[ 04 ] Sakura
Awal bulan Maret , mulai menunjukkan tanda pertukaran musim bersalju menjadi musim mekarnya bunga-bunga. Ya, musim semi. Menyenangkan sekali jika kau bisa melihat mekarnya berbagai varian bunga yang ditanam ditiap sudut kota. Cantik , menawan dan warna-warni. Apalagi di musim semi , aktivitas seperti sekolah dan bekerja akan diperbanyak dengan kegiatan entertain untuk beberapa minggu dan sisanya mereka akan mendapat liburan dari perusahaan atau sekolah.
Akaashi berjalan dengan tenang menuju sekolah nya. Beberapa kali ia tersenyum tipis dan menunduk ke beberapa tetangga yang berpapasan. Ia menghela nafas , hari ini kegiatan sekolah hanya akan diisi dengan kegiatan klub jadi hari ini ia cukup mengendalikan dirinya untuk menghadapi Bokuto Koutarou.
'Oh iya, bagaimana dengan [Lastname]-san ya..?' batin Akaashi. Ini sudah 2 minggu sejak [Full Name] memberikan cokelat pada seorang Akaashi Keiji. Dan tentu saja hubungan keduanya semakin dekat, hal itu membuat Akaashi semakin rajin mengunjungi cafe hanya untuk makan sesuatu yang manis atau memang keinginannya untuk ...
'menikmati' sesuatu yang manis?
Akaashi mendongak, kelopak bunga sakura yang bermekaran tampak cantik tertimpa sinar matahari. Ia tersenyum , suasana damai dan tenang seperti ini memang menyenangkan. Terima kasih pada Tuhan karena Akaashi masih diberi beberapa jam untuk menenangkan diri sebelum rutinitas nya dengan 'Burung Hantu' Fukurodani dimulai kembali.
Kaki Akaashi berhenti di depan cafetaria itu. Masih tutup? Tentu saja, ini masih pukul 7.30 pagi. Mana mau Akaashi datang jika 'bunga' yang ingin dilihatnya belum mekar.
Namun saat ingin melangkah, sesaat Akaashi melirik ke pintu masuk Cafe.
'Our Dearest Customer , Today until 7 March we will have an Outdoor Cafe. Please visit our Cafe at Koganei Koen Park, Kanto. Thank you!'
"Koganei Koen? Kenapa tidak?" gumam Akaashi dengan segaris senyum tipis diwajahnya.
---
"Akaashi! Akhir-akhir ini kau banyak melamun!" komentar Bokuto. Latihan baru saja usai setelah 1,5 jam latihan dan kini mereka baru saja istirahat. "Apa hal itu mengganggu mu , Bokuto-san?"
"Yaaah, bukan begitu. Kalau kau jadi lebih tenang, rasanya agak aneh saja." tambah Bokuto lagi.
Akaashi menyeka keringatnya , "Yah, ada sesuatu yang mencuri perhatianku beberapa minggu ini." Tangannya terulur menerima minuman dari manajer Fukurodani.
"HO! APA MAKSUDMU ... CARA TOSS YANG LEBIH AKURAT ?" Bokuto langsung histeris, seperti yang sudah tau saja apa yang menarik perhatian adik kelasnya ini.
"Akaashi sedang jatuh cinta, benar begitu kan?" Suzumeda yang memberi minuman barusan langsung bergabung diobrolan.
Bokuto melongo, sedangkan Akaashi langsung salah tingkah. Pipinya merona, tak bisa dipungkiri, Akaashi memang sedang jatuh cinta namun terlalu polos untuk mengakuinya. Dan hal itu tentu saja diketahui Suzumeda,
Karena orang terkait adalah teman sekelas Suzumeda Kaori.
"AKASHEEE!! KAU MENYUKAI SESEORANG?!"
"Bokuto-senpai berisik ! Dia itu masih ingin normal , bukan sepertimu!"
"Hei! Jadi kau mengataiku tidak normal?!"
"Kurang lebih begitu."
"Kejam!"
Akaashi terdiam. Ia duduk di bench sambil sesekali menyeka keringat yang bercucuran dari pelipisnya. Apa benar aku jatuh cinta? Kurasa iya. Ada rasa yang berbeda saat aku membicarakan'nya'. Berdebar dengan rasa bahagia beriringan. Rasanya ingin tersenyum, tapi tentu saja kau akan dicap gila karena tersenyum mendadak tanpa sebab.
"Jadi , Akaashi! Siapa orang yang kau cintai itu?" Tanya Bokuto setelah selesai mengoceh ria dengan Suzumeda.
"Aku tidak mencintainya. Mungkin.. belum." Akaashi memelankan suaranya saat kalimat terakhir.
"Jadi kau menyukainya?"
"Hm.. kurasa iya. Tapi aku belum yakin, aku hanya tertarik saja." Jelas Akaashi sambil bangkit dari duduknya. Rasanya agak berdebar saat membicarakannya begini.
"Aku ingin mengenalnya ! Ayo kita temui dia ! Dia sekolah disini kan!? Ayolah, Akaasheee!" Sosor Bokuto dengan semangat menggebu-gebu. Akaashi mengernyit dan menggeleng.
"Tidak, Bokuto-san. Dia akan takut jika bertemu denganmu." Balas Akaashi.
"Heii! Aku ini baik tau!" Akaashi bangkit, mengabaikan kapten yang sibuk misuh-misuh di belakangnya. Latihan hari ini sudah selesai. Pukul 11.50 , Pelatih Yamiji menutup sesi latihan hari ini karena beliau punya urusan penting. Jadi, mereka bisa bubar lebih awal. Akaashi merasa senang karena akhirnya hari ini sudah selesai dan ia bisa lepas dari Bokuto.
---
Akaashi berdiri di depan cafe, nuansa nya benar-benar outdoor. Di taman Kogane Koen, dibawah guguran kelopak sakura, cafe berdiri di sebuah pondok kayu. Hanya bagian dapur saja, sedangkan bagian meja tamu tersusun di taman dengan hiasan payung sebagai peneduhnya.
Surai lembut dan senyuman manis seperti biasa, melangkah ke beberapa meja , memberi menu, menulis pesanan lalu melangkah dengan anggun ke konter kecil tempat memberi menu. Lalu kembali menuju depan. Menunggu pelanggan menanyakan kursi kosong lalu kembali melakukan kegiatan pelayan seperti biasa.
"[Last name]-san.. bisa minta meja kosong untuk 2 orang?"
Akaashi datang , tentunya setelah [Name] selesai melayani beberapa tamu.
"Ah, Akaashi-sa- .. maksudnya Tuan." [Name] merona, membungkuk kemudian tersenyum. "Mari ikuti saya." Ujar [Name] kemudian keduanya berjalan menuju meja yang diinginkan Akaashi.
"Hari ini kelihatan lebih ramai dari biasanya ya." Ucap Akaashi sambil melihat sekelilingnya, mungkin karena cafe outdoor pengunjung tertarik untuk merasakan minum kopi sambil menikmati pemandangan Sakura.
"Begitulah, rasanya juga lebih sibuk." Ujar [Name] sampai mereka sampai di meja Akaashi. "Silahkan , Tuan.."
"Bisa tidak berhenti memanggilku Tuan?" Keluh Akaashi, ia duduk sambil sedikit mendengus.
"Maaf , Tuan. Tapi rasanya tidak enak , apalagi ini kan, sedang jam kerja." [Name] tersenyum sambil menunduk.
"Tugas pelayan itu menuruti kemauan pelanggan , benar begitu kan?" Tanya Akaashi.
"Eh? Ya-.. Benar ,"
"Kalau begitu, aku meminta mu untuk memanggilku Akaashi,"
"L-loh? I-itu kan.."
"Membantah? Aku bisa melaporkanmu pada atasanmu lho.."
"Eh! Ba-baiklah , Akaashi-san! I-ini silahkan!" [Name] menyodorkan menu dengan cepat , kemudian ia menunduk berusaha menyembunyikan rona dipipinya. Sedangkan Akaashi tersenyum puas sambil membuka menu.
"Hm.. hari ini semuanya serba Sakura ya?" Komentarnya saat membuka buku menu.
"Iya, kan ini festival melihat sakura mekar, jadi menu hari ini dominan dengan sakura." Jelas [Name], "Tapi tersedia menu lain juga,kok."
"Kalau begitu aku ingin Sakura Mochi, Sakura Manju dan minumnya Sakura Yoghurt.." [Name] dengan sigap mencatat pesanan Akaashi kemudian mengangguk.
"Baiklah, Akaashi-san. Pesanan akan segera datang, jika perlu sesuatu silahkan panggil saya." [Name] membungkuk pamit lalu berlalu ke pondok koki. Formal seperti biasa, batin Akaashi.
Selagi menunggu , Akaashi menatap pemandangan alam yang tersuguh dihadapannya. Cantik sekali, suasana indoor dengan outdoor memang beda. Pohon sakura bermekaran dan ada yang berguguran di setiap sudut taman. Apalagi suasana di taman ini ramai namun tidak berlebihan. Ada beberapa kumpulan orang di bawah pohon sakura , menggelar kain lalu piknik keluarga di sana. Manis sekali, dan suasana seperti ini sangat ideal untuk date.
Bicara soal date, Akaashi jadi berpikir untuk mengajak si 'dia' jalan suatu saat. Dengan suasana yang sama seperti ini, dibawah gugurnya bunga, berjalan berdua dengan tangan saling bergandengan, lalu kalian bercerita banyak hal termasuk masa dep-- Ups. Lebih baik tidak usah diteruskan karena Akaashi mulai tenggelam dalam lamunannya sambil menatap gerak-gerik perempuan itu.
Akui saja perasaanmu itu, Akaashi.
"Sakura Mochi , Sakura Manju dan Sakura Yoghurt. Silahkan , Akaashi-san.." [Name] mendatangi Akaashi dengan senampan pesanan Akaashi, kue tepung kenyal , manisan kacang merah dan segelas yoghurt.
"Terima kasih , [Lastname]-san.." Akaashi tersadar, memberikan senyum tipis kemudian menyeruput yoghurt softpink itu. Baru saja [Name] ingin melangkah pergi, Akaashi menahan, pria itu memberanikan diri menahan pergelangan tangan [Name]
"Hei, habis ini, bisa tidak kau menemaniku keliling sebentar?"
"Eh?"
"Mau ya?" Pinta Akaashi.
"Ba..baiklah.."
Dan hal itu tentu saja membuat Akaashi dengan cepat menghabiskan makanan dan minumannya. Setelah membayar, tentu saja Akaashi tanpa ba-bi-bu langsung menagih ucapan [Name], karena kebetulan gadis itu sudah menyelesaikan shift pekerjaannya.
"Sakura mekar cepat bulan ini ya." Akaashi mendongak , tak lupa menyamakan langkah nya dengan jalan [Name] yang perlahan.
"Begitulah, rasanya lebih puas , ya , melihat dari dekat begini," Gumam [Name]. Kini keduanya berada di bawah pohon sakura yang tak terlalu jauh dari keramaian, namun cukup sepi.
"Hei , [Lastname]-san.." panggil Akaashi. Pria itu mendadak menunduk, menyamakan tinggi nya dengan [Name], menatap iris [e/c] itu penuh makna.
"Iya, A-Akaashi-san? A-ada apa?" Yang menerima tatapan mendadak dari si tampan tentu saja gugup.
"Boleh aku.." Akaashi melirik ke arah lain sebelum menyelesaikan ucapannya, "mengelus kepalamu?"
[Name] merona, namun dengan cepat mengangguk, merasa seperti sarafnya sedang dikendalikan namun bukan oleh pikirannya. Mungkin saja hatinya(?).
"Terima kasih.." Tangan besar Akaashi akhirnya menyentuh helaian lembut rambut [Name]. Lembut sekali, pikirnya. Sedangkan [Name], menikmati elusan itu dengan dada yang menghangat dan segaris senyum bahagia.
"Kalau boleh jujur, saat melihatmu.. rasanya aku, ingin selalu melindungimu. Entah kenapa, tapi rasanya begitu.." ujar Akaashi pelan. [Name] mendongak, pipi nya makin menampakkan rona tebal.
"Aku ingin .. selalu bersamamu.." Akaashi tersenyum, senyum hangat yang sangat jarang terpampang di mata siapapun. Senyum yang hanya akan didapatkan oleh [Full Name] seorang.
"Bisakah, kita jadikan ini sebagai.." Akaashi menarik nafas lalu membuangnya perlahan. "Date pertama.. sebagai orang yang menyimpan rasa untukmu?"
[Name] membatu. Hanya beberapa detik , sampai akhirnya gadis itu merekahkan senyuman tipis sambil mengangguk.
"Iya, tentu saja, Akaashi-kun.."
Aaaaa, telat update :"
Mohon maaf telat update hingga 2 hari. Kehabisan stok ide. Sebenernya punya ide , tapi author bingung gimana menuangkannya ke tulisan. Terima kasih buat yang sudah menunggu dan tetap membaca. Tunggu kelanjutan chapter berikutnya,ya! Sankyuu and See you next chapter!
OWARI OF 04.
- ハイキュー-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro