Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BONUS 3 : Special

"[Lastname].."

"Hm? Iya?"

"Aku.. mencintaimu.."

"Ah.. Aku juga mencintaimu, Akaashi-kun."

"Apa kita akan terus bersama?"

===

Akaashi mengusap rambutnya yang berantakan. Siang ini, tepatnya saat ini Bokuto Koutarou , terkena mood swing karena toss yang kacau dan tak dapat dipukul. Sebenarnya semua itu salah Bokuto.

Tentu saja karena Bokuto , pemuda itu telah mengatakan sesuatu yang berhasil membuat pikiran Akaashi kacau.

'Akaashi, besok itu anniversary mu berpacaran dengan [Lastname]-chan kan?'

Akaashi semakin gusar saja memikirkannya. Menurutnya , yang namanya 'anniversary' itu tidak penting. Melewati hari-hari bahagia bersama sang kekasih sampai akhir waktunya saja itu lebih membahagiakan.

Yang menjadi pikiran adalah , bagaimana jika [Name] menginginkan hal sejenis perayaan seperti yang dikatakan Bokuto?

Kalau Akaashi tidak melakukannya mungkin saja kadar cinta [Name] pada Akaashi akan berkurang karena pemuda itu tak memperdulikan hari spesial.

'[Lastname]-chan akan ngambek jika kau melupakan hal yang begini , Akaashi!'

Heh, seperti yang berpengalaman saja. Itu kan mungkin.

Tak masalah sih jika ia harus menyiapkan sesuatu untuk [Name]. Tapi bagaimana kalau ternyata [Name] tidak suka dengan perayaan sama seperti dirinya? Bisa-bisa [Name] ilfeel atau malah memutusinya.

Salahkan saja Bokuto , Akaashi. Semua ini karena pertanyaan dan ucapannya.

"Akaashi.. jangan toss untukku lagi!" teriak Bokuto sambil pundung di sudut lapangan. Akaashi mengelus dadanya.

"Bokuto-san.. ada yang ingin kutanyakan setelah latihan. Aku akan memberi toss padamu. Berjuanglah oke? Bukannya kau yang terbaik?"

Kata-kata rare itu meluncur dari mulut Akaashi. Sepertinya pemuda itu benar-benar lelah sehingga memilih berbicara langsung pada Bokuto tanpa babibu.

Sedangkan Bokuto? Moodnya jelas langsung membaik. Tapi wajahnya terperangah.

"BAIKLAH! AKU AKAN BERUSAHA LEBIH BAIK KARENA AKU YANG TERBAIK!" Teriak Bokuto kemudian kembali bersiap untuk memukul bola.

"Hei, apa yang tadi itu benar-benar Akaashi?"

"Mustahil..."

"Apa yang dilakukan [Name] sampai sifat Akaashi berubah sebegitu drastis?"

===

"Apa yang ingin kau tanyakan Akaashi?"

Kini keduanya tengah berjalan keluar dari gym. Latihan hari ini selesai dan akhirnya mereka bisa pulang.

"Soal yang kau katakan tadi." jawab Akaashi sambil meminum susu kotak. "Perayaan anniversary , atau apalah itu."

Bokuto membulatkan mulutnya. Dengan binar-binar di matanya ia berteriak senang.

"Kau memikirkan perkataanku?! Kau mengapresiasiku Akaashi!"

"Tidak, Bokuto-san. Aku memikirkannya karena itu berkaitan dengan [Lastname].."

Bokuto merengut, namun akhirnya memasang pose berpikir sambil mengangguk-nganggukkan kepalanya.

"Sebenarnya itu tergantung [Lastname]-chan nya sendiri. Kalau ia suka rayakan , kalau tidak ya tidak usah."

Akaashi menghela nafas. Itu semua orang juga tau.

"Kau tanyakan saja padanya , Akaashi! Dia suka atau tidak!"

Akaashi tersedak minumannya. Dengan gusar ia sedikit terbatuk dan menoleh masam ke arah Bokuto.

"Kalau bertanya namanya bukan surprise lagi , Bokuto-san." Akaashi menghela nafas setelah batuknya berhenti. Lagipula mustahil buatnya untuk bertanya, karena ia terlalu malu untuk melakukan itu.

"Ya benar sih. Tapi tak ada cara lain."
Keduanya berhenti berjalan.

Kini mereka ada di pusat kota , tepatnya di depan cafe tempat [Name] bekerja part-time. Mereka melihat dari balik kaca yang menjadi dinding depan cafe itu.

Gadis yang baru saja dibicarakan tengah berjalan ke meja pelayan dengan senyum kesukaan Akaashi.

Wajah cantik yang selalu memancarkan kebahagiaan untuk mewarnai hari pemuda itu. Katakanlah sebuah pelengkap untuk ia yang jarang berekspresi.

"Kau mampir , Akaashi?" tanya Bokuto.

"Ah , iya. Kau sendiri?"

"Hmm... kurasa aku akan langsung pulang. Aku sedikit lebih capek dari biasanya." Bokuto merilekskan otot-ototnya lalu berjalan menuju halte.

"Otsukare , Bokuto-san."

===

"Akaashi-kun?"

Suara halus itu membuat Akaashi merona dan langsung menoleh. Dilihatnya [Name] tersenyum sambil menyodorkan minuman.

Latihan hari ini sedikit lebih berat. Tidak ada jadwal latihan tambahan , hanya saja cuaca terik diluar membuat semua terasa lebih melelahkan.

Akaashi menerima botol dan langsung meneguk minumannya.

"Maaf aku selalu memintamu kemari setiap kau off."

"Akaashi-kun selalu mengatakan itu tiap aku kemari saat off." Gadis itu terkekeh.

"Lagipula.. rasanya lebih nyaman saat bersama Akaashi-kun." Kemudian ia menyodorkan handuk.

Seluruh anggota yang mendengar membulatkan mulut dengan imajiner bunga-bunga di sekeliling nya. Seolah-olah berkata , 'Menjadi kekasih Akaashi adalah yang terbaik.'

"Kalau begitu.. tolong seka keringatku." Pemuda bersurai hitam itu sedikit mendekatkan wajahnya lalu mencengkram lengan [Name] yang memegang handuk.

"E-eh? Ah.. B-Ba-baiklah." Dengan pelan [Name] menyeka keringat Akaashi. Mulai dari kening lalu turun ke pelipis hingga dagu.

Akaashi menunduk, menyembunyikan ekspresi yang tak bisa dijelaskan. Entah bingung , malu , resah.

'Kenapa aku melakukan ini..?'

.
.
.

"[Lastname]-chan jadi semakin sering kemari ya!" Bokuto menatap [Name] yang sedang asik ngobrol dengan 2 manajer mereka.

"Yah, begitulah.." Akaashi memakai jasnya.

Latihan sudah selesai dan kini waktunya pulang.

"Jadi, bagaimana anniversarymu?"

Akaashi berhenti merapikan jasnya, ia menoleh ke Bokuto dengan tatapan datar.

"Hm.. spesial."

Bokuto mengerutkan alisnya, merasa curiga dengan Akaashi.

"Ah, kalau begitu selamat. Aku hanya berpikir kira-kira sampai kapan kalian bersama."

Kemudian si burung hantu itu mengambil tasnya dan berlari kearah pintu sambil berteriak "Ah! Lelah sekali!"

Akaashi terdiam di tempat. Sampai kapan?

'Apa kita akan terus bersama?'

'Tidak ada yang menjamin itu.'

"Akaashi-kun. Ayo pulang."

Akaahi tersentak dari lamunannya. Iris nya menatap [Name] yang berdiri didepannya sambil tersenyum.

"Ah, iya.." Dengan lembut digenggamnya tangan [Name] lalu dibawanya keluar gym.

===

"Hei.. ini sudah sebulan kan?"

Pemuda itu menghela nafas gusar sambil bersandar didekat pintu cafe.

"Tak perlu pusing. [Nickname] bukan tipe orang yang suka perayaan atau sejenisnya."

"Lalu.. menurutmu aku harus apa?"

"Jalani saja semua seperti hari biasa. Lakukan semua yang membuat mu dan dia bahagia seperti sekarang. Kurasa itu sudah lebih dari cukup." Lalu gadis itu melambai dan berjalan menjauh dari Akaashi.

Lakukan semuanya seperti biasa?

"Akaashi-kun? Kau melamun?"

Akaashi tersentak. Kini pasangan itu berada di halte dekat sekolah.

Sial sekali, cuaca ekstrim mendadak ini seenaknya datang dan pergi. Tadi panas, sekarang hujan.

Membuat keduanya harus kembali terjebak di halte yang sama saat 'confession' itu terjadi.

"Maafkan aku. Aku hanya kepikiran sesuatu."

"Kalau kau gelisah kau bisa cerita padaku kok. Aku akan mendengarkan." [Name] tersenyum dan merubah posisi duduknya menjadi menghadap Akaashi.

Akaashi menghela nafas. Enggan menatap iris [e/c] berkilau itu karena bisa membuat jantungnya abnormal dan pipinya memanas.

'Bagaimana aku akan cerita padamu kalau yang kupikirkan itu jelas dirimu?'

Akaashi sadar. Semenjak ia mengenal [Name], ia merasa berbagai kepribadian baru muncul dalam dirinya. Ia jadi lebih ekspresif , sedikit pemalu dan mudah merasa gugup. Entah itu positif atau negatif,

Akaashi merasa ia suka apapun yang [Name] berikan padanya.

Karena ia mencintai [Name].

Ia jelas tidak tau sampai kapan bisa bersama gadis ini, apalagi sampai kapan rasa cinta ini bertahan dalam hatinya. Anniversary ini ... sebenarnya tak berarti apapun untuknya.

"[Lastname]..." panggil Akaashi pelan. Iris ocean blue itu menatap [Name] dengan sedikit serius.

"Iya?"

Untuk sesaat Akaashi diam. Ditariknya nafas yang dalam lalu dihelanya dengan berat.

Tangannya terulur menggenggam jemari [Name].

"Terima kasih banyak." Segaris senyuman manis terlukis di wajah tampan itu.

"Eh? A-anu .. kenapa?"

"Aku bersyukur bisa bertemu denganmu. Aku bersyukur atas semua hari yang telah kita lewati bersama."

[Name] terdiam. Perlahan pipi putih itu menampilkan semburat tebal.

"A-aku.. aku sering merasa malu saat bersama mu. Tapi aku merasa itu tandanya aku mencintaimu. Apalagi saat kau... tersenyum di pertama kali kita bertemu."

"Tidak ada yang tau bagaimana masa depan kita , dan aku juga tidak tau apa hal menyedihkan yang akan kita lewati. Tapi kau tak perlu takut. Kita hanya butuh membuat hari seperti ini setiap hari, secara pelan-pelan."

"Kau ingat? Ini hari anniversary kita yang pertama , [Lastname]. Tapi aku tak mau merayakannya. Karena .. aku ingin merayakan setiap harinya saat aku bisa bahagia bersamamu."

"[Full Name]... Kau mau kan , melewati setiap hari ini bersamaku? Aku tidak tau sampai kapan tapi... ayo kita lakukan hal yang membuat kita berdua bahagia dan semakin dekat."

"Jadi... biarkan aku berharap bisa bersamamu selamanya..."

Suasana kembali hening. Hanya suara hujan yang mendominasi halte yang hanya diduduki dua orang itu.

Akaashi menunduk. Semua hal yang sudah dipersiapkan sejak semalaman berkat saran Arisu sudah diungkapkan. Pemuda itu menghela nafas sambil tetap menggenggam tangan [Name].

Yang terasa bergetar dan kini terdengar isakan dari mulutnya.

"A-akaashi-kun..."

Ditatapnya iris [Name] yang mengalirkan air mata. Akaashi tersenyum, diulurkannya tangannya lalu diusapnya pipi lembut itu.

"Aku juga mencintaimu.. aku akan bersamamu. Ayo kita buat hari esok lebih menyenangkan."

Terima kasih jalanan yang sepi , membuat Akaashi memberanikan diri untuk mendekap gadis nya dengan lembut sambil mengecup keningnya.

'Sepertinya... harapanku akan menjadi kenyataan.'

Nghhh :>

End juga cerita ini whew :'>

Btw bagian akhirnya aku ambil dari lirik lagu yang ku translate jadi Bahasa Indonesia. Maaf kalau rasanya picisan dan Akaashi nya jadi ooc :'

Tapi hal yang paling pengen aku tampilin dari book ini itu , Akaashi yang jadi lemah lembut dan ekspresif karena dia jatuh cinta sama kalian :> biar reader-nim merasa spesial especially para pemuja Mom cantik yang satu ini xD

Intinya , aku mau ngucapin terima kasih buat kalian semua yang udah baca book ini.

THANK YOU SO SO MUCH FOR 1K READERS UEY.

Aku yang notabene nya newbie beneran seneng :'D

Baca juga book-book ku yang lain ya!

Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca buku ini!

Love,
Yuuki❤️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro