat canggung sampai Cale menghela nafas panjang lalu memukul bahu Rosalyn sekuat yang ia bisa (yang mana tidak terlalu kuat) untuk menyuarakan kekesalannya tanpa mengeluarkan sepatah dua patah kata.

Rosalyn hanya menyeringai tanpa dosa sebagai balasan, sial, wanita ini rupanya sudah merencanakan omong kosong ini sejak lama. Lock juga mengindari tatapannya, begitu Cale menoleh ke belakang ternyata Choi han juga ikut memasang wajah konyol karena dia tak sanggup berbohong. Kening Cale berkerut, dia mendorong stroller berisi anak anaknya lalu berjalan melewati sepasang ayah dan anak yang terdiam.

"Aku tidak perduli dengan apa yang kalian rencanakan tapi anakku butuh tidur siang jadi biarkan aku masuk tenda" Cale menghiraukan Ron dan Beacrox, hatinya belum siap bertemu dengan keduanya, bibirnya mendadak kelu sehingga Cale akhirnya memilih untuk melarikan diri dengan dalih akan menidurkan anak anaknya yang mulai mengantuk.

Lima orang yang ditinggalkan Cale sama sama terdiam, mereka semua sangat mengerti kemungkinan bahwa kedepannya mereka akan diabaikan oleh si kepala merah sangat tinggi, namun tetap saja Choi han, Rosalyn maupun Lock tidak bisa menolak permintaan Ron yang ingin melihat keadaan anak kucing menyedihkan yang ia tinggalkan tanpa berpamitan itu.

Ron mendengus, senyum ramah menghilang dari wajahnya tergantikan topeng datar yang menutupi hatinya yang mulai melemah sejak si rambut merah lahir. Ron bersyukur Cale dapat menemukan kebahagiaan baru yang tidak bisa ia berikan selama hidupnya di County, Ron amat senang melihat anak kucing asuhannya bertumbuh menjadi ayah kucing yang bertanggung jawab.

Tanpa sadar senyuman lembut yang tulus terlukis diwajah Ron, Beacrox tidak bisa tidak terkejut melihat itu datang, ayahnya amat jarang tersenyum tulus seperti ini sejak tragedi itu merenggut banyak keluarga mereka.

Meski senyum itu tidak ditujukan untuknya namun Beacrox tetap senang melihat senyuman ayahnya, pria tinggi itu akan selalu jadi putranya Ron sampai kapanpun juga, Beacrox adalah anak ayahnya. Lock terkekeh dan Rosalyn menepuk kepala dongsaengnya, mereka semua tersenyum bagai orang bodoh.

"Aku akan mencari kayu bakar" Choi han memutar badannya ke arah hutan lalu Lock berlari mengikutinya.

"Hyung aku ikut!" Ujar remaja menggemaskan namun mematikan itu.

"Aku akan menyiapkan bahan bahan untuk makan malam" Beacrox ingat dia harus membersihkan dan memarinasi ayam yang ia tangkap pagi tadi. Ron mengikuti langkah putranya, berniat untuk membantu pekerjaannya.

"Kalau begitu aku akan berkeliling untuk mendapat buah segar" Rosalyn pun masuk kedalam hutan namun ia mengambil jalan yang berbeda dengan Choi han.

"Woof! Woof!" Kai menggoyang goyangkan ekornya kekiri dan kekanan, Rosalyn yang gemas akhirnya membawa anjing imut itu kedalam hutan.

"Nikmati waktumu Nona Rosalyn" Ujar Ron yang dibalas seruan 'tentu saja' yang cukup keras.

Sementara itu disisi lain Cale tengah berkonflik dengan batinnya sendiri. Akal dan hatinya melakukan debat pro-kontra sepanjang dia berbaring sambil mengelus rambut ketiga anaknya untuk membuat mereka tertidur.

Akal Cale mengatakan Ron secara otomatis keluar dari lingkup yang ia anggap 'orangnya' sejak pria tua itu meninggalkannya sendirian tanpa pemberitahuan, namun hati atau perasaannya justru menganggap semua alasan Ron masuk akal, lagipula pria itu pasti muak merawat sampah selama dua windu penuh bukan?.

Meski merasa masuk akal, tetap saja hati Cale memiliki banyak gores luka menyedihkan. Hatinya sakit tetapi Cale bingung bagaimana menanggapi hal tersebut karena Ron adalah satu satunya orang yang membersamai nya sejak kecil, Cale tidak bisa membohongi pria itu selain dengan akting sampahnya.

Maka dari itu Cale memilih kabur, lari sejauh mungkin agar dia tidak perlu berusaha keras untuk menyembunyikan perasaannya lagi. Pengecut memang, Cale mengakui hal itu keras keras dalam batinnya. Seorang Cale Henituse memang pengecut sejak dia memutuskan untuk memilih alkohol sebagai tempat bernaung.

Lima belas menit kemudian Aiden dan Atha sudah tertidur pulas meninggalkan Aron yang masih saja terjaga. Cale tidak pernah memaksa putra keduanya untuk tidur siang mengingat banyaknya stamina yang bocah itu miliki.

"Abuu bwaa" Aron menggeliat mencoba melepaskan tangan Aiden yang menempel di kepalanya. Cale terkekeh sebentar lalu membantu Aron melepas tangan kakaknya.

Cale mengambil Aron dari tempatnya berbaring, dia mencium kening sang putra dan mendapat tawa ceria sebagai balasannya. Cale ikut tertawa, baginya anak anaknya adalah semangat hidupnya yang baru untuk tetap maju dalam setiap situasi.

Cale bangkit dengan Aron di gendongannya. Cale tau dia tidak bisa terus begini, dia perlu menyelesaikan beberapa ucapan tak terungkap atau hidupnya akan dihantui rasa tak aman karena rahasia yang ia pikul terlalu berat untuk remaja payah sepertinya. Dengan langkah penuh tekad akhirnya Cale memberanikan diri untuk keluar dari tenda.

Disisi lain Ron dan Beacrox tengah mencuci ayam bersimbah darah yang baru selesai dikuliti agak jauh diluar tenda. Mereka terlalu fokus dengan pekerjaan yang dilakukan sampai tak memperhatikan bahwa Cale dan putranya ada didepan mereka, berdiri dengan semua keberaniannya yang tidak mampu membuatnya membuka pembicaraan.

"Tuan muda? Apa anda membutuhkan sesuatu?" Ron menoleh menampilkan senyuman ramah namun keningnya sedikit berkerut.

"Ya, aku butuh bicara denganmu, hanya kira berdua" Cale bangga dia berhasil mengatakannya. Ron mengangkat kedua alisnya, sedikit terkejut karena Cale tidak pernah betingkah jujur seperti ini, bocah tsundere itu takkan pernah.

"Tentu saja jika itu yang Tuan muda inginkan" Ron bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju Tuan Muda anak anjingnya.

"Jangan panggil aku Tuan muda, aku sudah bukan bangsawan lagi" Cale melewati Ron menuju Beacrox, dia menyerahkan Aron pada koki jenius itu yang kebingungan mengapa bayi itu tidak takut dengannya.

"Tolong jaga anakku selagi aku bicara dengan ayahmu, dia anak baik jadi kamu bisa tenang" Ucap Cale sebelum mengecup kening Aron dan melangkah mendahului Ron yang tidak keberatan, Beacrox yang masih saja loading dan Aron yang cekikikan.

Ron dan Cale akhirnya berhenti di area agak jauh dari tenda dengan Cale duduk diatas rumput dan Ron berdiri di sampingnya.

"Ron" Cale memulai, sesak di dadanya tak bisa menunggu lama, Cale butuh konfirmasi secepatnya.

"Ya Tuan muda?" Ron menjawab cepat seperti biasanya.

"Aish sudah kubilang berhenti memanggilku itu, aku sudah bukan Tuan mu lagi" Cale mendesah frustasi, dia sudah menendang gelar bangsawan jauh jauh dari hatinya sejak ide akan meninggalkan rumah terpikirkan.

"Cale kalau begitu" Cale mengangguk puas mendengar itu keluar dari mulut Ron.

"Ron"

"Ya Cale?"

"Terimakasih"

"..." Jeda hening ini membuat Cale gelisah, dia secara tak sadar memainkan jari jarinya seperti anak kecil.

"Terimakasih sudah merawatku sejak aku masih bayi, terimakasih sudah tidak meninggalkanku sendiri sampai umurku 16 dan terimakasih karena tidak menyerah dalam mengurus sampah tidak berguna sepertiku" Cale melanjutkan karena Ron tidak menunjukkan tanda akan membalas.

"..." Ron sangat terkejut sampai sampai mulutnya terbuka sedikit, pria tua itu tidak sanggup mengatakan apapun.

"Kamu mungkin akan tertawa, tapi aku benar benar menangis saat kalian berdua meninggalkanku sendiri, aku tau inilah yang akan terjadi cepat atau lambat jika aku terus memilih jalan sampah, aku paham aku memang pengecut yang kalah, aku tidak akan menyalahkan siapapun atau berharap pada apapun lagi, jadi kumohon jangan berkomentar apapun" Cale berkata lirih, dari betapa sedihnya ekspresi Cale, Ron dapat menebak bahwa perkataannya tulus.

Ron memalingkan wajah, emosi berkelebat memunculkan buliran buliran air berkumpul di sudut matanya. Sial, sejak kapan dia berubah selembut ini kepada orang selain putranya? Mungkin Ron sudah menghabiskan hidupnya terlalu lama untuk Cale, 16 tahun bukanlah waktu yang singkat.

"Dasar bodoh, bocah tolol cengeng yang memaksakan diri, kau pikir kau kuat huh? Topengmu tidak pernah berhasil padaku nak" Cale tercengang, jadi selama ini Ron sadar?!.

Ron terkekeh melihat ekspresi melongo mantan Tuan mudanya, anak anjing ini sialnya mewarisi ketidakpekaan Count akan situasi emosi di sekitarnya. 'Aku sudah tau sejak dulu bodoh' batinnya pada dirinya sendiri.

Ron maju, bersimpuh didepan Cale lalu memeluk pemuda yang tersentak karena saking jarangnya dia mendapat perhatian. Astaga anak anjing bodoh ini, Ron menyisir rambut Cale dengan cara yang sama seperti yang ia lakukan pada Cale kecil berusia 8 tahun yang berpura pura terlihat bahagia saat hadir di pesta pernikahan ayahnya dengan wanita selain ibunya.

Cale mengalungkan tangannya di bahu Ron, ayah muda itu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Ron dan menangis tanpa suara disana. Rasanya hangat dan melegakan, Cale sudah lama tidak menangis, dia tidak tau bahwa menangis dapat melepas kesengsaraan nya meski tak banyak.

Ron menepuk nepuk punggung remaja yang beranjak dewasa itu dengan lembut seperti akan menidurkan bayi yang mengamuk. Dia merasa bersalah telah meninggalkan abandoned puppy ini sendirian.

Keduanya tetap seperti itu sampai Cale berhenti menangis dan Ron membantunya berdiri. Mereka berjalan kembali ke tenda, hubungan mereka menjadi jauh lebih baik dan perasaan Cale lega sepenuhnya. Dia tidak menaruh dendam apapun pada Ron dan Ron juga tidak memarahinya sedikitpun.

Party Choi han yang baru saja kembali dari tugas masing masing tersenyum bagai pengantin baru kala melihat Ron dan Cale yang tidak canggung lagi, setidaknya skenario mereka tak hancur sepenuhnya. Mereka semua (dengan semua anak anak Cale) pun makan bersama dan suasananya berlangsung damai.

Cale bersyukur dia memilih keluar dari rumah.

...........................................................................

Tiga bulan kemudian hidup yang damai pun datang. Athalia tak tau seberapa lama ketenangan ini akan bertahan namun dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menikmati setiap detik berharga hidupnya bersama ayah juga dua saudaranya dan tumbuh menjadi gadis yang sehat.

Usianya dan kedua kakaknya kini menginjak 8 bulan. Cale sangat bangga hingga menitikkan air mata kala Aiden berhasil merangkak disusul oleh adiknya Aron. Athalia tidak menunjukkan akan merangkak lancar dalam waktu dekat namun Cale ayahnya sangat sabar untuk menstimulasi tubuh mungilnya agar dapat berkembang sesuai usianya.

Tentu saja Cale tidak akan pernah tau fakta bahwa sebenarnya Athalia putri tercintanya bukannya tidak bisa merangkak, dia hanya merasa malu dan malas melakukannya, namun tenang saja, Atha akan tetap merangkak cepat atau lambat karena tuntutan pertumbuhan juga karena tidak tega melihat ayahnya terus murung.

Tiga bulan terakhir mereka tinggal di wilayah pinggiran dekat perbatasan antara Tolz dengan Henituse, lebih tepatnya di sebuah desa kecil yang damai dibawah gunung yang memisahkan kedua wilayah Count itu. Daerah ini termasuk daerah netral yang tidak masuk dalam wilayah kekuasaan diantara kedua County itu sehingga para warganya bebas dari peraturan kedua wilayah dan hanya mengikuti pemerintahan langsung dari pusat yakni Kerajaan.

Hal ini disebabkan oleh terjadinya pertikaian antar dua wilayah yang memperebutkan desa kecil itu cukup sengit sebelum pemimpin yang sekarang, Deruth Henituse dan ayah dari Neo Tolz mengambil alih gelar. Perpecahan itu justru sangat merugikan pihak desa kecil tersebut sehingga Raja sebelumnya akhirnya mengakhiri pertengkaran dengan cara menjadikan Desa itu hanya milik Kerajaan.

Keputusan itu tentu mampu menarik beberapa ahli konspirasi dan menuang beragam kontroversi diantara masyarakat. Keputusan sepihak itu juga cukup merugikan desa kecil tanpa nama itu karena perjanjian antara kedua County yang bersumpah takkan menyentuh desa itu dalam hal apapun sehingga transaksi perdagangan antara desa dan dua wilayah itu menjadi sedikit berbelit. Itulah alasan mengapa desa ini tidak memiliki nama dan sebagian besar penduduknya akan pergi keluar jika mereka memiliki uang untuk melakukannya.

Setelah semua itu, desa ini tetap sebuah lingkungan tempat tinggal yang nyaman tanpa interupsi dari siapapun, ditambah desa kecil ini berada dibawah pemerintahan Kerajaan sehingga dikirim lah dua batalion tentara Kerajaan untuk melindungi desa ini, karena hal itulah desa ini dijuluki desa teraman di Kerajaan.

Terkadang Choi han dan teman temannya akan melakukan kunjungan cepat seperti meminta makanan disela sela pekerjaan mereka menyelidiki organisasi atau menginap atau hanya Ron dan Beacrox yang ingin melihat keadaan Cale.

Nah untungnya dewa dewa sialan itu menggunakan separuh kekuatan mereka untuk membelokkan aliran waktu sehingga Atha masih punya waktu sekitar 5 tahun sebelum insiden bom dimulai. Atha tidak tau efek apa yang akan muncul karena telah melanggar garis waktu, dia tidak bisa melakukan apapun tentang itu selain melawannya sekeras mungkin, dia bahkan rela kehilangan nyawa dalam prosesnya.

Itu tentu merupakan tanggungjawab permanen yang terlalu besar untuk seorang bayi yang bahkan malas merangkak, yah bukannya Atha punya pilihan lain. Mau tak mau dia harus menunggu hingga usianya menginjak 2 tahun agar bisa bicara dengan lancar dan membujuk ayahnya mengambil beberapa kekuatan kuno yang bisa didapatkan sebelum terlambat.

Yang pasti, Atha akan sangat menikmati waktunya untuk berguling guling diatas kasur dengan kedua saudaranya dalam bentuk kucing mereka bersama anjing besar baik Kai. Mereka tinggal di sebuah rumah sederhana yang dibeli Cale dengan harga murah mengingat di desa ini tak banyak orang menetap, meski sederhana tapi itu sangat nyaman.

Rumah mereka sedikit lebih besar dari rumah lainnya dengan total 4 kamar, entah darimana Cale mendapat ide cemerlang untuk menyediakan kamar pribadi untuk setiap anaknya yang masih bayi. Selain rumah, Cale juga membeli sebuah toko berukuran sedang di kota wilayah Tolz untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang florist. Usahanya sedang dalam masa percobaan sekarang namun Cale bersyukur karena usaha itu telah menunjukkan tanda tanda stabil sedikit demi sedikit.

Bagaimana Atha bisa tau? Yah jawabannya mudah, dia hanya merengek minta gendong saat sang ayah sedang mengatur keuangan toko. Cale yang tak tega akhirnya membiarkan putrinya duduk di pangkuannya, sementara Atha si anak pintar langsung menyambut kesempatan itu dengan ikut membaca deretan angka dengan bahasa yang baru ia pelajari dalam 8 bulan hidupnya.

Ini benar benar menggembirakan. Hidup nyaman dengan makan makanan enak setiap hari karena mereka sudah bisa makan makanan lain selain susu yang sering disebut MPASI atau makanan pengganti air susu ibu. Kabar baik, Cale sangatlah berdedikasi dalam hal ini, ayah muda satu ini sangat giat dalam menyelam mencari resep terbaik dan hasilnya tak pernah gagal sekalipun.

Sejauh ini makanan favorit Athalia adalah daging ayam cincang dibentuk bulat dan wortel yang dimasak dengan air kaldu, lada, garam, gula dan serbuk udang bubuk. Seumur hidupnya disini, itulah makanan paling enak yang pernah dia makan.

Cale senang anak anaknya bukanlah bayi yang pemilih dalam hal makan, jika porsi makan dijadikan kompetisi, maka Cale akan dengan senang hati mengumumkan Aron lah juara satunya. Anak itu makan sangat banyak namun tenaga yang ia hasilkan juga setara, Aron terkenal memiliki genggaman yang kuat.

Untuk menyembunyikan identitas, Cale mengecat rambutnya dengan pewarna rambut berwarna putih dibagian atas dan hitam dibawahnya agar dia bisa mengaku sebagai ayah kandung dari anak anaknya (Untuk Atha dia bilang putrinya mirip ibunya) dan bisa membawa ketiganya ke toko tanaman hias miliknya.

Yah pajak disini memang gila tetapi Cale tidak mempermasalahkan hal itu, lagipula dia berencana tinggal disini hanya sampai anak anaknya mampu dibawa keluar wilayah Timur. Jika memungkinkan, Cale ingin pergi ke wilayah barat yang merupakan wilayah kekuasaan Duchess Gyerre yang menjungjung tinggi nilai nilai kebangsawanan lurus dan membesarkan toko tanaman hiasnya disana.

Kembali ke masa kini, sekarang Cale tengah melayani seorang pelanggan yang membeli seikat bunga mawar merah yang hendak ia berikan untuk istrinya. Cale sangat fokus dalam merangkai tangkai demi tangkai mawar itu dengan hati hati agar tidak rusak namun gonggongan Kai merusak konsentrasinya.

"Woof! Woof! Woof!" Kai gigih menarik narik celemek Cale membuat konsentrasi pemuda itu buyar.

"Tidak sekarang Kai, aku terlalu sibuk untuk bermain" Meski diabaikan Kai tetap tidak menyerah menarik narik celemek tebal itu sehingga mau tak mau Cale menoleh agar celemek mahal miliknya tidak koyak.

"Astaga apalagi Kai- Ya ampun nak" Cale bergegas pindah kala pupil coklat kemerahan miliknya menangkap siluet bayi berambut perak sedang mengemut ranting pohon yang entah darimana ia mendapat itu.

"Aiden manis, itu ranting sayang bukan camilan astaga" Aiden melaksanakan unjuk rasa dengan mengganti ranting pohon yang dibuang dengan jari ayahnya yang meringis karena putranya telah menumbuhkan dua gigi.

"Kamu benar benar memiliki anak anak yang menggemaskan, senang melihat seorang ayah muda bisa merawat anak anaknya dengan baik" Ujar pelanggan itu seraya tersenyum lembut, diam diam mengenang masa bahagia dengan keluarga kecilnya.

"Ah terimakasih! Sebenarnya pada awalnya saya cukup kesulitan tapi kurasa waktu berlalu begitu cepat" Cale menggendong Aiden menjauh dari area tempat ia duduk tadi dan mendudukkan nya di kasur berpagar bersama saudaranya yang lain.

"Hoho aku setuju anak muda, waktu memang berlari terlalu cepat saat kita menjadi orangtua" Pria tua itu mengangguk sendu, ingatan tentang putrinya yang melompat saat menyambutnya pulang melintas di pikirannya. Menjadi orangtua adalah hal paling menakjubkan dari segala hal yang pernah ia alami selama hidup nya.

"Itu benar, rasanya baru kemarin mereka menangis bersamaan karena popok yang penuh dan sekarang mereka sudah bisa mengungkapkan ketidaknyamanan mereka dengan ocehan berantai" Gemas, Cale mencubit pelan pipi Aiden yang masih enggan melepas jari ayahnya dari cengkraman mulut dua giginya itu hingga akhirnya Aiden terganggu dan berhenti menggigitnya.

"Haha kamu benar benar menikmati peran ayah bukan begitu?" Cale menyerahkan buket berisi bunga segar itu pada pelanggannya yang menerima pesanannya dengan senyum lebar.

"Tentu saja! Anak anak saya adalah harta saya yang paling berharga" Jawab Cale yakin.

"Aku harap alam akan mendukung jalan hidupmu nak" Pria tua pelanggannya menyodorkan sejumlah uang pembayaran yang diterima Cale dengan senang hati.

"Terimakasih banyak Tuan dan saya harap semoga anda puas dengan hasilnya" Cale membungkuk sopan saat pelanggan nya melambaikan tangan dan keluar toko dengan wajah puas.

"Haaah, itu adalah pelanggan terakhir untuk hari ini" Cale meregangkan kedua tangannya, mereka menjadi pegal setelah merangkai cukup banyak buket bunga hari ini.

"Nah! Mari kita bereskan semuanya lalu pulang kerumah" Cale langsung bergerak lagi, dia sudah tak sabar untuk pulang dan mandi air panas sambil mengawasi anak anaknya berendam.

"Yaaayaaa" Aron berceloteh lucu dengan tangan terangkat menggenggam mainan karet untuk bayi yang baru tumbuh gigi berbentuk babi.

"A-yah" Cale membenarkan dengan sabar, ini sudah jadi rutinitasnya setiap hari, mengoreksi ocehan random anak anaknya agar mereka tau bagaimana cara pengucapan yang benar nantinya.

"Aiaa" Aron mengulangi, kali ini dia melakukannya sambil menggigiti babi penuh air liur itu.

"A-yah sayang bukan Aia" Aron memilih menyerah, dia akhirnya berceloteh tak jelas karena bosan menunggu sang ayah menutup toko.

Disisi lain bungsu mereka, Athalia sedang termenung menatap bunga bunga yang dijual ayahnya, beberapa pelanggan terkadang bertanya apakah Atha baik baik saja karena gadis kecil itu terlalu diam dan tidak banyak bergerak untuk bayi seusianya. Cale biasanya hanya tertawa dan berkata bahwa putrinya hanyalah seorang pemalas kecil yang pendiam, tidak ada yang salah dengan anaknya satu itu, dia hanya malas, itu saja.

Dua puluh menit kemudian Cale pun menyelesaikan semua urusan bersih bersih, kini mereka bertiga duduk di stroler yang masih sanggup menampung berat mereka dengan Cale yang bersenandung lembut menenangkan jiwa ketiganya, Aiden dan Atha bahkan tertidur karenanya.

"Meoww meoww meoww"

Di tengah perjalanan Cale berhenti, telinganya mendapat perasaan dejavu yang sangat kuat.

'Apa itu suara kucing?' gumamnya tanpa sadar.

Cale mengedarkan pandangan, secara perlahan dia menyusuri daerah kumuh yang jadi tempat pembuangan barang oleh para penduduk wilayah Tolz. Dua menit mencari akhirnya mata Cale berhasil menemukan sepasang kucing dengan salah satu dari keduanya tampak sangat sakit. Satu kucing itu berwarna merah sementara yang lainnya perak. Yang perak terlihat begitu lemah sehingga saudaranya tak bisa berhenti mengeong sedih di sampingnya.

Tanpa basa basi Cale menempatkan anak anaknya di sudut yang terjangkau pandangannya lalu membuka tas spasial yang diberikan Rosalyn sebagai hadiah persahabatan untuk mengambil selimut cadangan yang selalu ia bawa kemana mana. Cale mendekati anak anak kucing itu dengan hati hati, yang merah mendesis waspada padanya, Cale mengulurkan tangan untuk mengelus kucing malang itu.

"Tenang saja, aku tidak akan melakukan apapun selain membantu, percayalah padaku karena saudaramu butuh perawatan cepat" Kucing merah tersentak dan akhirnya membiarkan pria bernetra reddish brown mengambil saudarinya.

Dengan lembut Cale meletakkan tubuh kucing malang itu didalam selimut lalu membedongnya bagai bayi baru lahir, sial tubuh kucing ini sangatlah panas. Cale menggendong kucing perak sambil mendorong stroller anak anaknya dengan kucing merah berjalan di sampingnya. Cale berjalan secara perlahan karena sepertinya kaki kucing merah tidak dalam keadaan baik baik saja. 

Sepuluh menit kemudian akhirnya mereka sampai dirumah. Cale segera membuka pintu dan membaringkan kucing perak di karpet lembut ruang tamu yang jadi tempat bermain anak anaknya. Cale mengambil potion tingkat tinggi yang ia simpan sebagai stok untuk situasi darurat, memindahkan itu ke sendok lalu membantu anak kucing meminum potion itu.

Cale juga meminumkan potion itu pada kucing yang satunya dan tak berselang lama akhirnya kucing perak pun membuka matanya secara perlahan.

"Noona!" Kucing merah berseru, lupa bahwa dia tidak sendirian sekarang.

Kucing merah itu baru tersadar kala sang Noona berdesis kearah pria yang menolong mereka.

"Ah, anu Tuan, ini..." Anak kucing merah tergagap, takut manusia baik itu akan membuang mereka. Dia menutup matanya sebagai aksi antisipasi dan kewaspadaan.

"Astaga!" Anak kucing merah itu terkejut kala melihat Cale sumringah, manusia ini tidak terlihat jijik atau apapun, matanya justru memancarkan sinar kebahagiaan yang terang.

"Kalian dari ras kucing! Astaga ras kucing! Akhirnya aku menemukan ras kucing! Wooohooo!!!" Kedua anak kucing memiringkan kepala mereka, heran dengan tingkah manusia yang jarang mereka temui.

Cale menyadari ekspresi bingung kedua kucing itu, dia bangkit untuk membawa anak anaknya mendekat, Cale membaringkan satu persatu anaknya yang tertidur diatas karpet, hendak menunjukkan bahwa anak anaknya berasal dari ras yang sama dengan kedua anak kucing itu.

"Ah jangan takut... Kamu lihat, anak anakku juga kucing sama seperti kalian" Cale menjatuhkan bom yang cukup besar, kedua anak kucing tercengang.

Tapi hal itu tak berlangsung lama, anak kucing merah berubah ke wujud manusia nya lalu mendekati bayi bayi itu tanpa menyentuhnya karena dia tau dia kotor. Anak kucing merah itu tersentak karena apa yang dikatakan pria merah itu benar, feromon khas suku kucing menguar keluar dari tubuh ketiga bayi itu, dia pasti tidak menyadari hal ini karena terlalu panik tadi.

"Mereka benar tercium seperti ras kucing, tapi kenapa kamu berbeda?" Anak kucing merah beralih ke ayah dari bayi bayi itu.

"Karena aku manusia biasa" Cale menjawab dengan sabar.

"Kenapa kamu bisa mendapat mereka?" Kali ini kucing perak yang bertanya.

"Aku menemukan mereka di gudang tempat aku tinggal, aku kira mereka hanya bayi kucing biasa sebelum berubah menjadi manusia" Lagi lagi Cale menjawabnya dengan lembut.

"Kamu... Tidak keberatan merawat mereka? Mereka bahkan bukan anak kandungmu" Kedua kucing berbicara bersamaan, selama ini keberadaan mereka selalu dianggap beban, sampah, polusi, aib dan lain sebagainya oleh manusia lain. Kenapa pria ini dengan tulus mengangkat tiga anak kucing sebagai anaknya? Apakah pria ini tolol?.

"Mereka mungkin tidak berbagi darah denganku tetapi aku sudah memantapkan diri untuk jadi orangtua bagi mereka bertiga sejak satu detik setelah aku menemukan ketiganya" Kedua kucing terkesima dengan kebaikan Cale, keduanya mendengkur lembut kearah Cale yang sibuk mencatat perilaku mereka.

"Ah ya ngomong ngomong siapa nama kalian nak?" Cale akhirnya bertanya nama mereka setelah setengah jam mereka bersama.

"Aku Hong dan ini Noona ku, Ohn" Hong si kucing merah memperkenalkan diri sebagai adik dengan kakaknya, Ohn yang berambut perak.

Cale tersenyum lembut, firasatnya mengatakan bahwa rumahnya akan lebih ramai dari hari hari sebelumnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro