4. The drama's opening
Lima menit berlalu sejak Cale meninggalkan mereka dan Athalia masih saja memandang takut kearah Choi han tanpa bergerak namun tingkahnya justru terlihat menggemaskan dimata sang pendekar pedang. Sementara itu disisi lain Aron dan Aiden sudah berteman baik dengan anak serigala.
Ketiganya terlihat bersenang senang dengan Aron berada diatas kepala Lock, bermain dengan rambut yang lebih tua dan Aiden yang bermain dengan jari tangan Lock. Choi han tersenyum lembut kala pandangannya menangkap senyum hangat Lock dan tawa bahagia dari dua bayi yang bermain dengannya.
Pandangan Choi han kembali terfokus pada Athalia, pria yang digadang gadang menjadi pahlawan negeri itu merasa heran dengan tingkah Atha yang berbeda dari kedua saudaranya. Aiden adalah bayi hiperaktif yang akan menangis saat bosan sedangkan Aron adalah bayi kelebihan energi yang lebih kalem dari kakaknya, mereka terlihat normal layaknya bayi seusia mereka.
Lain dengan Atha, bayi berjenis kelamin perempuan itu terlihat seperti dia menahan sesuatu dan takut untuk mengungkapkannya.
'Apa dia menahan buang air?' dan beginilah adanya pemikiran dari pahlawan kita. Wajahnya menjadi sedih saat dia menatap wajah Atha yang terlihat kesulitan. Namun sayangnya tatapan lembut penuh empati darinya justru semakin menakuti Athalia.
'Apa bajingan ini akan membunuh kami karena kami membuat pasien bergerak banyak?' yap datanglah pemikiran dari mantan jenius strategi tercinta kita.
Dengan begitu secara tidak sadar keduanya berhasil menciptakan kesalahpahaman konyol berkelanjutan.
Dua menit berjalan, Lock masih bersenang senang dengan dua kembarannya yang lain sementara Athalia sudah menyerah dan memilih memunggungi Choi han yang masih saja kebingungan mencari cara untuk bermain dengan gadis kecil pemalas itu.
Setelah menit lainnya terlewat, akhirnya Lock menyadari aura ketidaknyamanan dari Athalia, gadis kecil itu berusaha mengalihkan pandangan dari Choi han dengan memunggunginya dan menutup mata erat erat. Aron khawatir, si tengah bergerak turun dari kepala serigala remaja, merangkak terseok menuju bungsu lalu tangannya meraih rambut Athalia dan mengelusnya.
Aiden juga menyadari kegelisahan sang adik, kucing sulung pun akhirnya ikut beranjak dari lengan Lock, bergerak cepat menuju kedua adiknya dan ikut menduselkan wajahnya pada wajah si bungsu yang tidak menolak perlakuan kedua kakaknya.
Lock tidak bisa menahan rintihan gemas dari mulutnya, begitu juga Choi han. Remaja bukan remaja itu menutup mulutnya, mencoba menutup suaranya agar tidak mengganggu ketentraman ketiga bayi yang sedang melakukan cuddling.
Berkat sesi cuddle tadi perasaan Atha cukup membaik. Dia malu mengaku, tetapi dalam hatinya Atha selalu setuju kalau elusan dari tiga orang tersayangnya (include Cale) dapat membuat emosinya terkendali dan relax.
"Benar juga! Hyung! Kenapa kamu tidak mencoba mengajak Nona muda keluar? Kalau tidak salah, ada taman kaca disini bukan? Cobalah bermain dengannya sementara aku akan menjaga dua lainnya" Lock mengusulkan ide cemerlangnya yang terdengar horror ditelinga Atha.
'Hah! Berjalan jalan dengan pemukul Cale? Apa kamu kehilangan akal!' Atha memelototi Lock, yang hanya dibalas kedipan gemas dari serigala muda itu.
Malu malu Choi han mengangguk, tangan kekarnya mengangkat tubuh gempal sang bayi, terkejut betapa ringannya mereka. Ingatkan Choi han untuk belajar bahwa berat badan Atha termasuk sehat bahkan lebih dari cukup untuk bayi seusianya dalam dunia parenting. Cale sudah memperhitungkan segalanya Demi menjaga kesehatan ketiga anaknya agar tetap dalam keadaan prima.
"Hic hic uuugh huaaa" Yes! Saatnya mengeluarkan senjata terbaiknya saat ini! Menangislah yang kencang! Athalia!.
Seketika Choi han panik. Nah tololnya, bukannya ditenangin malah diayun ayunin diputer puter tu bayi udah kayak Oreo aja. Ya bukannya berhenti malah makin kenceng suaranya, Atha menangis histeris, merasa pusing karena tindakan goblok Choi han.
"Hyung! Berhenti! Dia akan pingsan!" Lock berseru panik, Aiden hendak bergerak meraih Choi han diikuti Aron. Lock berusaha keras menggagalkan niat keduanya, mereka semua menyebabkan kekacauan dengan kamar yang dipinjamkan Cale itu.
Tiga menit kemudian akhirnya semua kembali tenang, meski Atha berakhir meringkuk dipelukan Lock karena takut,disekelilingnya duduklah dua kakak kembarnya yang mencoba menghiburnya dengan tidak melakukan apapun yang mengganggu.
Choi han menunduk, jika dia anjing telinganya pasti sudah turun sejak tadi. Ah bicara tentang anjing, Kai si Golden retriever menjadi terlalu takut dengan Choi han sehingga anjing ramah itu bersembunyi di rumah kaca.
Aura penuh darah yang dibawa Choi han memang terlalu besar untuk disembunyikan. Lagipula pemuda itu bukanlah assassin yang bisa menyembunyikan irama langkah maupun nafsu membunuh mereka sehingga jejak mereka tidak bisa dirasakan orang sembarang.
Sementara Lock terdiam dengan ekspresi canggung tertera jelas diwajahnya.
Lalu Disisi lain, Cale bersenandung senang memikirkan anak anaknya mendapat teman baru untuk menemani mereka sambil berkutat dengan kuali kecil berisi bubur setengah jadi dan daging sapi sisa sup kemarin.
........................................................................
Krieettt
Derit pintu kayu kereta kuda mewah itu terdengar nyaring saat seorang pria muda berpakaian pelayan berambut oranye kecoklatan membukanya secara anggun tanpa cela, mempersilahkan tuan mudanya yang berada didalam untuk turun.
Masih dengan wajah sumringah, Basen turun dari kereta kuda tanpa bantuan Hans, pelayannya. Terlihat keranjang anyaman berisi satu botol anggur terbaik beserta cangkirnya. Basen malu malu berharap sang kakak laki laki tidak mengusirnya kali ini.
Dengan pemikiran yang begitu polos, Basen pun melangkah riang masuk kedalam mansion yang paling kecil dari seluruh mansion yang dimiliki keluarga Henituse sekaligus yang paling horror diantara semua mansion yang Ada. Rosalyn mengikuti kedua pria didepannya dengan ekspresi aneh memenuhi wajahnya, Otaknya kacau.
Oh ayolah! Dia menjatuhkan dua temannya dirumah sampah! Bagaimana kalau mereka ditempari Batu? Bagaimana kalau mereka diusir dengan luka parah? Atau jika sampah itu mati ditangan Choi han! Dilihat dari kadar kebencian Choi han dengan Cale dan betapa lemahnya pria merah, maka tak menutup kemungkinan pria hitam itu akan membunuh sang pria merah.
Hans juga sama tegangnya, terakhir dia melihat sang tuan muda adalah Lima bulan lalu, saat sang tuan muda merah dihajar habis habisan oleh pria yang mengaku bernama Choi Han. Selama ini Hans hanya mengantarkan bahan makanan sampai gerbang saja, setelahnya Cale akan mengambilnya sendiri.
Benar benar tidak ada yang diizinkan memasuki mansion selain Ron, Beacrox dan ahli kebun. Pada awalnya Ron beserta Beacrox bertugas untuk memenuhi kebutuhan Cale setiap harinya. Hanya saja setelah peristiwa pemukulan terjadi, keduanya sama sama meninggalkan Cale tanpa aba aba atau pesan terakhir.
Sementara ahli kebun hanya didalam rumah kaca saja, pria ahli kebun itu tidak pernah masuk kedalam mansion, Dia hanya memberi kesaksian kalau tuan muda mereka masih hidup juga sehat pada Deruth setiap harinya. Tentu saja tidak ada yang tau kehidupan sebenarnya sang tuan muda didalam Sana selama ini.
Itu adalah permintaan dari tuan muda sendiri dengan alasan kekanakan lainnya yang membuat para pelayan muak dan akhirnya berhenti mengkhawatirkan makanan Cale hingga pada titik dimana Deruth terpaksa mengutus Hans untuk mengurus urusan makan juga semua kebutuhan Cale.
Pada awalnya Hans cukup terbebani dengan ini, hanya setelah beberapa bulan terlewati, Hans mengerti bahwa tuan muda Cale tidak semenyeramkan itu. Remaja itu condong tidak perduli selama Hans tidak melakukan apapun yang membuatnya kesal. Cale cenderung menghindar setiap kali Hans datang, lantas mengambil apa yang dia butuhkan saat Hans telah kembali ke bangunan utama.
Sulit membayangkan Cale ada didalam bersama orang yang memukulnya setengah mati. Hans takut reputasi sempurnanya sebagai pengganti Ron ternodai dimata Deruth jika dia gagal melindungi Cale. Merekapun berjalan masuk dengan tenang tanpa suara.
Lima menit kemudian akhirnya Basen menginjakkan kaki didalam mansion yang dijaga ketat oleh kakaknya tiga tahun belakangan. Sudut matanya berkeliling menyusuri setiap sudut mansion. Keningnya berkerut, tak menyangka ternyata tempat ini tidak semewah tempat lainnya. Meski ada banyak pajangan emas asli, tidak ada berlian atau marmer disini.
Basen pernah mendengar desas desus bahwa Countess sebelumnya tidak terlalu suka kemewahan, maka dari itu dia membangun mansion ini sebagai tempat untuk sejenak melarikan diri dari pekerjaannya sebagai pendamping pemimpin wilayah yang kaya.
'Meskipun begitu... Bukankah ini terlalu biasa saja? Apa Hyung baik baik saja disana' Basen bergumam dalam hatinya sendiri.
Hans juga Rosalyn melihat lihat pemandangan sekitar, Hans berkerut heran dengan tampilan mansion yang lebih bersih dari lima bulan lalu sementara Rosalyn mengagumi dalam hati tempat yang sederhana namun terkesan elegan ini.
Wajar saja, selama ini hampir seluruh bangsawan yang ia temui selalu identik dengan kerakusan atau ketakutan saat tidak semewah yang lain, maka dari itu Rosalyn kagum dengan prinsip keluarga Henituse yang tidak ingin mencolok. Wanita muda itu bahkan bersiul saat mereka melewati rumah kaca milik Countess terdahulu, Hans yang melihat itu langsung menjelaskan tempat kesukaan Cale itu seperti Tour Guide professional.
Lima menit lainnya berlalu, mereka bertiga akhirnya masuk kedalam inti mansion, lebih tepatnya ruang tamu lantai 1. Meski tidak terlalu mewah, mansion ini memiliki dua lantai dengan ruang tamu, dapur juga meja makan dibawah dan tiga kamar dilantai dua. Mereka bertiga masuk begitu saja tanpa memberi kabar pada putra sulung, ketakutan akan penolakan keras sang Hyung membuat kaki Basen lemas. Aneh, padahal dia begitu bersemangat tadi.
Rosalyn menutup mata, mencoba merasakan kehadiran dua rekannya namun gagal. Dia panik didalam tetapi akalnya menenangkannya, hal ini bisa saja terjadi saat Lock menjadi terlalu lemah dan Choi han tidak sadarkan diri. Tunggu! Kalau begitu keduanya sama sama tidak baik baik saja bukan!.
Drap... Drap... Drap...
Langkah kaki seseorang terdengar,
Hans segera berada dalam posisi waspada, begitu juga Rosalyn, sementara Basen memandang keduanya dengan pandangan aneh.
"Hei, Aku mendengar suara langkah kaki, apa kamu butuh sesuatu? Aku baru saja selesai memasa-"
Boombayah! Mampus ketemu awokawok.
Cale tertegun, untung saja dia berhasil menahan diri untuk tidak menjatuhkan mangkuk mengepul ditangannya ke lantai. Ketiga tamu tak punya undangan itu tercengang. Tatapan Cale menjadi dingin dengan cepat, tapi percayalah dia melakukan itu karena panik. Sejak sang ibunda berpulang, ekspresi dingin adalah perisai terbaik Cale saat dia merasa terancam atau tidak nyaman dengan sesuatu.
"Basen, apa yang ingin kamu lakukan disini?" Cale bertanya sebal, sesungguhnya tidak sengaja karena dia panik. Aura ruangan mendingin tiba tiba.
"A-ah Hyung, i-itu a-anu" Basen segera mengutuk lidahnya yang kelu begitu saja ketika menatap mata menusuk sang kakak.
"Hmm??" Cale berusaha tenang, tapi jantungnya ketakutan memikirkan nasib ketiga bayinya kalau dia ketahuan sekarang. 'Bagaimanapun aku harus mengusirnya keluar' tekad Cale membara dalam dada. Ya! Cale adalah ayah yang overprotective! Jangan ambil anaknya dari ayah garang!.
"Tuan muda" Hans menyela, mencoba mengalihkan pandangan intimidasi Cale dari Basen.
"Bahkan ada Hans disini, sebenarnya apa yang terjadi? Kalian sampai membawa wanita kemari" Ucap Cale saat dia melihat ada satu lagi orang yang masuk tanpa izin.
Benar juga, jika dipikirkan sekarang membuat Cale kesal. Bagaimana bisa mereka bertiga bisa masuk begitu saja tanpa izin darinya! Ya meskipun mereka meminta izinpun takkan dia izinkan sih. Kerutan Cale menajam seiring detak jantungnya semakin cepat. Sayangnya hal ini hanya membuat Basen salah paham.
Sebenarnya Cale tengah menilai wanita berambut merah yang berdiri disamping Hans. Pakaian wanita itu terlalu mahal untuk rakyat jelata namun tidak setara dengan pakaian bangsawan. 'Wanita ini pasti bukan orang sembarangan' Pikirnya cepat. Tak sampai tiga menit, Cale sudah mengerti tujuan apa yang membuat ketiganya masuk kedalam mansion yang konon horror ini.
'Dia pasti salah satu relasi Choi han' Yap! Benar....
"..." Hans terdiam, memalingkan wajah dari tatapan tajam sang tuan muda. Diamnya Hans semakin meyakinkan Cale dengan teorinya.
'Ah yasudahlah, buat saja mereka menunggu, biarkan mereka berbicara dengan Lock lalu usir mereka semua keluar' Rancangnya cepat cepat.
"Haaah terserah saja, duduk diam dan jadilah anak baik selagi aku memanggil orang yang kalian cari" Cale menghela nafas pendek, lebih seperti mendengus lalu naik keatas seakan ketiga orang tersebut tidak ada sejak awal.
'Mengapa harus kemari sih? Kan bisa saja hubungi aku dulu lewat bola komunikasi, dasar bajingan bajingan sialan' Cale misuh misuh dalam hati, dia bertekad tidak ingin berkata kasar lagi, Cale tidak mau anak anaknya mewarisi sifatnya yang satu ini.
Saat sampai didepan pintu kamar Lock, Cale merilekskan kontur wajahnya juga tubuhnya, lalu memasang senyum merekah baru membuka pintu lantas masuk kedalamnya.
Blam!
Cale menutupnya kembali, terkejut dengan kepala Choi han yang muncul tepat dibalik pintu. Choi han membuka pintunya lagi lalu pergi melewati Cale yang sibuk mengatur nafasnya.
"Hei" Cale reflek memanggil.
"Apa?" Jawab Choi han seraya menuruni tangga.
"Tidak jadi, kurasa kamu sudah tau siapa yang datang" Choi han mengangguk meski Cale tidak bisa melihatnya.
Cale terkekeh kala melihat ketiga harta kesayangannya tertidur pulas dipelukan Lock. Senyumnya semakin merekah karena Lock tidak melepaskan mereka meski dia tau tangannya akan pegal.
"Hyung, ini..." Lock gelagapan, takut Cale marah karena dia membuat mereka kelelahan bermain.
"Maaf, mereka pasti kegirangan saat bermain bersamamu, kamu kakak yang baik Lock, terimakasih" Cale segera menaruh bubur yang masih mengepul, menepuk kepala Lock lembut lalu memindahkan ketiga bayinya ke sisi kasur yang kosong.
"Lock, ini masih panas jadi aku ingin menyuapimu, mendekatlah sedikit" Ucap Cale dengan tangan memegang mangkuk bubur.
"Eh tidak perlu! Hyung pasti lelah memasak, aku tidak mau merepotkanmu lebih jauh lagi!" Lock menyilangkan kedua tangannya membentuk penolakan dasar.
"Hei apa apaan itu, anggap saja ini sebagai pelayanan terakhirku sebelum kamu dibawa pulang" Cale berkata riang, cukup senang Lock akan ditangani yang lebih ahli darinya namun sedih karena Cale tidak sempat bertanya tentang fase mengamuk.
"Eh?" Bingung, Lock menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Sepertinya kamu dan bajingan rambut hitam itu dijemput salah satu teman kalian, makanya makanlah yang baik lalu sambut temanmu dengan senyum cerah ok?" Lock membuka mulutnya kala sendok kayu disodorkan padanya lalu mengangguk menanggapi omongan Cale.
Pupil hijau toska miliknya membesar saat bubur lezat bergizi itu melewati kerongkongannya. Lock makan lahap hingga habis tak bersisa, membuat Cale memujinya dengan menepuk pelan kepalanya yang lembut.
"Bagus, kurasa cukup sampai sini, aku yakin anak anakku akan segera bangun karena sekarang bukan jadwal mereka untuk tidur" Cale bangkit lalu menggendong putri bungsunya yang terlelap, bayi cantik itu menggeliat nyaman lalu bersender saat merasakan hangat dari tangan besar sang ayah.
"Lock, aku akan membawa ketiganya satu persatu kembali ke kamarku, kamu tunggu saja disini, aku yakin Hyung mu akan kembali membawamu pergi, aku tidak akan mengganggu waktu kalian, lagipula aku yakin baik Basen, Hans maupun temanmu pasti enggan melihat wajah seorang sampah" Cale berkata ringan seakan memang itu yang satu dunia pikirkan tentangnya.
Terlalu ringan hingga membuat hati Basen menjerit mendengarnya. Selama ini apakah itu yang ada dipikiran Hyung-nya? Orang muak melihat wajahnya? What a bullshit is that! Wtf! Cale Hyung-nya adalah pria paling mempesona yang pernah ia lihat seumur hidupnya! Keanggunan hakiki yang diwarisi lewat sang ibunda mengalir deras dalam nadi putra semata wayangnya.
"Hyung..." Gumam Lock juga Basen tanpa sengaja.
"Baik, aku akan mengambil dua lainnya setelah aku menidurkan Atha" Basen seketika membeku, kakinya tiba tiba tidak bisa bergerak.
"Siap hyung! Dan terimakasih atas segalanya! Kebaikan ini, tidak akan aku lupakan!" Basen mendengar sang Hyung tertawa lembut, lantas derap langkah terdengar jelas setelah suara anak itu menghilang.
'Astaga kenapa kedua kaki ku tidak bisa bergerak! Aku harus pergi sekarang!' Basen membeku, terlalu gugup bahkan untuk menggerakkan tangan.
Dan... Krieek...
Dua kepala merah yang mengantuk muncul, kemunculan keduanya menimbulkan reaksi berlebihan dari sang remaja hingga pingsan seketika.
"Basen! Hei Basen! BASEN!" Entah apa yang terjadi namun sepertinya perjalanan kita sangat panjang haha...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro