[ 03 ] Valentine
14 Februari
Sebuah hari kasih sayang bagi semua pasangan yang ada di belahan dunia. Sebutan keren nya itu 'Valentine'. Yap, Valentine. 14 Februari ini identik dengan potongan coklat , kue dan makanan manis lainnya. Dan jangan lupakan juga inti dari hari ini. Hari dimana kau bisa mengungkapkan rasa sayangmu pada siapapun, terutama pada ekhem... orang yang kau suka.
Setiap tahun, sudah menjadi tradisi. Di sekolah , loker para siswa-siswi populer akan penuh dengan coklat dan surat cinta berisi ungkapan rasa suka atau ajakan bertemu di atap sekolah untuk confess yang lebih gentle. Ada juga yang nekat memberi coklat atau surat secara langsung.
Seperti tadi siang, saat Bokuto Koutarou, ace yang terkenal dengan kecerobohan dan suara melengking ternyata mempunyai seorang fans yang memberinya sekotak coklat beraneka bentuk secara langsung. Dan hal itu terjadi tepat saat Bokuto bersama Akaashi.
'Bokuto-senpai! Terima lah coklat dariku!'
'Whoa! Ini untukku? HEY HEY HEY ! Terima kasih banyak!'
'Jangan berisik dan terima saja coklatnya , Bokuto-san.'
'Arghkaasheee! Kau pasti iri karena aku mendapat coklat kan?!'
'Ah tidak juga..'
Kemudian Bokuto pundung ketika melihat loker Akaashi penuh dengan coklat dan surat cinta. Bahkan setelah Bokuto , ada sekitar 4 orang gadis memberinya coklat dan sebuah surat. Hal itu tentu saja membuat Bokuto makin sebal.
'ARGHKASHEE KAU MENDAHULUIKU! MENYEBALKAN SEKALI!'
Akaashi menghela nafas. Hari ini ia sudah cukup dipusingkan dengan masalah Senior nya yang hanya mendapat 6 batang cokelat tanpa satu suratpun dan Akaashi yang mendapat belasan batang cokelat dan 4 surat cinta. Bayangkan saja memakan semua coklat itu sendirian, giginya pasti akan meronta minta dilepaskan dari gusinya.
'Bagaimana dengan [Lastname]-san ya, apa ada orang yang diberinya coklat?'
Semenjak kejadian saling suap makanan itu, Akaashi merasa ada yang berbeda. Setiap melewati kelas 2-3 dimana [Name] berada , dadanya sedikit berdebar biarpun [Name] sedang tidak ada dikelasnya. Tadi juga begitu. Saat seorang gadis memberi coklat padanya secara langsung , dalam hati Akaashi berharap [Name] akan muncul dan memberinya sekotak coklat juga. Setidaknya diantara banyaknya coklat yang ia terima, ada 1 yang berasal dari orang yang Akaashi kenal.
Namun , gadis itu tidak ada dikelasnya. Dia sudah berkali-kali mondar-mandir di koridor kelas namun ia tidak menemukan gadis bermata [e/c] itu. Apa dia tidak masuk? Batin Akaashi.
Dan disinilah ia sekarang, Cafetaria tempat [Name] bekerja part-time. Hari ini cafe terlihat sedikit berbeda, didepan pintu masuk untaian pita merah menggantung didepan pintu dan di jendela cafe, papan menu spesial juga ditulis dengan kapur softpink. Coba kita lihat, Chocolate Latte , Chocolate Cookies and Cream , Chocolate Truffle , Chocolate Parfait. Wah, hampir semua coklat.
"Apa [Lastname]-san masuk kerja? Seharian ini aku tidak melihatnya sama sekali." Akaashi menghela nafas. Akhirnya , ia memutuskan untuk masuk saja ke Cafe. Berharap gadis bersurai [h/c] itu ada didalam.
TING!
"Selamat Datang!"
Seorang pelayan datang. Namun itu bukan [Name].
"Ara , pacarnya [Nickname]-chan.." Yang di anggap pacar merona tipis sambil mengalihkan pandangannya.
"Bukan, teman satu sekolah. Itu saja." Ujar Akaashi pelan, merasa malu namun disisi lain sedikit senang(?).
"Ahaha , maaf maaf. Silahkan , kursi untuk berapa orang?"
"Dua orang."
"Baik, mari ikuti saya."
Akaashi mengikuti langkah perempuan didepannya. Siang ini banyak sekali pasangan yang datang kemari. Hampir semua meja dengan dua bangku terisi. Untungnya masih ada 2 kursi kosong tersisa biarpun posisinya disudut. Tunggu, bukannya memang itu yang Akaashi inginkan?
"Silahkan," Akaashi duduk di bangku yang ditunjukkan, kemudian menerima menu yang disodorkan oleh si pelayan itu.
"Hari ini [Nickname]-chan datang terlambat. Ada apa ya?" Pelayan manis didepan Akaashi ini memulai perbincangan, selagi Akaashi membolak-balik buku menu.
"Hm.. Aku tidak melihatnya seharian ini di sekolah. Jadi aku kemari, memastikan apa dia disini atau tidak." jawab Akaashi, gadis didepannya membulatkan mulutnya heran.
"Dia tidak mengabarimu? [Nickname]-chan sudah izin akan datang lama, katanya mau membuat sesuatu."
Atensi Akaashi terhadap buku menu mendadak buyar, kemudian ia mendongakkan kepalanya. Menatap pelayan didepannya.
"Maksudnya bagaimana? Dia membuat sesuatu?"
"Iya , mungkin ia membuat coklat atau manisan untuk kekasihnya yang mengkhawatirkannya ini." goda gadis itu. Akaashi merona lagi, kali ini sedikit lebih tebal. Ini pengalaman langka, harusnya Bokuto disini untuk melihat ini.
"Hanya teman angka-"
"MA-MAAF , AKU TERLAMBAT!"
Akaashi menoleh ke arah pintu. Surai berantakan, pipi yang masih bercelemot(?) coklat, dan iris [e/c] bersinar. [Name] masuk ke dalam dan lekas melapor ke konter depan. Di tangan nya , sebuah kotak merah muda berbentuk persegi , tidak terlalu besar. Dengan sebuah pita putih di sisi kanannya, kotak itu terlihat manis. Melihat itu, pelayan yang bersama Akaashi itu menyunggingkan senyumnya.
"Hei, ini valentine, lho. Tidak mau mengajak 'seseorang' kencan? Ada diskon untuk sepasang kekasih manis juga." Bisik nya pada Akaashi. Yang dibisiki hanya terpaku.
"Tidak tidak. Dia akan bekerja." Lah, jadi benar Akaashi akan mengajak [Name] kencan? Tanpa memperdulikan Akaashi, gadis itu berteriak memanggil [Name] yang sedang merapikan rambutnya dan membersihkan wajahnya.
"[Nickname]-chaaan! Kemari deh!"
[Name] menoleh ke arahnya. Iris nya langsung menatap Akaashi , begitupun sebaliknya. Keduanya merona , bedanya [Name] tersenyum dan Akaashi pun salah tingkah. [Name] melangkah mendekat ke arah temannya.
"A-ada apa , Arisu-chan?"
"Lho, kau belum memberi coklat ini? Membuatnya sudah seharian lho. Masa tidak diberikan." godanya. [Name] merona, kemudian menggembungkan pipinya sebal.
"B-berisik sekali, Arisu -chan .." gerutu [Name] kemudian memalingkan wajahnya yang menimbulkan rona tebal hingga ke telinga.
"Haha, oh ya. Sepertinya ada seseorang yang ingin mengajakmu menikmati valentine berdua." ujar gadis itu. Kemudian ia memegang pundak [Name]. "Aku akan meminta izin pada atasan agar kau bisa menikmati hari ini." bisiknya pelan.
"A-apa?"
"Benar , kan?" Ia menoleh ke arah Akaashi.
Akaashi terdiam. Sebenarnya apa yang ada didalam pikirannya sampai ia begitu ingin menemui [Name]? Sejak di sekolah , Akaashi hanya memusatkan pikirannya pada gadis didepannya ini. Apa ada sesuatu yang salah ? Apa yang mengganjal? Sebegitu inginnya kah kau mengajak [Full Name] untuk berkencan, sehingga kau malu hanya untuk mengatakan sepotong kata pun untuk [Name].
Tidak, tidak. Dalam valentine, wajar jika seseorang mengajak kencan gadis satu sekolahnya. Apalagi beberapa hari ini mereka sudah terlihat dekat biarpun statusnya sebagai 'Pelanggan' dan 'Pelayan'. Namun tetap saja Akaashi merasa ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman didekat [Name], bukan rasa benci atau risih, melainkan degup berisik yang keluar dari dadanya.
Sadarkah kau, Keiji? Seharian penuh ini kau memperhatikan seorang [Full Name] namun kau tak kunjung mengakui sikapmu itu dan kau masih bingung dengan apa yang terjadi pada hatimu?
"Akaashi-san? Akaashi-saan?"
Akaashi terbuyar dari lamunannya. Dilihatnya gadis berseragam sama seperti dirinya duduk dihadapannya. Dengan segaris senyuman , rona dipipi sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dengan pose malu-malu. Ah , manis sekali.
"[Lastname]-san.. Maaf, tapi aku tidak bermaksud menyita waktu kerjamu hari ini.." Akaashi mengalihkan pandangannya, berusaha menyembunyikan rona tipis yang muncul sambil menggaruk-garuk tengkuknya.
"Tidak masalah, aku diizinkan libur untuk hari ini. Jadi, aku bisa menemani Akaashi-san." ujar [Name]. Kemudian ia memberikan buku menu yang ditinggalkan oleh Arisu di meja yang mereka tempati. Akaashi tersenyum tipis , tersirat rasa bahagia dalam hatinya. Ia menerima buku menu yang diulurkan [Name].
"Kau mau pesan sesuatu?" Tawar Akaashi.
"Em.. Aku ingin Parfait Coklat.." Akaashi mengangguk. Kemudian menuju meja konter untuk memesan Parfait
"Tidak mau pesan makanan-"
Akaashi tidak melanjutkan perkataannya. Ia melihat [Name] masih menggenggam kotak berpita itu , kemudian meletakkannya dimeja.
"Eh? Tidak tidak. Aku akan makan ini .. Kita bisa berbagi kalau Akaashi-san mau." tawar [Name] dengan senyum. Ia membuka kotak softpink itu, Ta-da! Potongan bola coklat dengan lelehan diatas nya dalam jumlah banyak. Terlihat menyelerakan, pikir Akaashi.
"Ini truffle. Oh iya, pasti Akaashi-san juga dapat ya? Beberapa teman dikelasku menyukaimu jadi mereka memberikannya."
"Jadi yang tadi itu temanmu, ya." Akaashi ingat dengan seorang gadis yang memberinya benda yang sama. Bola-bola cokelat yang disebut truffle. "Kupikir ini untuk temanmu atau siapalah.." gumam Akaashi, sebenarnya merasa sedikit sesak.
[Name] menunduk. Wajahnya memang tertutup rambut tapi Akaashi bisa melihat dengan jelas rona merah merayap menuju telinga nya. Kemudian gadis itu menutupi wajahnya.
"Aku tidak menemukannya disekolah. Jadi , aku kemari untuk memastikan dia ada disini atau tidak.." gumam [Name] pelan. Akaashi terdiam. Tunggu, jadi [Name] punya seseorang yang disukai?.
Ya, wajar sih. Namanya juga remaja. Akhirnya Akaashi memutuskan untuk diam dan tidak meneruskan percakapan sensitif ini.
"Parfait Coklat Couple nya, Silahkan."
Arisu datang membawa segelas besar parfait coklat double krim dan stroberi dengan 2 sedotan berbentuk hati. Manis sekali. Hanya saja-
"Tunggu, tadi aku pesan dua. Kenapa yang datang hanya satu?" Protes Akaashi. Sedangkan [Name] didepannya sudah merona tebal sambil memainkan ujung roknya.
"Oh, kau sungguh kelewatan Tuan. Ini Valentine. Waktunya berbagi keromantisan dengan kekasihmu. Jadi hari ini setiap dua gelas atau dua piring makanan akan dijadikan satu bagi sepasang kekasih atau sepasang suami istri bahkan sepasang teman yang akan menjadi kekasih."
Tentu saja sosoran Arisu membuat kedua orang didepannya ini salah tingkah.
"Baiklah, silahkan dinikmati." Arisu membungkuk kemudian berlalu dari meja Akaashi sambil cekikikan.
Akaashi menghela nafas. Ia menatap [Name] memberi kode agar ia duluan meminumnya. Tapi [Name] sendiri terlalu gugup untuk meminum Parfait itu.
"Karena ini valentine... Mau coba minum bersama?" Akhirnya Akaashi menawarkan hal yang membuat [Name] berdesir. [Name] merona tebal. Ingin menolak namun hatinya setengah bahagia setengah gugup. Kesempatan emas kok dibuang-buang?
"Ba-baiklah.." Akhirnya dengan keberanian penuh, Akaashi dan [Name] mendekatkan bibir mereka ke masing-masing sisi sedotan merah itu, mengulumnya lalu meminum minuman itu bersamaan.
Ssssh, Demi apapun , Author aja dag-dig-dug nulisnya.
Puas meminum Parfait, keduanya pun melepasnya bersamaan. [Name] tersenyum, Akaashi semakin merasakan detak jantungnya di telinga.
"Akaashi-san.." panggil [Name] , kemudian ia menyodorkan kotak coklat ditangannya. Ke arah Akaashi.
"Mau kah... kau menerima ini?"
Hening.
"Seharian ini , aku berada di dapur klub Memasak. Aku mencoba membuatnya dirumah, tapi aku terus gagal. Akhirnya aku berusaha membuatnya di sekolah. Dua kali aku mencoba tapi terus gagal, akhirnya percobaan ke 3 aku minta tolong pada Suzumeda-san.. dan.. ini.." [Name] menghentikan ucapannya, tangannya bergetar didepan Akaashi.
"Awalnya aku bingung, teman-teman ku menyuruhku untuk membuat cokelat atau kue, lalu berikan pada seorang pria. Tapi aku tidak tau harus kuberi siapa, tidak ada yang menarik perhatianku. Tapi aku tiba-tiba teringat Akaashi-san. Jadi, aku.. memberikan ini padamu karena.. kau sudah menarik perhatian ku.. Kumohon terimalah.." [Name] menutup ucapannya sambil menunduk. Tangannya masih terulur dengan gemetar.
Oh , [Name] , bisakah kau mendongakkan kepalamu sekarang? Lihatlah pria dihadapanmu ini. Merona padam, mata sayu dengan segaris senyum yang sangat rare untuk dilihat. Dia bahagia.
"Aku.. memang mengharapkan ini.." [Akaashi] bergumam, kemudian ia menerima kotak manis itu. Dia menatap [Name] tulus, kemudian tersenyum.
"Terima kasih, [Lastname]-san." Akaashi membuka kotak tersebut dan langsung melahap sebutir. "Ini enak.. Aku menyukainya..."
[Name] menggenggam bajunya. Jantungnya memompa normal namun ada sesuatu yang hangat , perlahan [Name] tersenyum lebar.
'Suka...?'
"Selamat Valentine, Akaashi-san.."
-Edisi Update Tengah Malam
Berakhir dengan gaje nya gini :' . Waktu nulis ini sebenarnya lagi blank dan ga dapet ide apapun. Cuma tiba-tiba terbesit aja gitu. Maaf kalau hasilnya kurang memuaskan :'). Terima kasih sudah membaca part 3. Tunggu part berikutnya yaa~ Sankyuu very much!
OWARI OF 03.
- ハイキュー!! -
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro