[ 02 ] Today's Special
13.05
Siang di sebuah bulan Februari dilapisi dengan butiran salju dingin, namun juga diiringi dengan mekarnya bunga sakura di beberapa sudut kota Tokyo.
Tapak sepatu Akaashi melangkah kembali, kali ini lebih sulit karena harus menelusuri tumpukan salju di jalanan. Membuat kakinya harus menguras tenaga lebih banyak agar terhindar dari air beku cantik yang memenuhi trotoar.
"Bersyukur hari ini tidak latihan, karena cuaca sedikit ekstrim."
Awalnya ia berniat pulang, namun karena angin semakin kuat, Akaashi memutuskan untuk berteduh dulu dari angin sebelum ia terbawa arus. Mengingat tubuhnya terlalu ringan untuk dilayangkan ke langit.
Kakinya berhenti disebuah Cafetaria. Ya, Cafe waktu itu. Tempat ia bertemu dengan gadis bernama [Full Name], yang berhasil membuat jantung nya bergemuruh karena segaris senyum dan saran lembut layaknya seorang bidada- Oke. Hentikan Akaashi, kau kemari untuk berteduh, bukan untuk berburu gadis cantik. Eh, tapi apa salahnya 'menggoreng dua ikan dalam satu wajan besar'?
TING!
"Selamat datang!"
Akaashi membuka mantel hangat nya kemudian menggantungkan nya ke gantungan kaki 3 khusus untuk para pelanggan Cafe. Kepalanya menoleh ke arah kanan dan kiri, kembali mencari kursi dengan posisi senyaman mungkin. Tidak, lebih tepatnya ia mencari kursi yang 3 hari lalu diduduki nya. Menurutnya, posisi duduk disana sudah sangat strategis untuk melamun dan menenangkan diri dari ocehan Bokuto Koutarou seharian ini.
"Selamat siang, Selamat datang di-- Eh? Akaashi-san?"
Sibuk menoleh, Akaashi dikejutkan oleh suara yang familiar ditelinganya. Ya, [Name] ada disitu. Namun ia tidak memakai seragam maidnya, melainkan seragam sekolah lengkap.
"[Lastname]-san? Eh." Akaashi memperhatikan [Name] dari atas hingga bawah. Lho, seragam ini..
"Tunggu, kita satu sekolah?"
"Eh?".
Dan disinilah kedua orang itu. Di sebuah kursi yang tak jauh dari tempat Akaashi duduk. Kali ini kursi diambil untuk 2 orang.
"Apa tidak apa-apa kau mengobrol denganku disini?" tanya Akaashi. Ia memang mengajak [Name] untuk mengobrol, dan mencoba mengingat pasti. Apa gadis ini pernah ia lihat disekolah atau tidak.
"Tidak apa-apa kok. Cafe juga masih sepi. Lagipula, shift kerja ku di mulai jam 15.00, aku datang lebih awal untuk mencegah terlambat karena cuaca ekstrim." Jelas [Name]. Akaashi menghela nafas. Ia mengangguk mengerti.
"Aku baru tau kau siswa di Fukurodani.." ujar Akaashi.
"Hehe, aku memang kurang mencolok. Tidak banyak orang mengenalku."
"Dan aku sepertinya jarang melihatmu, jadi wajar saja kan kalau aku kaget?"
"Iya. Tapi kalau sering ke perpustakaan pasti mengenalku kok."
Akaashi ber-oh ria. Klub Perpustakaan ternyata.
"Aku juga tidak tau Akaashi-san adalah siswa disana." Sambung [Name] sambil menunduk malu. Bisa-bisanya ia tak mengenal rekan satu sekolahnya padahal Akaashi adalah orang yang termasuk populer dan orang penting di klub voli.
"Kenal Bokuto-san?"
"Oh! Ace itu.."
"Dia yang kuceritakan padamu beberapa hari lepas.."
"P-pantas saja aku pernah mendengar rumor kalau orang terhebat di Fukurodani itu adalah Setter , karena sampai sekarang dia tahan terhadap sikap Ace nya. Ternyata Akaashi-san ya.." gumam [Name] pada diri sendiri. Akaashi yang mendengarnya hanya tersenyum tipis.
"Bukan cuma aku, yang lain juga tahan terhadap Bokuto-san. Tidak perlu berlebihan begitu."
[Name] mengangguk.
Percakapan kedua insan itu mengalir dengan indah. Seiring berjalannya jarum detik di jam dan alunan suara dari mulut Akaashi dan [Name] membuat keduanya lupa waktu dan hanyut dalam kenyamanan yang sama. Mulai dari membahas kegiatan sekolah , jadwal klub dan rutinitas sehari-hari. Akaashi tersenyum lembut menatap [Name] yang sesekali dipanggil oleh teman kerjanya hanya untuk sesekali menggodanya atau memang benar-benar menyuruhnya bekerja. Keduanya benar-benar menikmati waktu bersama sebagai seorang teman sekolah yang baru saja saling mengenal.
"Ngomong-ngomong, apa Akaashi-san sudah pesan sesuatu? Daritadi kita mengobrol, Akaashi-san tidak makan atau minum apapun." Tanya [Name] bingung, sedaritadi mereka mengobrol tidak ada pelayan yang mengantarkan makanan atau minuman untuk Akaashi.
"Ya aku tidak lapar,sih. Tapi kurasa aku ingin memesan sesuatu yang menghangatkan tubuh." jawab Akaashi sambil menatap keluar jendela, angin sudah mulai reda namun tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti total. Jadi Akaashi memutuskan untuk menghabiskan waktu di sini.
[Name] melirik ke arah jam. Pukul 14.45 , 15 menit lagi pertukaran shift. Giliran [Name] menjalankan pekerjaannya.
"Kalau begitu, tunggu sebentar , ya, Akaashi-san. Aku harus bersiap dan akan kembali 10 menit lagi." [Name] pamit , membungkukkan badannya kemudian berjalan menuju ruang ganti. Akaashi mengangguk.
Selang 10 menit , [Name] keluar dari ruang ganti dengan seragam maid-nya , wajah berpoles make-up tipis dan rambut [h/s] dengan hiasan bandana putih. Setelah mengambil nampan dan buku menu , [Name] kembali mendatangi Akaashi.
"Selamat siang , Tuan. Selamat datang. " [Name] membungkuk sopan sambil tesenyum lembut. "Bisa kutulis pesananmu, ini menu nya." Kemudian ia mengulurkan buku menu pada Akaashi.
"Terima kasih, sebentar aku lihat dulu." Akaashi menerima buku menu dn mulai membukanya, membolak-balik daftar namun sepertinya tidak ada yang menggugah selera makannya. [Name] yang memahami tatapan Akaashi langsung angkat bicara.
"Menu spesial hari ini adalah Gokyuro panas dengan krim dan Sakura Jelly. Dish spesial hari ini ada Tonjiru dan Chirasi." jelas [Name] , Akaashi sedikit tertarik.
"Sepertinya enak, aku pesan Tonjiru dan Sakura Jelly , minumannya Gokyuro panas." Akaashi menutup buku menu dan menatap [Name] yang sibuk mencatat, kemudian membungkuk.
"Baiklah, mohon tunggu sebentar, Tuan. Jika ada yang kau perlukan , panggil saja saya. Per-"
"Oh iya, aku butuh sesuatu." Akaashi memotong pamitnya [Name], membuat gadis itu menoleh kembali.
"Ya?"
"Setelah mengantar itu, bisakah kau duduk disini lagi?"
Eh? Apa?
"Eh, tapi Akaashi-sa .. Maksudku Tuan, saya sudah masuk shift kerja sekarang." ujar [Name] gugup. Merasa ada getaran didalam dadanya yang memerintahkannya untuk berkata 'Baiklah.'
"Tidak bisa ? Tidak masalah, aku tidak memaksa." jawab Akaashi sopan. [Name] yang merasa tidak enak sekaligus malu menatap Akaashi. 'Apa Akaashi-san ada masalah lagi ya?' batinnya. Kalau begitu , [Name] tidak akan keberatan untuk izin pada atasannya untuk menemani Akaashi. Lagipula Akaashi tetap seorang pelanggan yang berstatus teman sekolah [Name] , jadi menemani Akaashi termasuk bagian dari pekerjaannya. Benar,kan?
"Kalau begitu , saya akan izin pada atasan dulu. Lalu, saya akan menemani Tuan mengobrol. Permisi sebentar!" [Name] kembali pamit pada Akaashi kemudian dengan cepat menuju konter pemesanan dan ruang atasan. Mendengarnya, Akaashi tersenyum tipis kemudian menopang dagu sambil menatap keluar jendela.
...
Dan disinilah [Name] berada , setelah meminta izin dan mendapatkannya dari atasan, [Name] kembali dengan senampan pesanan Akaashi. Menghidangkannya di meja yang di duduki nya , kemudian [Name] duduk dihadapannya kembali.
Gugup? Tentu saja. Pria tampan dihadapanmu ini hanya mengucapkan terima kasih kemudian kalian saling diam. Terlalu gugup untuk memulai pembicaraan karena [Name] menganggap permintaan Akaashi barusan layaknya ajakan seseorang untuk berkencan. Tinggi sekali pemikiranmu, [Full Name]. Padahal kalian baru berkenalan 3 hari lalu dan tiba-tiba menjadi dekat karena menyadari bahwa kalian berada di sekolah yang sama.
"Aku makan, ya?" Akhirnya pihak pria angkat bicara. [Name] mengangguk, membiarkan Akaashi mencicipi Tonjiru hangat yang masih mengepulkan asap.
"Hah, hangat. Enak sekali.." komentar Akaashi setelah menyeruput sesendok sup dan beberapa potong daging bertekstur lembut. [Name] tersenyum.
"Syukurlah kalau Tuan suka." Akaashi yang merasa risih karena teman didepannya hanya diam dan menatapnya berinisiatif menawarinya.
"Kau mau? Cuaca dingin begini paling enak makan sup lho." Tawar Akaashi.
"Eh? Tidak usah, Akaashi-sa- Maksudku , Tuan."
"Tidak usah memanggilku , Tuan. Aku jadi merasa lebih tua darimu."
"Ba-baik. Akaashi-san, tidak usah. Itu kan makananmu, lagipula, sendoknya hanya 1."
"Memangnya kenapa, ini." Akaashi tidak menghiraukan tolakan halus [Name]. Ia menyendok kuah Tonjiru dan sepotong daging kemudian menyuapkan nya ke mulu [Name].
"Buka mulutmu." titah Akaashi dan reflek saja [Name] membuka mulutnya, menerima suapan kemudian mengunyahnya dengan lembut. Akaashi tersenyum.
"Te- terima kasih." [Name] menunduk. Merasakan pipinya yang memanas dan dadanya yang semakin berdegup karena perlakuan Akaashi padanya.
"Ini, buka mulutmu lagi,"
"Eh? Tidak usa-"
"Buka."
"Baik!"
Selesai lah acara makan makan romantis antara Akaashi dan [Name] , dengan beberapa suap sup Tonjiru , 2 suap potongan Sakura Jelly dan seseruput Gyokuro hangat yang manis, sukses membuat jantung [Name] berolahraga hari ini. Akaashi benar-benar memperlakukannya seperti seorang Putri. Memerintahkannya untuk menemaninya makan, kemudian menyuapinya makanan dengan sendok yang sama.
Wah , sekali.
"Terima kasih atas makanannya." Akaashi meneguk habis secangkir Gyokuro nya dan membersihkan mulutnya.
"Terima kasih , Akaashi-san sudah membagi makanan denganku." [Name] menunduk dan membungkukkan tubuhnya.
"Tidak, harusnya aku yang berterima kasih. Karena kau sudah mau izin untuk menemaniku makan dan membuang jam kerja mu untuk hal aneh ini." Akaashi menggaruk tengkuknya.
"T-tidak begitu, kok. Tadi itu menyenangkan. Terlebih lagi, aku bisa mengenal Akaashi-san lebih baik sebagai seorang teman baru."
Teman baru?
Oh, ya. Teman baru akan menjadi permulaan bagi kita.
"Kalau begitu.."
"Ya?"
"Terima kasih banyak, [Lastname]-san, Semua yang kau berikan padaku hari ini. Benar-benar spesial. Aku menyukainya. Ayo kita lakukan lagi lain kali."
[Name] membeku di bangku nya. Sedangkan Akaashi berusaha menyembunyikan rona merah yang menyembul tipis di pipinya.
"Ah, I-iya. Sama -sama , Akaashi-san.." tutup [Name] diiringi berhentinya badai dan munculnya sinar matahari sore yang menimpa jalanan.
Part 2 clear. Terima kasih sudah menunggu, ku usahakan bakal update dalam jangka waktu 3 hari 1x . Plus kuliah juga sudah selesai, jadi bisa lancar nulis fanfic. Sankyuu sudah menunggu! See you next chapter!
OWARI OF 02.
- ハイキュー!! -
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro