Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6. They just run away

Ketika Cale menelpon, penyihir yang bertugas menerima panggilan melompat kala rambut merah Cale muncul dipermukaan bola komunikasi. Cale benar benar tidak mood saat ini hingga ia sama sekali tak perduli dengan sopan santun sialan, tunggu... Sejak kapan sampah ini perduli? Cale senang Setidaknya image sampah dapat membantunya pada saat saat krusial seperti ini.

"Tu-tuan muda! A-apa yang bisa saya bantu?"

Penyihir yang baru saja direkrut dua bulan lalu itu belum pernah bertemu dengan Cale, selama ini ia memaksa diri untuk percaya bahwa Cale takkan pernah menelpon. Dugaannya sebenarnya tepat, Cale tidak punya waktu dan tidak sudi menelpon kediaman yang bahkan tidak menjenguknya saat ia membutuhkannya, tapi dia benar benar harus membuat Basen pulang sekarang.

"Cih, menyebalkan" Cale berdecih kala melihat tangan penyihir itu gemetar hebat.

"Hiiick" Suara decihan Cale semakin kuat, Ya tuhan, moodnya benar benar hancur sekarang.

"Dasar teri tidak berguna! Lakukan saja tugas sialanmu dan panggilkan Count atau Countess sekarang!" Cale meninggikan suaranya dengan sungguh sungguh setelah sekian bulan ia tidak melakukannya. Penyihir itu lantas berlari terbirit birit mendengar nada tinggi Cale yang terkenal diantara masyarakat sekitar.

Selagi menunggu, Cale memikirkan apa yang sudah terjadi dan memprediksi apa yang mungkin akan terjadi nanti. Mulai sekarang kehidupannya takkan sama lagi, Basen akan memberitahu orangtuanya cepat atau lambat. Cale berpikir dia mungkin butuh bantuan Choi han untuk keluar dari sini terlebih dahulu lalu pindah ke wilayah lain sebelum ayahnya menemukannya atau mungkin dia tidak perduli? Lagipula Cale adalah beban keluarga.

'Hanya saja itu butuh persiapan yang matang' Cale yakin Choi han akan menolongnya karena enggan memiliki hutang dengan sampah. Jika rencananya berhasil, hubungan antara pria rambut hitam dan merah akan berakhir sesuai keinginannya. Cale sudah lelah dengan semua omong kosong yang terjadi dalam hidupnya ini.

'Ini sebenarnya kesempatan bukan? Ditambah tidak akan ada yang perduli dengan ketidakhadiran hama mengganggu yang tidak bisa melakukan apapun selain menyampah setiap hari' Hatinya pahit namun anehnya Cale merasa senang.

'Anak anakku juga butuh lingkungan yang mendukung perkembangan mereka' Dengan alasan terakhir, Cale akhirnya dengan serius membulatkan tekadnya untuk keluar dari Mansion. Cale Henituse akan segera mati dimata semua orang, Dia akan memulai hidup baru yang tenang sambil membesarkan ketiga anaknya yang manis.

Cale tidak perlu khawatir dengan uang untuk sementara waktu karena seluruh uang saku yang ia terima selama ini hanya ia gunakan setengah untuk menyempurnakan image nya sebagai sampah, sisanya ia tabung dan kini sudah terkumpul sangat banyak. Jika Cale mencoba hidup sederhana seperti rakyat pada umumnya, maka uang sakunya lebih dari cukup untuk memenuhi mereka berempat hingga ketiga anaknya berusia 15 tahun.

Cale sudah mulai berangan angan menjadi seorang florist, merawat bunga seperti yang ibunya sukai. Bagus, Cale rasa sudah cukup dengan itu, florist bukanlah pekerjaan yang buruk.

Creak...

Atensi Cale kembali fokus pada bola komunikasi setelah mendengar derit pintu terbuka. Memejamkan mata, Cale mencoba untuk menahan segala emosi yang ia rasakan, termasuk rasa sedih dan rindu sialan yang ia tau bahwa ayahnya tidak akan pernah merasakan hal yang sama seperti dirinya.

Tatapan Cale mendingin, wajahnya juga kembali ke setingan sampah, datar sedatar datarnya. Ingat, bersikap dingin adalah tamengnya yang paling mutakhir saat dia panik atau menahan perasaannya sendiri. Ini menyedihkan, padahal Cale hanyalah seorang remaja yang masih butuh bimbingan dari orang yang lebih tua, namun malah ia yang jadi orangtua. Maka dari itu Cale berjanji akan mencintai semua anaknya dengan kasih sayang yang setara dan berharga.

Tak lama kemudian muncullah sosok Violan bersama pelayan pribadinya yang otomatis berdiri disamping Violan saat wanita itu duduk menghadap bola komunikasi. Violan tetap mempertahankan mimik datarnya, begitu pula Cale yang menatapnya datar tanpa ekspresi.

"Cale" Violan memanggil Cale, sudah lama sejak ia melakukan itu, mungkin sekitar tiga tahun lalu ketika anak sulungnya itu menonjok wajah pamannya sendiri.

"Apa ada sesuatu yang kamu butuhkan?" Lanjutnya saat Cale tidak menunjukkan tanda tanda akan membalas sapaannya seperti biasa.

"Ya, kirim siapa saja untuk menjemput Basen, anak itu datang kemari tanpa pemberitahuan lalu berteriak bagai orang sawan, mengganggu saja" Cale berdecih sekali lagi, memasang wajah paling menyebalkan yang ia bisa.

Kening Violan berkerut, sejak kapan putranya menyelinap keluar? Dan dia mengganggu Cale?.

'Pasti ada sesuatu, Basen bukan anak yang meninggikan suaranya tanpa alasan yang jelas' Violan diam diam mencatat diotaknya bahwa ia harus mencari tau tentang apapun yang terjadi Di Mansion indah itu.

'Ini mungkin kesempatan untuk mengunjungi Cale' Pikirnya tenang, mereka belum bertukar pandang sejak enam bulan lalu.

"Baik, aku akan datang sendiri-"

"Tidak! Kirim saja yang lain dan lakukan dalam 15 menit atau aku sendiri yang akan menendang pantatnya keluar" Cale menghindari tatapan menyidik Violan dengan menatap langit langit Mansionnya yang cukup mewah.

'Hampir... Aku tidak bisa menghentikan wanita itu jika ia sudah penasaran' Violan adalah wanita yang tak kalah tangguh dari ibunya sehingga Cale akan kesulitan jika ibu tirinya itu mulai melakukan inspeksi dadakan di Mansionnya. Cale tidak bisa mengambil resiko tinggi rahasia tentang keberadaan anak anaknya ketahuan.

"...Baik... Kalau begitu akan kukirim Hilsman sebagai gantinya" Cale mendengus, yang dikirim Nyonya rumah langsung kapten kesatria, Ada Ada saja.

"Terserah saja" Jawabnya datar.

"Baik, apa ada hal lain Cale?" Violan dapat melihat betapa kosongnya ekspresi Cale selama mereka bercakap cakap.

"Tidak" Lagi lagi nadanya datar.

"Kalau begitu sampai jumpa" Violan tidak keras kepala, wanita itu langsung mengucapkan salam perpisahan.

"Ya" Dan Cale senang setidaknya dia tidak perlu menjelaskan apapun jika Violan yang menangani. Cale tidak bisa membayangkan kalau ayahnya lah yang muncul tadi.

'Haha dia mungkin panik sendiri dan ingin segera mengakhiri percakapan yang ada' Tatapan yang tadinya dingin berubah menjadi sendu sesaat sebelum kembali menjadi dingin.

Cale menampar kedua pipinya lalu mulai melangkah menuju adiknya untuk memberitahunya bahwa Hilsman akan datang menjemputnya. Langkah Cale terhenti kala sudut matanya menangkap Basen tengah menggendong Aron yang bermain dengan rambut coklatnya, putra tengahnya mungkin penasaran karena tidak ada yang punya rambut coklat di Mansion selain Kai, anjing mereka.

"Hyung"

Saat Basen mengatakan itu, seluruh atensi dalam ruangan berpindah padanya. Ada Choi han, Rosalyn, Lock,  Hans dan ketiga bayinya, mereka semua sama sama fokus menatapnya meski dengan pandangan yang berbeda. Cale merasa pusing hanya dengan melihat tatapan mereka, dia yang tidak pernah diberikan atensi selain rasa takut atau jijik menjadi gelagapan.

Athalia sangat mengerti perasaan ayahnya, maka dari itu ia segera melakukan tindakan penyelamatan untuk ayah mudanya yang beruntungnya peka.

'Lagipula popok ku memang penuh sejak tadi, jadi ini tidak masalah bukan?' Tanya nya pada dirinya sendiri. Atha mengangkat kedua tangannya yang gemuk lalu menyiapkan ekspresi menangis dan mulailah aksinya untuk mendapat perhatian sang ayah.

"Uweee umhh paaaa"

Insting ayah Cale langsung mengambil alih, ia melewati Basen lalu menggendong putrinya yang merengek sementara Atha menyeringai puas dalam batin kala tangan hangat Cale merengkuh tubuh gempalnya ke pelukannya yang nyaman.

"Maaf sayang, ayah lupa ganti popok kamu, pasti gak nyaman ya" Cale berusaha mati matian untuk tetap tenang dengan semua tatapan masih tertuju padanya.

Yang tidak ia sadari, Basen menatapnya sendu, Hans dengan tatapan terkejut, sementara Choi han dan teman temannya menatapnya lembut penuh pengertian. Mereka mengubah perspektif mereka tentang Cale, meski Choi han agak sulit melupakan kesalahan Cale dimasa lalu, yah Setidaknya Choi han takkan menyerangnya lagi dimasa depan.

"Aiden juga ya, tunggu bentar yaa" Cale dengan cepat meraih popok beserta celana anak anaknya sebelum membawa Athalia ke kamar mandi untuk mengganti popoknya sementara Aiden tetap diam, memilih mengalah dengan patuh.

Suasana kembali hening, tidak ada yang berani memulai percakapan sebelum Basen berbicara.

"Hans" Panggilnya dingin, Basen sudah cukup menangis seperti saat dibully sepupunya tadi, Kali ini dia yang akan melindungi Cale, bukan sebaliknya.

"Ya Tuan" Hans menjawab dengan pasti, pria muda ini sudah memutuskan akan mendengarkan Basen untuk kali ini dibanding Count yang ia layani.

"Semua yang terjadi hari ini, hanya ada ditempat ini" Hans mengangguk mantap, diam diam berjanji takkan membiarkan informasi ini bocor.

"Tentu saja, Tuan muda Basen" Tatapan Basen beralih kearah Choi han dan teman temannya.

"Choi han-nim, maafkan aku tapi anda dan rekan rekan anda juga termasuk, aku mohon jangan sampai masalah ini terdengar diluar Mansion ini" Choi han hanya mengangguk tanpa mengucapkan apapun namun Basen sudah puas hanya dengan itu, Choi han bukan tipikal orang yang menyebarkan masalah orang lain.

Rosalyn diam membisu, begitu juga Lock. Suasana mencekik ini benar benar sangat tidak nyaman. Mereka tetap seperti itu hingga akhirnya Cale keluar dari kamar mandi. Ayah muda itu meletakkan putrinya lalu mengangkat putra sulungnya tanpa mengatakan apa apa.

Udara semakin memberat dari waktu ke waktu, kekakuan canggung membakar tenggorokan mereka semua. Tidak ada yang ingin membuka pembicaraan sama sekali sehingga mereka tetap terdiam hingga Cale selesai mengganti popok kedua anaknya.

"Basen, Countess-nim meminta Hilsman untuk menjemputmu, beristirahatlah dikamarmu sampai dia tiba, jangan coba coba memasuki kamarku lagi atau aku akan benar benar menendang pantat sintingmu keluar" Basen diam namun kepalanya mengangguk, tidur sebentar tidak terdengar buruk untuk otaknya yang sudah bekerja terlalu keras.

Ketika Basen hendak meninggalkan kamar Cale, pupilnya membelalak kala salah satu tangan Cale mengusap kepalanya lembut seperti saat mereka kecil dulu. Basen menangis dalam diam sambil melangkah pergi sementara Cale berpura pura tidak melihat itu datang dari adiknya yang kaku.

"Hei-" Choi han hendak berkata namun Cale memutusnya.

"Apa kalian tidak punya hal lain untuk dilakukan? Kalian sudah aku maafkan untuk hal masuk kedalam rumah orang lain tanpa izin, tapi aku tidak bisa mentolenransi hal hal lain setelah ini" Melihat tiga orang itu tetap diam, Cale melanjutkan ucapannya.

"Aku beri waktu satu minggu untuk memulihkan diri atau lakukan apapun yang kau mau asal tidak mengganggu" Cale sudah membulatkan tekadnya akan sesuatu, Rosalyn melihat tekad itu dalam matanya sehingga ia pun bertanya untuk berjaga jaga.

"Tuan muda Cale, kenapa anda mau merepotkan diri dengan mengurus kami?" Rosalyn meringis melihat kerutan dalam kening mulus Cale, ia takut pertanyaannya salah sasaran.

"Siapa bilang aku merepotkan diri? Anggap saja ini bayaran atas perkataan tololku pada salah satu temanmu dimasa lalu dan bantuan kalian tujuh hari kedepan" Kini alis Rosalyn yang berkerut, dia sama sekali tidak bisa memahami Tuan muda satu ini.

"Bantuan? Apa yang kamu maksud bantuan itu?" Kali ini Lock yang bertanya karena penasaran.

"Bantu aku untuk melarikan diri dari sini"

Nah yang ini adalah contoh sempurna dari bom nuklir yang diluncurkan tanpa aba aba akhirnya membawa malapetaka. Rosalyn termenung, begitu juga Lock, sementara duo nama awal C sama sama celingak celinguk bagai orang tolol yang bertanya tanya apa ada hal yang tidak benar dengan dua orang waras yang membeku bersamaan.

......................................................................

Ketiga orang itu benar benar melakukannya. Rosalyn berusaha keras memulihkan mana nya yang sisa sedikit, Lock mulai berlatih ringan untuk menjaga kelenturan ototnya yang sempat menghilang karena mengamuk, Choi han juga tidak berhenti berlatih untuk lebih mengasah kemampuan berpedangnya lagi.

Sementara itu Cale? Meski pekerjaan rumahnya bertambah sedikit, dia tetap menjalani hari harinya yang biasa. Hanya saja ia mulai mengepaki barang barang yang menurutnya penting didalam tas spasial dan memasukkan seluruh uangnya dalam tas spasial lainnya. Secara perlahan Cale bersiap untuk meninggalkan rumahnya sendiri, hah menyedihkan sekali nasibnya.

Cale juga tidak berniat meninggalkan Kai, anjing kesayangannya yang sudah akrab dengan para tamunya setelah mengendus mereka sekali. Kai memang anjing yang ramah. Lima hari sudah berlalu, hubungan antara Cale dan Choi han berkembang dalam batas yang menggembirakan.

Mereka pindah dari memanggil satu sama lain dengan 'kau' menjadi nama, sungguh progress yang signifikan bukan? Choi han juga menurunkan kewaspadaannya disekitar Cale, dia lebih seperti remaja bersantai dibanding pahlawan yang menanggung beban berat.

Keadaan mental Lock membaik, meski anak serigala itu masih mengalami mimpi buruk, Lock sudah membuktikan bahwa ia bisa mengendalikan emosinya hingga tingkat tertentu.

Rosalyn juga sudah memulihkan mana nya pada taraf yang cukup untuk membawa mereka semua teleportasi ke kota sebelah. Yah meski tidak terlalu jauh, setidaknya mereka bisa menyamar sambil melarikan diri dengan nyaman. Cale mengatakan bahwa ia mengincar tempat yang agak jauh, ditambah Cale mengatakan bahwa ia takkan melibatkan mereka lebih dari ini. Entah kenapa Choi han terlihat seperti Kai yang sedih mendengar ucapan terakhir Cale.

'Seperti mereka berteman sejak lama atau semacamnya' Rosalyn berpikir Choi han mungkin sudah melupakan fakta bahwa ia sudah merubah wajah Tuan muda menjadi ungu beberapa bulan lalu.

Keseharian mereka membawa mereka kepada hubungan yang unik, setidaknya Cale tidak membenci senyum misterius Rosalyn, suara gugup Lock atau betapa berisiknya Choi han dengan pedang besarnya ditempat latihan. Diam diam Cale menikmati keseharian yang ramai meski dia tidak mungkin mengakuinya.

Cale juga harus berterimakasih pada Basen dan Hans yang tidak membocorkan apapun ke kediaman utama. Mereka dapat hidup damai tanpa gangguan sampai akhirnya persiapan akan rencana melarikan diri mencapai angka 100%.

Dan akhirnya dua hari lainnya berlalu.

Disinilah Cale, mendorong stroller bermuatan tiga yang ia beli bersama Rosalyn dan Lock setelah ia meminta pengaktifan sihir tembus pandang dan penyamaran pada mage cantik itu untuk keluar Mansion menuju kota.

Mereka berbelanja banyak hal, Rosalyn membelikan beberapa stel pakaian untuk ketiga anak Cale sementara Lock membeli kalung dan mainan untuk Kai sebagai tanda persahabatan. Cale juga mengisi ulang kulkas mereka yang kosong karena perut besar Choi han dan Lock sekaligus berbelanja pakaian untuk dirinya sendiri karena ukurannya bertambah.

Hari itu Rosalyn mempelajari bahwa Tuan muda sampah yang dihindari bagai wabah ternyata memiliki tubuh kurus yang tak sesuai dengan usia nya, kantung mata menghitam diwajahnya adalah bukti bahwa Cale adalah mantan pecandu alkohol yang baru berhenti dari meminumnya. Sikapnya bukanlah benteng terkuat, melainkan perisai yang menutupi segala kekurangan menyedihkan yang pemuda itu sembunyikan.

Lock bahkan harus berpura pura tidak tau ketika Cale menjadi waspada dengan hal hal kecil seakan dia harus bersiap sebelum menampilkan akting sampah terbaiknya. Sebagai penyihir, Rosalyn tidak keberatan memulai hubungan pertemanan dengan remaja unik ini, lagipula dia bukanlah macan gunung atau semacamnya. Cale masih dalam taraf wajar jika kita membandingkannya dengan Choi han.

Cukup dengan itu, kini Rosalyn terlihat sangat fokus merapalkan mantra panjang untuk mereka berteleportasi. Posisi mereka ada dirumah kaca karena permintaan seseorang yang tengah mendongakkan wajahnya menatap langit yang biasa ia lihat bersama ibunya ketika ia masih kecil.

'Ibu... Aku pergi dulu, aku berjanji akan mengunjungimu lain kali' Seakan menjawab, angin hangat menerpa membuyarkan ikatan longgar yang Cale kenakan sehingga rambut merahnya berkibar indah dibawah sinar mentari.

Lock memandangi rambut merah itu dengan tatapan kagum, begitu juga anak anak Cale yang berbaring di dalam stroller. Sorot mata Athalia menyendu, ia tau bagaimana sulitnya meninggalkan kenangan dan maju ke kehidupan yang baru, meskipun hidupnya sebagai Rok-Soo tidak mengesankan, tetapi Atha tetap sedih memikirkan itu.

Beberapa menit setelah itu, secercah cahaya merah menutupi mereka semua. Cale mendengus puas karena perjalanannya nyaman tanpa hambatan atau rasa tak enak, Rosalyn memang mage yang lihai.

Cale menutup kedua matanya, pikirannya secara otomatis memutar kembali seluruh peristiwa yang sudah ia lalui seumur hidupnya. Suara tawa renyah ibunya, elusan menenangkan ala ayahnya, pujian dari Ron dan pelayan lainnya, angin lembut rumah kaca yang membawa harum bunga bunga, tart keju gosong produk gagalnya saat lima tahun, liburan keluarga ke wilayah Ubarr dan akhirnya... Kematian ibundanya.

Bibir Cale mengatup kencang, tanpa sadar pemuda itu menggigit lidahnya kuat kuat hingga anyirnya darah menghalangi indra perasa nya. Cale berusaha keras untuk menahan air mata yang akan jatuh jika Lock tidak menggandeng tangannya, menyalurkan kehangatan yang sudah lama tidak ia rasakan.

Ketika ia membuka matanya, Cale melihat kumpulan pohon dengan tenda besar ditengah tengah. Dahinya mengernyit saat tangan kasar Lock yang ia dapatkan usai berlatih mati matian menggenggam tangannya seakan akan menghiburnya.

Cale menutup mulutnya, semua orang mengikutinya. Choi han dan Rosalyn untuk kesekian kalinya berpura pura seakan tidak melihat ayah muda itu meremas pelan tangan Lock dan menolak melepaskannya.

Semua orang disini mengerti kesulitan yang dirasakan Cale dan Cale senang dia tidak perlu memaksakan diri untuk mengatakan hal hal payah guna menutupi perasaannya yang asli.

"Jadi... Dimana kita?" Cale bertanya dengan nada datar, Rosalyn tersenyum dan hendak menjawab sebelum suara seseorang mengambil bagiannya.

"Selamat datang Tuan muda, kita berada didekat wilayah Tolz"

Cale membeku, dengan kaku menggerakkan lehernya ke sumber suara.

"..."

Lidahnya kelu melihat sosok pria tua dengan setelan tuxedo tengah membawa nampan berisi teh hangat. Pria itu datang dengan senyuman yang takkan bisa ia lupakan.

"Saya sudah menunggu kedatangan anda sejak tadi, sudah lama tidak bertemu, Tuan muda Cale"

Bagus... Harusnya ia tidak langsung melepaskan kewaspadaannya dengan senyum misterius Rosalyn yang lebih misterius dari biasanya semalam.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro