Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

3. Whatever

Tiga puluh menit kemudian keadaan Mansion tetap sepi namun kali ini terasa lebih nyaman dan tentram. Sang pendekar pedang telah menyelesaikan makanannya dan mandi sementara Cale dan anak anaknya juga sudah terbangun dari indahnya mimpi mimpi.

Untuk Lock, anak itu dipindahkan disalah satu kamar ternyaman selain kamar pemilik mansion dan kini Cale juga pria lainnya datang menemui sang anak serigala yang terlihat lebih baik dari sebelumnya. Mode mengamuknya sukses dan Cale ingin menginterogasinya tentang hal hal yang berkaitan dengan fase mengamuk.

Choi han mau tidak mau terus menerus dikejutkan oleh bangsawan yang lebih muda itu setiap saat. Dimulai dari memberinya potion, membiarkannya memakai ruang bawah tanah, memasakkannya makanan sampai sekarang yakni merawat anak serigala yang sudah ia anggap adik. Pertanyaan demi pertanyaan terus meluncur dari pikirannya tapi Choi han tidak bisa mengungkapkannya begitu saja.

Padahal sesungguhnya Cale selalu seperti ini. Dia bukanlah sampah, Cale yang sebenarnya adalah anak yang manis dan lembut. Pilihannya menjadi sampah telah menutup kepribadiannya perlahan lahan namun sekarang tidak lagi. Tidak akan ada orang yang akan menyadari apapun yang dia lakukan disini.

Choi han melirik sang pemuda merah,  terlihat beberapa bekas luka sayatan tipis disepanjang lengan bahkan lehernya. Tatapan Choi han merenung, bingung dengan apa yang terjadi dengan bom kejutan berjalan yang duduk didepannya itu sampai dia mendapat luka seperti ini.

Mau bagaimanapun Cale masih anak sulung keluarga bangsawan, tetapi anehnya remaja itu justru tinggal sendiri tanpa pengawasan ataupun pelayan. Dia murni mengerjakan semuanya sendiri tanpa ada yang menemani. Dilihat dari sisi manapun ini hal yang sama sekali tidak wajar.

Choi han masih berpikir namun terpaksa berhenti ketika melihat
Lock mulai bergerak, erangan meratap keluar berbarengan dengan mengalirnya air mata dari sudut matanya yang masih terpejam.

'Ah, anak ini bermimpi buruk' Pikir Cale dan Choi han bersamaan tanpa sengaja.

Choi han ingin bergerak menenangkan sang dongsaeng namun pergerakannya kalah cepat dengan Cale. Choi han tercenung dengan cepatnya Cale meraih tubuh si remaja. Tak lama terdengar bisikan bisikan hangat menenangkan dari sosok ayah muda pada remaja serigala dipelukannya.

"Tenang saja, kamu aman disini, jangan khawatir" Ucap Cale lembut, dia tau rasanya bermimpi buruk dan dia lebih dari mengerti betapa menyakitkannya itu saat bangun tanpa seseorang yang menenangkan atau memelukmu erat jadi dia tak ingin melihat anak didepannya menderita hal serupa.

Kelopak mata toska hijau bergetar lemah saat bibirnya berusaha mengeja kata kata.

"H-hy-hyung..." Akhirnya bibir yang lebih muda berhasil berucap. Cale tersenyum lembut sambil mengelus kepala Lock dan untungnya bocah itu terlihat nyaman dengan perlakuan Cale padanya.

"Hyungmu juga ada disini, kami takkan meninggalkanmu jadi tenanglah ok" Kelopak lemah itu terbuka lebih lebar dari sebelumnya. Kali ini Lock benar benar terbangun dari tidurnya.

Netra hijau toska bertemu dengan Reddish brown yang terasa lembut. Telapak tangan hangat menyentuh kepalanya. Lock termenung lalu terkejut mendengar suara Cale.

"Hai selamat sore! Bagaimana perasaanmu?"

"Huh!" Lock berjengit.

Tubuh Lock yang masih lemas limbung kebelakang. Untungnya Cale sigap menangkap tangannya dan menariknya ke pelukan yang melegakan.

"Fyuh, hampir saja" Cale berkata lega sementara anak dipelukannya memerah karena malu.

'Bisa bisanya aku merepotkan orang lain!' pikirnya kacau.

"Lock" Suara familiar menginterupsi, Lock berbalik dengan air mata saat melihat Choi han hyungnya berdiri disana. Cale yang mengerti melepaskan Lock dan bergeser, memberi ruang untuk yang lainnya memeluk sang remaja.

"Hyung! Hyung..." Choi han memeluk Lock dan dibalas anak remaja itu sambil menangis. Keduanya tetap seperti itu sampai terdengar bunyi keroncongan dari perut si anak serigala.

"Uh uhhh" Cale terkekeh pelan namun kekehannya sudah tentu didengar dua orang itu dengan baik.

"Kamu lapar? Tunggu 20 menit aku akan membuatkanmu bubur daging" Cale bangkit dari kasur lalu menepuk kepala sang bocah serigala menimbulkan reaksi luar biasa dari Choi han yang entah bagaimana membiarkan pria itu melakukannya dan dia bingung karena itu.

"E-ehhh aku tidak ingin merepotkanmu!" Suara Lock sedikit bergetar karena tubuhnya masih lemas. Seketika Cale mengingat Aiden, coba putra sulungnya itu bisa seperhatian Lock wkwk.

"Tidak apa, hanya apakah aku bisa minta tolong?" Bicara soal anak anak, sejak tadi Cale meninggalkan mereka tanpa pengawasan hingga menjadi khawatir jika dia memasak tanpa ada yang menjaga anak anaknya yang sudah terbangun.

"Apa itu Tuan?" Bola mata cemerlang Lock menatap pemuda didepannya.

"Haha berhenti memanggilku Tuan, aku tidak pantas dipanggil seperti itu, panggil saja aku Cale dan aku mohon jaga anak anakku selagi aku memasakkan bubur untukmu"

"Anda punya anak?"

"Yap tiga dari mereka"

Gasp! Telinga Choi han langsung terpicing mendengarnya. Tiga? Astaga... Tiga? Di usia ini? Bukankah Cale masih terlalu muda? Choi han menatap Cale ngeri dan seketika Cale merinding tanpa tau sebabnya.

"Di-dimanakah mereka?"

"Mereka sedang bermain dikamarku, kamarku ada disamping kanan kamar ini, aku akan membawa mereka kemari jadi kumohon awasi mereka dengan baik selagi aku pergi" Cale berkata dengan senyum lembut lalu kembali mengelus rambut abu abu milik Lock

"Tentu saja! Serahkan padaku Hyung!" Tangan Cale berhenti.

'Hyung? Apa telingaku bermasalah? Pasti begitu, ya pasti begitu' Bingung dengan Cale yang tiba tiba terdiam, Lock kembali bergumam.

"Hyung?"

'Lah beneran! Serius nih! Hah! Kok bisa!' permisi, Cale punya internal shock disini! Serius dah, kok ada yang mau manggil dia hyung? Gak salah noh?.

"Ah a-apa anda tidak suka?" Lock menyendu saat memikirkan kemungkinan Cale tidak menyukai panggilannya.

"Tidak juga, aku hanya terkejut masih ada orang yang mau mendekatiku haha" Tatapan Choi han semakin memicing dan suasana kian canggung.

"..."

"Ehem! Aku akan kembali lagi, tunggu sebentar ok?" Telinga Cale memerah saat dia meninggalkan kedua laki laki itu. Hal ini tak luput dari pengawasan Choi han, dia yakin bajingan ini tidak seperti ini saat dia memukulnya hari lalu.

........................................................................

Athalia story

Tanpa perlu dijelaskan atau dikenalkan semua orang pasti mengenal Kim Rok-Soo, pimpinan squad 1 yang otaknya dianggap aset dunia saking cerdasnya ia.

Pada awalnya Rok-Soo diremehkan, tubuhnya yang kala itu kurus kering dijadikan bahan olokan sana sini. Pada awalnya tak semua orang mendengarkan perintah atau arahannya, tak semua orang menganggapnya pemimpin. Para oknum itu menganggap diri mereka jauh lebih pantas dibanding Rok-Soo untuk memimpin.

Dan tentu saja Rok-Soo tidak terlalu perduli. Jika tidak mau mendengarkan yasudah, Rok-Soo dengan senang hati menendang mereka dari kelompoknya. Sejak awal dia memang tak ada niatan jadi pemimpin. Rok-Soo menjadi pemimpin menggantikan Lee Soo hyuk yang tiada sesuai wasiat terakhirnya. Dia bekerja semampunya dan memimpin sebaik yang ia bisa.

Rok-Soo bukan seorang pemaksa, jika tak mau ya pergi saja. Jika seseorang bekerja karena terpaksa maka hasilnya tidak akan pernah maksimal jadi dia tidak pernah memaksa siapapun untuk bekerja dibawahnya, itulah prinsipnya sebagai ketua.

Namun setelah beberapa tahun publik dikejutkan dengan progress yang begitu signifikan dari Squad 1 bawahan Kim Rok-Soo. Mereka yang tadinya berada dikasta terbawah menjadi nomor satu hanya dalam beberapa tahun. Tak hanya itu, Rok-Soo yang digadang gadang akan mati karena terlalu lemah nyatanya justru menjadi kuat dan lebih dari mampu untuk memimpin anak buahnya yang liar.

Semua anggotanya yang jumlahnya bisa dihitung itu terbukti setia padanya. Kim Rok-Soo sukses mewujudkan harapan terakhir dari salah satu hyungnya, Lee soo hyuk. Hanya saja semua itu hanyalah hasil kosong karena Rok-Soo tidak terlalu menikmati hidupnya.

Rok-Soo yang saat itu sudah 36 tahun dan single akhirnya mati dalam keadaan tertidur akibat pengaruh obat tidur yang ia konsumsi tepat beberapa menit setelah ia menyelesaikan novel [The birth of hero] sampai volume lima.

Rok-Soo mulai memiliki penyakit insomnia kronis beberapa minggu sejak peristiwa 'itu' terjadi. Pria tolol gak peka ini takkan bisa tidur kecuali seseorang mementung kepalanya dengan besi maka dia akan tidur, ya benar, tertidur selama lamanya.

Serius, Rok-Soo yang tidak bisa tidur akhirnya membawa dampak buruk terhadap pekerjaan dan rekan rekannya sehingga mau tak mau dia mulai kecanduan atau bergantung pada obat tidur juga suplemen penambah darah agar tubuhnya tidak jatuh karena anemia.

Tak pernah terbesit dalam pikirannya kalau suatu saat dia akan mati karena obat obatan yang tak jelas asal usulnya itu. Dia menyesal tidak mendengarkan ocehan Min-ah tentang obat tidur yang dia konsumsi selama ini. Betapa sialnya ia mati konyol hanya karena overdosis obat penenang.

'Dan pria itu... Adalah aku, Athalia Henituse'

Sesuai dugaan pembaca, dia lahir kembali setelah menjalani rangkaian debat dengan dua dewa yang punya keperibadian banting. Awalnya Rok-Soo menolak penawaran yang menurutnya tidak berguna itu sebelum dewa kehidupan bekerja sama dengan dewa kematian berjanji akan membawa jiwa Lee Soo hyuk dan Choi Jung Soo jika dia setuju untuk terlahir kembali.

Dua dewa lain atribut itu berkata kalau dua hyungnya akan mengingat segalanya tentang kehidupan pertama mereka setelah beberapa tahun saat tubuh dan mental mereka siap menerima ingatan beruntun dari ingatan yang paling bahagia hingga yang paling menyedihkan.

Tentu saja hal ini tidaklah gratis. Sebagai bayaran, Rok-soo sudah tidak bisa kembali ke dunianya karena jiwanya telah mati disana dan dia harus mencegah kehancuran dunia dimulai dari Kerajaan Roan yang pasti puluhan tahun mendatang karena perang. Para dewa berjanji bahwa ia akan dipertemukan dengan seseorang yang akan menjembatani antara dirinya dan salah satu anggota keluarga terkaya di Kerajaan Roan.

Dan akhirnya, Athalia Henituse, itu adalah nama yang diberikan ayah barunya padanya. Kim Rok-Soo, pria dewasa 36 tahun terlahir kembali menjadi bayi manusia kucing berjenis kelamin perempuan yang ditelantarkan sang ibu entah apa alasannya. Dari yang ia tau, dia menjadi anak bungsu dari tiga kembar dan satu satunya perempuan diantara mereka.

Rok soo-tidak Athalia masih ingat jelas saat ia membuka mata lima bulan lalu dia merasa tubuhnya terbaring diatas matras lembut yang basah. Kala itu Atha yakin hujan tengah mengucur begitu deras hingga telinga mungilnya yang malang harus pengang mendengarnya. Athalia yang saat itu masih orok tidak bisa melihat dengan jelas, tapi yang pasti dia bisa merasakan kehadiran dua sosok bayi lainnya yang sama berbaring dengannya.

Athalia tenang, lebih tepatnya dia berusaha keras untuk tidak menangis dan membangunkan saudaranya yang lain. Semua indranya memburuk kecuali telinga malangnya, dia mendengar jelas nafas berat seseorang yang membawa mereka melewati hujan deras, otaknya tak berhenti berpikir apa yang akan terjadi padanya dan saudara saudaranya.

Bagaimana dia tak khawatir? Mereka hanyalah bayi yang tak lama baru bersitatap muka dengan dunia dan dia tidak rela kalau mereka harus berpisah dengan dunia terlalu cepat.

'Aku harap para dewa tidak membohongiku untuk ini' pikirnya sebelum tertidur bersama alunan senandung lembut dari wanita yang dengan berani berlari memanjat tembok pertahanan Mansion Cale Henituse setelah memastikan betapa kosongnya Mansion itu.

Wanita yang diduga ibu dari Athalia dan saudara saudaranya itu tertatih masuk ke gudang menara yang ada ditengah tengah rumah kaca. Wanita  malang berambut putih kemerahan pun menangis dalam diam saat tangannya yang penuh darah dan racun kehitaman itu meletakkan keranjang berisi anak anaknya yang tidak lama ia lahirkan ke dunia.

Hatinya sakit tentu saja, ibu normal mana yang rela meninggalkan bayi bayinya sendirian. Dia termasuk kedalamnya, nuraninya menolak hal ini, baru dua minggu berlalu setelah ia berjuang keras melahirkan ketiganya dan sekarang dia harus mengucapkan selamat tinggal untuk selamanya. Dia berharap akan ada seseorang yang mau berbaik hati merawat kembar yang ia lahirkan.

Kalau dia mencintai mereka mengapa ia menelantarkannya? Tidak, tidak pernah sekalipun terbesit dalam hatinya akan meninggalkan anak anaknya seperti ini. Tidak sedikitpun otaknya memikirkan hal ini, meski anak anak ini lahir karena paksaan namun tetap saja, mereka adalah cahaya jiwanya yang ia rawat sepenuh hati saat mereka masih didalam perutnya, menanti untuk lahir kedunia.

Dia terpaksa melakukannya, dia terpaksa meninggalkan mereka untuk melindungi mereka dari tangan tangan kotor kerakusan. Lagipula racun sialan ini akan membunuhnya dalam waktu dekat jadi dia tidak punya pilihan lain.

Dia dengar keluarga Henituse adalah keluarga yang baik, dia sangat berharap meski mustahil didengar, dia berharap salah satu dari anggota Henituse berbaik hati merawat anak anaknya. Wanita itu langsung pergi setelah mencium pipi anak anaknya untuk terakhir kalinya.

Beberapa jam setelah ibu mereka pergi, Athalia terbangun oleh tangisan kedua kakaknya yang saling bersahutan. Nalurinya sebagai bayi mulai menggerogoti nalarnya namun dia menahannya dengan baik. Dia menahannya dengan sangat baik sampai Cale menemukan mereka dan membawa mereka pergi.

Athalia beserta saudara saudaranya dirawat dengan baik oleh pemuda yang usianya baru 18 tahun itu dengan penuh ketulusan dan kasih sayang. Pada awalnya Atha begitu canggung, dia merasa aneh saat pria yang menganggap dirinya ayah mereka menumpahkan seluruh cintanya pada mereka.

Athalia yang dulunya anak yatim piatu sejak dini pun merasa gelisah saat tiba tiba dikecup keningnya saat mengantuk atau dinyanyikan lagu menenangkan saat menangis. Namun yang namanya makhluk hidup memiliki naluri untuk beradaptasi dan kebetulan Atha punya bakat yang bagus dibidang itu sehingga dia bisa menerima semua kasih sayang Cale setelah beberapa bulan menghabiskan waktunya bersama.

Dan dengan begitu kehidupan bahagia penuh tantangan dan perjuangan dari sebuah keluarga kecil pun dimulai.

Kembali ke masa kini

Kini Athalia tengah menjalankan hobi yang ia kembangkan lima bulan terakhir, yakni terdiam memandang dinding tanpa memperdulikan kedua hyung nya tengah bergelud memperebutkan boneka ikan dalam bentuk kucing mereka. Mereka sudah wangi dan kenyang sehingga ayahnya tidak perlu khawatir dengan meninggalkan ketiga anaknya bermain bersama selagi dirinya memeriksa anak serigala yang belum tersadar dari pingsan.

Puk

Athalia terjatuh dari atas kasur kebawah karpet lembut yang disediakan Cale untuknya karena Athalia sering jadi korban perkelahian kedua kakak laki lakinya. Atha tidak menangis, bayi berambut merah itu justru terbaring dan mengganti pandangannya dari dinding menjadi langit langit kamar.

Atha itu sangat diam, dia terlalu diam bahkan untuk menangis saat terluka. Maka dari itu Cale akhirnya melapisi segala sudut kamarnya dengan sesuatu yang lembut agar anak anaknya dapat bermain dengan aman dan Athalia dapat tertidur dimanapun gadis kecil itu suka.

"Grrr Miaw! Nyaw!" Pupil datarnya beralih pada Aiden yang mengancam Aron dengan kaki depannya dan Aron yang tidak menganggapnya serius. Athalia berani bertaruh kalau kakak keduanya hanya bermain main dengan kakak tertua mereka.

'Serius, sepertinya aku salah telah menyetujui tawaran dewa bangsat itu' Athalia membatin.

Athalia berubah menjadi bentuk kucingnya lalu berjalan santai menuju kedua saudaranya yang bergelud tanpa rasa takut. Lagipula Aiden dan Aron tidak pernah menyakitinya mau separah apapun perkelahian mereka.

"Nyaa Purrr purrr" Aiden berhenti mencoba mencakar Aron saat adik bungsu mereka menduselkan kepalanya pada mereka.

"Nya! Nya! Hehehe" Aron terkekeh girang dan membalas endusan dari sang adik hingga akhirnya ketiganya saling menduselkan wajah masing masing sambil mendengkur senang.

'Akhirnya mereka tenang' Athalia mendengkur lebih keras, senang aksinya berhasil menenangkan kakak kakaknya. Mereka terus melakukan itu sampai akhirnya sama sama tertidur lagi dengan posisi melingkar membentuk lingkaran kecil ditengah kasur yang besar.

Sepuluh menit kemudian Atha terbangun.

Kali ini Atha bangun lebih cepat dari kedua kakaknya, tangan mungilnya ia gunakan untuk menggosok matanya perlahan. Dia merasa damai sebelum sesuatu membuatnya terangkat dari duduk nyamannya. Atha hanya mendengus lalu melingkarkan tangannya dileher orang yang mengangkatnya.

"Atha~" Orang itu, ayahnya menempelkan pipinya yang halus diwajahnya sambil terus menggumamkan kata kata lembut penuh cinta.

"Cantiknya ayah~ tumben kamu bangun duluan" Nada Cale terdengar getir seperti dia menahan malu atau semacamnya.

Athalia menatap datar wajah ayahnya yang memerah. 'Apalagi yang dilakukan bocah ini sampai memerah begini' Batin Atha frontal.

Jiwa pria 36 tahun miliknya terkadang masih menolak fakta kalau dia bukan lagi pria dewasa bernama Kim Rok-soo melainkan putri angkat dari bangsawan yang bahkan belum mencapai usia dewasa, Athalia Henituse.

Tanpa menurunkan Atha, Cale juga menggendong dua putranya yang lain. Pria muda itu mensejajarkan ketiganya dengan nyaman dipelukannya dan membawa mereka pergi. Aiden sama sekali tidak terganggu sementara Aron mulai sedikit membuka matanya.

"Yaya ii auu anaaa" Seketika Atha mengutuk lidahnya yang kaku.

(Translate : ayah ini mau kemana)

'Sialan suaraku jadi tidak jelas' Melihat telinga putrinya yang memerah Cale pun tersenyum 'Lucu' pikirnya senang.

"Ayaa?" Aron dengan linglung menempelkan tangan mungilnya ke dagu Cale, posisinya ditengah jadi dia bisa melakukan ini dengan mudah.

Cale mencium pucuk kepala putra tengahnya dan berkata.

"Kalian tidur lagi aja~ Ayah mau pergi masak buat kakak serigala jadi kalian sama kakak serigala dulu ya~"

Athalia membatu. 'Sialan aku lupa ini sudah lewat lima bulan sejak Cale dihajar Choi han! Bagaimana aku bisa melupakannya!' Atha tetap memasang wajah cool meski jantungnya bergejolak.

'Tenang... Tidak mungkin aku akan bertemu Choi han, menurut Novel dia sudah pergi bersama party nya menuju ibukota, jika aku bisa meyakinkan Cale maka kami akan hidup tenang sebagai keluarga jauh dari perang'

'Tapi kalau begitu bagaimana dengan janjiku dengan Dewa! Ayo berpikir jalan keluarnya sebelum terlambat'

(Yaampun anak kesayanganku lupa kalau dia masih bayi-) 

Atha pun tenggelam dalam pikirannya sampai tal sadar kalau Cale sudah menurunkan mereka diatas kasur yang ditiduri Lock dan pandangan gemerlap dari bocah serigala juga pandangan menusuk dari sang pendekar pedang.

'Sampah ini benar benar punya tiga anak!' Pikir Choi han kagum.

"Kalau begitu tolong ya Lock" Athalia tersadar mendengar suara ayahnya. Diapun menoleh dan merasa jiwanya akan pergi meninggalkan raganya saat mata coklat miliknya melihat seonggok manusia berambut hitam duduk dengan wajah sengak disebelahnya.

Athalia semakin sawan saat telinganya menangkap suara lain tepat dibelakangnya.

"Ya! Silahkan nikmati waktu memasak anda dan percaya padaku!" Lock berkata dengan semangat saat nalurinya sebagai kakak menguar melihat betapa menggemaskannya anak anak Cale.

'Tidak! Jangan tinggalkan aku disini! Ayah!' Athalia ingin menangis tapi dia terlalu takut untuk melakukannya. Tubuhnya berkeringat dingin.

'Kalau mereka membunuh kami karena menyusahkan bagaimana! Kami akan mati dengan satu sentilan dahi dari mereka!' Batinnya ketakutan.

Cale terkekeh pelan lalu melangkah meninggalkan sekaligus mengabaikan Athalia yang menatapnya nyalang.

'AYAH! JANGAN TINGGALKAN AKU HEI! AYAH!'

........................................................................

Untuk Pov Athalia atau Rok-Soo bakal ditampilin di extra chap nanti!

Selamat membaca~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro