Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2. Choi han and Cale

Wajah Cale mengeras... Dia membuat wajahnya sedatar yang ia bisa. Moodnya yang cerah bertranformasi jadi begitu jelek Dan suram. Cale mengabaikan penampakan didepannya Dan mulai berjalan maju sebelum menghela nafas dalam Dan kembali berbalik.

Pria muda berambut merah, Cale Henituse itu berjongkok dihadapan Choi han. Dia mendekatkan mulutnya dengan telinga Choi han yang tidak bisa berkata kata, luka sialan memang sangatlah sialan.

"Aku akan kembali dengan potion nanti, tunggu sebentar karena anak anakku butuh tidur siang" Cale berkata santai, ayah muda itu mendapat lirikan maut dari sang pahlawan tetapi dia sudah tidak terlalu takut lagi dengan tatapan tersebut.

Dan Cale benar benar melakukannya, Dia datang setelah beberapa menit menghilang dengan dua potion tingkat tinggi ditangannya. Cale tidak masalah potionnya terpakai Karena dia punya lumayan banyak potion yang tidak ia minum saat benjut 6 bulan lalu.

Cale berusaha keras mendudukkan Choi han yang kaku meski tangannya gemetar saat melakukan itu.

"Kumohon diam dan bertahanlah, tidak lucu kalau kamu mati karena tersedak potion" Cale mencoba bergurau dengan raut datar, anehnya ucapannya manjur. Choi han diam tanpa sedikitpun melawan tindakan Cale.

Cale menghela nafas lega akhirnya pria berambut hitam ini tenang juga. Setelah tiga menit berusaha pada akhirnya Cale berhasil mendudukkan sang pahlawan dengan posisi nyaman. Tanpa berbasa basi Cale langsung menyodorkan ramuan kental yang begitu merah seperti warna rambutnya kearah mulut Choi han.

"Aku tau kamu tidak bisa bergerak jadi tenanglah aku akan membantumu minum ini" Choi han menatap garang Cale tapi dia tidak bisa melakukan apapun jadi pria yang terlihat muda itu membiarkan Cale menuangkan potion kemulutnya.

Usai memberikan potion Cale langsung mundur beberapa langkah, tubuhnya gemetar mengingat rekaman kejadian lampau diantara mereka. Dia takut Choi han akan memukulnya lagi karena tidak senang diobati sampah.

Kenyataannya tidak, Choi han terdiam saat luka lukanya berangsur sembuh hingga akhirnya hilang tanpa meninggalkan bekas. Choi han, pria yang digadang gadang menjadi Pahlawan besar dimasa depan itu memberikan tatapan datar pada pria muda didepannya.

Batinnya menanyakan arti perkataan sang sampah tadi. 'Anak anakku butuh tidur siang, memangnya sejak kapan dia punya anak? apakah dia punya kekasih atau semacamnya?' Choi han Bingung tentu saja.

Kalau memang Cale punya anak, Bagaimana mungkin Count, ayahnya tidak mengetahui hal ini. Apalagi sepertinya Cale menjadi single parent Karena sejak tadi Choi han tidak merasakan tanda kehidupan selain mereka ber-enam (+anak anaknya Cale).

"Ba-bagai m-mana lu-luka n-nya?" Choi han mengembalikan pikirannya fokus pada Cale.

"Ini sudah sembuh, terimakasih" Choi han menjawab sambil mengalihkan perhatiannya pada Lock.

"Hmm?" Cale berdeham, matanya membola saat sadar siapa yang berbaring tepat didepan Choi han. Seorang anak berambut abu abu yang sepertinya terkena demam tinggi.

"Hei, anak itu... " Cale bergumam Kecil yang tentu saja didengar Choi han yang punya indra super.

"Apa?" Tanya Choi han galak.

"Suku serigala bukan? Sepertinya dia mengalami gejala awal mengamuk, sudah berapa lama dia seperti itu?" Cale berjongkok dekat Lock, mencoba menyentuh dahi anak itu lalu mengangkatnya cepat cepat. 'Terlalu panas'.

"Kenapa aku harus memberitahumu? Lalu apa itu mengamuk?" Choi han mengamankan remaja yang ia anggap adik itu dari jangkauan Cale.

"Tidak juga, bukannya aku perduli, namun anak itu akan mati jika dia mengamuk tanpa pengawasan orang terdekatnya" Choi han terkejut hingga tertegun mendengar ucapan Cale yang terkesan santai.

Cale tau? Ya tau lah. Cale bertekad jadi ayah terbaik bagi anak anaknya yang bukan manusia. Tentu Dia belajar begitu banyak hal mengenai beast people lewat buku yang ia minta pada Hans sepanjang waktu sembari mengurus semuanya sendirian. Cale harus tau fakta fakta tentang mereka agar bisa menumpahkan cintanya secara terstruktur dan aman.

(Cale ayah yang baik bukan? Dia bahkan jauh lebih mantep dari bapaknya sendiri dalam hal ngurus bocah 🧘‍♀).

Itulah alasan utama mengapa berat badannya bertambah, saking senangnya ia jadi ayah baru sampai tidak pernah keluar selain menjemur pakaian atau mengajak bayi bayinya menghirup udara segar.

"..."

"Mengamuk adalah fase dimana beast people akan mengeluarkan seluruh kekuatannya, mereka akan berubah ke mode tempur untuk bertarung" Cale rasa ia harus memberitahu Choi han ini, meski dia mengatakan kalau ia tidak perduli, Cale tidak sekejam itu untuk membiarkan seorang anak mati.

"Lalu mengapa Lock tidak langsung mengamuk melainkan sakit seperti ini?" Choi han terdengar prihatin.

"Itu Karena sepertinya ini yang pertama kali untuknya" Lagi lagi Cale menanggapi dengan santai. Yah jantungnya yang gak santai.

"Bagaimana Kau tau?" Choi han bertanya ragu.

"Kenapa aku harus memberitahumu? Lagipula aku tidak perduli anak itu akan mati atau tidak, kalau kau perduli, jaga dia dan jangan biarkan dia melukai orang lain" Choi han terdiam, Kata katanya berbalik arah menyerangnya. Cale sedikit tersenyum melihat bajingan yang memukulnya tertegun. Dia melanjutkan apa yang ingin ia bicarakan.

"Umumnya beast people yang lebih tua seperti orangtua atau saudara lah yang menerima serangan anak yang mengamuk sambil menjaganya agar tidak menyerang yang lain, tapi sepertinya anak ini spesial, bukan begitu?" Dang! Tepat sasaran wkwk.

"..."

"Terserahlah, kalau mau pakai saja ruangan bawah tanah mansion ini untuk menenangkannya, Tetapi jangan berisik" Cale berdiri dari jongkoknya lalu berjalan pelan meninggalkan Choi han yang membeku.

"Kenapa sampah sepertimu membantuku?" Choi han akhirnya menumpahkan apa yang ia pikirkan sejak tadi. 'Bukankah dia ini hanyalah sampah? Mengapa dia repot repot membantu kami?' pikir Choi han.

Perempatan berjarak muncul disudut kening Cale. Emosi, Cale emosi. Dia menghirup udara dalam dalam lalu mengeluarkannya kuat kuat.

'Aku harus bersabar kalau tidak ingin dipukul lagi' Cale berbalik, menyimpan kedua tangannya dikantung celana.

"Hah? Kalo gak mau ya gak usah, gitu aja ribet, udah lah anak anakku akan menangis jika sadar aku tidak menemani mereka, sampai jumpa" Cale mengakhiri kata katanya dengan lambaian tangan. Dia buru buru pergi hingga tak sadar kalau pandangan Choi han perlahan berubah.

........................................................................

Dan dugaannya benar, Cale mendengar suara tangisan Aron saat langkahnya sudah dekat dengan kamar. Cale langsung lari takut putranya terjatuh atau terluka.

Brak! Suara dobrakan pintu terdengar.

"Aron! Kenapa sayang?" Aron segera membuka tangannya meminta gendong begitu melihat rambut merah sang ayah timbul dipintu kamar.

Cale tersenyum dan segera menggendong putranya yang paling sering terbangun saat tidur. Ini mungkin karena energi Aron adalah yang paling banyak sementara Athalia sebaliknya.

Aron biasanya tidur siang hanya 30 menit sampai satu setengah jam saja, selebihnya dia akan menonton Cale mengerjakan pekerjaan rumah, membaca bersama Cale atau bermain dengan mainan pedang kesukaannya bersama sang ayah.

Ini sudah setengah jam lebih Sepuluh menit sejak mereka tertidur jadi wajar bagi Aron untuk bangun. Cale mengecup kening dua anaknya yang lain, hatinya senang melihat semua anak anaknya tumbuh sehat tanpa kekurangan. Ujung matanya kembali fokus pada Aron, putra keduanya.

"Hari ini kita masak yuk! Ayah kedatangan tamu gak diundang tadi dan mereka pasti kelaparan setelah bergelut beberapa jam" Cale mengangkat Aron tinggi tinggi sambil meraup hidung sang putra dengan ciuman manis. Aron tertawa sambil bertepuk tangan.

"Ayaiya" Gumam Aron disela sela tawanya. Niatnya mau manggil 'ayah' tapi apa daya lidahnya masih terlalu muda untuk menyebut kata kata.

"Ayah" Cale membenarkan kata kata anaknya. Bayi seperti Aron memang harus dikoreksi setiap saat agar mereka tidak salah mengucap nantinya.

"Aiya!" Aron berteriak girang.

"Bagus! Ucapanmu semakin jelas~ Hehe anak siapa sih Pinter banget! Ya anak aku~" Cale berputar dengan Aron yang tertawa lebar.

Sementara itu Disisi lain...

Kastil utama Henituse tamu spesial yang tidak terduga. Ditengah hari bolong mereka kedatangan seorang wanita berambut merah yang luntang lantung seperti orang habis nguli.

Wanita cantik itu terduduk kelelahan begitu sampai didepan pintu gerbang kastil. Para ksatria yang saat itu bertugas langsung melapor pada Basen Henituse selagi mereka membantu sang wanita duduk dikursi.

Deruth Henituse dan Violan Henituse pergi memenuhi tugas mereka diluar kota sementara putra sulung mereka telah hengkang dari tempat ini sejak tiga tahun lalu sehingga satu satunya yang bertanggung jawab ialah Basen Henituse yang saat itu Baru berusia 15 tahun.

Basen memerintahkan para ksatria untuk membawa wanita itu menghadapnya. Singkat cerita wanita berambut merah terang yang mengaku bernama Rosalyn itu bercerita tentang apa yang terjadi padanya dan rekan kerjanya saat mereka menyelamatkan seorang remaja dari kehancuran sebuah desa.

Diakhir cerita Rosalyn berkata bahwa dia berhasil membawa rekannya Dan remaja itu kesebuah bangunan semi kosong yang ironisnya tidak ia ingat dan dirinya sendiri dengan segala kekuatan terakhirnya sebelum terjatuh didepan kastil Henituse. Rosalyn memohon bantuan Basen untuk menemukan dan menyembuhkan rekan juga remaja yang mereka selamatkan.

Basen, bocah 15 tahun yang terlalu cepat dewasa itu mempertimbangkan banyak hal sebelum akhirnya memutuskan untuk membantu Rosalyn. Mereka mencari bangunan yang disebutkan Rosalyn namun tidak menemukan petunjuk lebih hingga akhirnya mereka bingung dan menghentikan pencarian sementara sambil makan siang.

"Nona Rosalyn, bisakah anda menjelaskan lebih detail lagi soal 'bangunan' yang kita cari?" Basen berkata disela sela kegiatannya mengiris steak ayam.

Ekspresi Rosalyn menyendu dengan cepat.

"Haaah, Maafkan saya Tuan muda, saya benar benar tidak ingat apapun selain hal hal yang saya sebutkan tadi" Rosalyn terlihat begitu menyesal, Dia benar benar tidak ingat struktur atau bentuk bangunan tempat ia menjatuhkan Choi han dan Lock.

"Apa benar begitu? Kumohon coba ingat ingat lagi" Basen masih memohon namun harapannya gugur saat Rosalyn menggelengkan kepalanya tanda tak mampu.

"Hans, apa kau tau bangunan kosong dikediaman ini?" Atensi Rosalyn beralih pada Hans, pelayan yang sedari tadi berdiri dibelakang Tuan mudanya.

"Saya izin menjawab, Ada Tuan" Hans menjawab sopan sambil sedikit membungkukkan badannya.

"Dimana!" Basen sedikit mengencangkan volume suaranya tanpa dia sadari sementara Rosalyn melihat Hans dengan tatapan Penuh harap.

"Mansion tempat Tuan muda Cale tinggal adalah satu satunya tempat tanpa pelayan ataupun kesatria Tuan muda Basen" Rosalyn sedikit tertegun. Seingatnya Choi han pernah bercerita kalau dia memukul seorang anak bangsawan bernama Cale, kenapa Rosalyn justru membawa Choi han ketempat dimana sampah tinggal!. Rosalyn berakhir sibuk dengan isi kepalanya yang kalang kabut.

"..."

"Tuan muda Basen-" Rosalyn hendak protes namun kata katanya langsung dipotong Basen tanpa ampun

"Hans, bersiaplah, kemas dua botol anggur terbaik dan beberapa keranjang buah, kita akan pergi kesana" Perintah riang Basen berikan pada pelayannya, suasana hatinya semakin bagus sejak otaknya mencetuskan ide untuk mengunjungi sang kakak yang tinggal cukup jauh dari mereka, keluarganya sendiri.

"Baik Tuan muda" Hans menjawab tanpa protes dengan tubuh membungkuk sedikit. Hans pun pergi melaksanakan keinginan sang Tuan muda yang ia layani sepenuh hati.

"Tetapi Tuan muda-"

"Nona Rosalyn, kumohon jangan berkata apapun lagi, anggap saja ini kunjungan dari aku untuk kakakku setelah sekian lama" Basen kembali memotong omongan Rosalyn, menganggap telinganya tidak mendengar rancauan permohonan Rosalyn.

"Baik sesuai keinginanmu Dan terimakasih banyak Tuan muda Basen"

"Tidak perlu berterimakasih"

"Hans, Nona Rosalyn, Mari kita berangkat" Basen berbalik dari langkah berirama miliknya menatap Bingung kenapa dua orang dewasa itu saling menatap satu sama lain dengan ekspresi tertekan sebelum mengangguk dan mengikuti langkahnya.

"Tentu saja Mari, Tuan muda..."

........................................................................

"Hei, apa kalian akhirnya selesai?" Cale meletakkan sepiring scrambled egg secara perlahan. Dia sedikit kesulitan melakukannya dengan Aron digendongan lengan kirinya, dia bahkan bicara tanpa menoleh pada pria yang lain.

"Ya" Choi menjawab datar saat matanya menatap Cale yang mondar mandir membawa berbagai makanan ke meja makan.

"Bagus, sepertinya anak itu sudah baik baik saja" Nada bicara Cale terdengar lega. Pria muda itu duduk setelah selesai meletakkan semua makanan yang sudah ia buat.

"..." Choi han masih diam memperhatikan Cale yang sibuk menciumi putranya hingga suara tawa keduanya menghiasi ruangan yang awalnya sunyi ini.

Cale terhenti saat Choi han hanya diam tanpa berniat duduk atau mengambil makanannya. 'Apakah dia khawatir aku akan meracuninya?'.

"Makan. Aku tau kamu lelah dan lapar, tenang saja makanan ini aman, aku tidak memakai racun atau semacamnya" Cale mencoba mengkonfirmasi bahwa apa yang ia masak sepenuhnya aman tanpa sadar kalau pria bermata hitam menatapnya heran.

'Bagaimana bisa dia pikir aku menolak makanannya?' Pikir Choi han. Dia hanya terkejut, bukan berarti dia tidak menerima makanan itu dari sang tuan muda.

Cale menyodorkan seperangkat alat makan. Tak hanya itu, sang tuan muda juga menyiapkan semua makanan dengan jumlah yang ideal dipiringnya sebelum memberikannya pada Choi han.

"Ini, makanlah dengan nyaman, aku tidak akan menganggumu jadi silahkan nikmati waktu" Ucap pria merah itu sebelum kembali menggendong anaknya ke kamar untuk mengajaknya tidur meski Aron tidak akan tertidur lagi. Bayi kucing berbulu hitam itu cukup pintar untuk tidak menganggu sang ayah saat pria itu tertidur.

Choi han sangat terkejut namun perutnya memaksanya untuk diam dan makan makanan yang sudah disediakan. Saat gigitan pertama bola matanya melebar.

'Astaga! Bagaimana ada makanan seenak ini! Ini sederhana tapi sangat lezat!' pikir Choi han saat dia menyendok makanannya dengan semangat dan lahap.

Setelah ini hubungan mereka pun semakin membaik seiring berjalannya alur~

........................................................................

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro