Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bagian VII

Markenes tetap terpasung dalam kemewahan. Kini rantai yang membelenggu kakinya terbuat dari emas duapuluh empat karat. Di kamar yang di desain sedemikian mewahnya Markenes tetap menembangkan nyanyian pilu yang tak pernah usang dari imajinasinya. Ia tetap melantunkan syair-syair kerinduannya kepada kontol Lurah Sosro. Kemaluan yang sejatinya sudah tidak ada di muka bumi ini, tapi abadi tegak berdiri di alam bawah sadar Markenes.

Seperti biasa menjelang fajar yang tidak ada lagi kumandang Azan Subuh, Markenes sudah ditandu dibawa ke kediaman Mardubus. Ritual yang tidak pernah dirubah hanya kemasannya saja yang kini lebih mewah selalu digelar di depan rumah Mardubus. Ritual memandikan penari gila dengan kembang tujuh warna dan air tujuh sumur. Seperti biasa para wisatawan sudah menyemut mengikuti ritual itu. mereka sudah memegangi kelamin masing-masing. Siap berkelana imaji dengan Tarian Dari Surga yang dikemas lebih eksklusif.

Sebelum pendar-pendar cahaya pecah di ufuk Timur, Tarian Dari Surga sudah dihelat. Kini panggungnya sudah permanen, berupa beton bertulang dan berlantai pualam nan indah. Kain putih transparan yang menyelubungi panggung pertunjukan kini kain sutra dari Tiongkok. Tempat duduk para penonton dibuat setengah lingkaran, terbuat dari beton bertulang. Sengaja dibuat tanpa atap karena tidak ingin membunuh kesan alami dan klasik.

Dangdut koplo sebagai pengiring Tarian Dari Surga menghentak fajar, Markenes meliuk-liuk di atas panggung penuh erotika. Bokongnya yang yang sintal seperti bantal bergetar hebat, kelaminnya yang terjepit timbul tenggelam dalam lautan goyang yang riang. Semua kontol menengadah ke atas, mengacung menunjuk langit yang masih kelam. Puncak senggama berjamaah itu ketika bokong Markenes meliuk-liuk lalu dihentakkan kedepan berkali-kali diikuti teriakan berjamaah "Jos-Jos," maka muncratlah semua kelamin.

Kini giliran para iblis yang menjilati lendir-lendir yang berhamburan di setiap tempat. Iblis berpesta lendir yang hangat nikmat laknat itu. iblis menjilatinya sampai bersih tak tersisa. Iblis pun terbahak-bahak penuh kepuasan terhadap pesta erotika yang terbungkus rapi dalam kemasan "pariwisata."

Ketika fajar pecah membelah langit sebelah Timur. Burung kuntul tersersat dikerumunan para penikmat erotika. Mereka yang seharusnya pergi ke sawah mencari cacing kini terpaksa menikmati keramaian yang semu itu. Hati-hati manusia kufur itu tetap merasa hampa, kesepian, merasa sunyi, dan tersesat dalam jerat perdaya duniawi yang semu.

Nikmat palsu yang memenjarakan berahi dunianya makin menjadi-jadi. Manusia makin jauh dari Allah, makin jauh meninggalkan Nur Illah, dan makin buta terhadap nilai-nilai kebenaran hakikat. Ini mungkin tanda-tanda jaman wes akhir. Jagad akan segera digulung layar pertunjukan drama kolosalnya, karena ceritanya monoton dan membosankan.

Perjalanan pulang dari pertunjukannya Markenes kembali di tandu. Disepanjang perjalanan ia terus menyanyikan syair-syair kerinduannya pada kelamin Lurah Sosro. Begitu menyayat hati, ia telah memberikan kepuasan kepada orang banyak, tepi hidupnya sendiri berkalang derita.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro