《9》
🐰
cklek !
aku menoleh ke pintu kamar mandi, rachel yang baru melangkah keluar itu aku tatap lama. baju oversized berwarna kelabu kepunyaan ku itu hampir saja tidak menampakkan susuk tubuh gadis itu. tangannya juga tidak kelihatan.
" tengok apa ? "
aku tersedar dari lamunan, rachel sedang memperbetulkan rambutnya yang terlepas itu.
" badan kau nampak besar bila pakai macam tu "
" biar arh " rachel menghampiriku dan duduk di birai katil disampingku.
" awak tak nak mandi ke ? " soalnya.
" bukan masalah kau "
" iye saya tau bukan masalah saya, tapi.. " rachel mendekat, wajahku ditatapnya lama. kemudian gadis itu menjauh dan menutup hidungnya.
" ..awak busuk eeii "
aku menjelingnya.
" kau kan awal pagi lagi nak kacau mood aku aish " jungkook mengacakkan rambutnya kusut, rachel sudah tergelak.
rachel duduk bersila diatas katil dan melipat hujung lengan bajunya yang kebesaran itu.
" siapa suruh kau duduk sini ? aku cakap aku tak suka kan kongsi katil " jungkook duduk menghadap rachel, kelihatan gadis itu tidak mengendahkan cakapnya.
" rachel "
" hem ? "
rachel mendongak, wajah jungkook dipandangnya.
" kau tau tak, yang isteri yang tak endahkan cakap suami dia tu isteri derhaka "
rachel berfikir seketika, kepala gadis itu disengetkan.
" tapi, awak tak pernah dengar ke yang suami yang halau isteri dia tu jugak suami derhaka ? "
jungkook mengetap bibirnya geram, panas hatinya tetiba.
" aku nak mandi " jungkook dengan geramnya mencapai tuala dan berjalan ke kamar mandi sambil menghentak hentakkan kakinya.
" janganlah hentak kaki tu, retak nanti lantai ni. dahla mahal " terdengar suara rachel sebaik saja jungkook ingin menutup pintu kamar mandinya.
" kau diam! " jungkook berteriak di dalam kamar mandi.
rachel tergelak.
tok ! tok !
rachel menoleh ke pintu, cepat saja dia berlari ke arah pintu dan memulas tombol, pintu terbuka.
kelihatan seorang pekerja hotel yang memakai nametag hemin, itu sedang mendorong troli berisi makanan.
" erm cik, ni breakfast yang cik pesan "
rachel mengangguk dan mendorong troli itu masuk.
" gomawo " ucap rachel dan pekerja itu mengangguk kemudian berlalu pergi.
" apa tu ? "
soal jungkook sebaik saja pintu bilik ditutup, rachel menghampiri katil dan duduk bersila diatas katil itu semula.
jungkook yang baru keluar dari kamar mandi dengan tuala yang dililitkan dipinggang itu menghampiri troli.
" kau pesan ? "
" taklah, saya order delivery tadi hem " jawab rachel dan jungkook mengetap bibirnya.
jungkook yang seakan putus asa itu terus saja menyambar nasi goreng kimchi dan susu putih yang terletak diatas troli makanan itu tanpa bersuara.
" kenapa tak makan ? "
rachel menggeleng.
" saya dah makan, lepas jogging tadi. jadi motif saya bawa naik kopi tadi untuk apa ? saja saja? "
" mungkin "
" saya suruh mereka bawa naik tadi, mana tau awak penat nak turun. almaklumlah orang kaya "
jungkook hanya mengangguk anggukkan kepalanya. rachel terdiam seketika.
" erm, awak.. "
jungkook memandang rachel, gadis itu kelihatan teragak agak untuk berbicara.
" apa ? "
" kalau saya tanya jangan marah eh ? "
" kalau aku marah ? "
" nak tanya jugak "
" gedik " jungkook meletakkan pinggan kosong diatas troli semula, susu putih diteguk sambil kakinya dibawa melangkah ke birai katil.
jungkook bersandar di papan katil sambil meneguk susu putihnya. tubuh bahagian atasnya dibiarkan terdedah seketika. sengaja untuk memperlihatkan absnya kepada rachel. untuk melihat reaksi dari gadis itu.
tapi gadis itu kelihatan tidak kesah. jungkook termalu sendirian.
" ehem, kau nak tanya apa ? "
rachel menghulurkan jari kelingkingnya. jungkook menatapnya pelik.
" janji tak marah ? "
jungkook menatap wajah rachel lama, wajah gadis itu kelihatan suci dan innocent.
" tengoklah " jawab jungkook.
" ni ? " rachel tetap menghulurkan jari kelingkingnya. jungkook blur seketika.
" untuk apa ? "
" janji "
" erm okey " jungkook memegang jari kecil rachel dan menggoyangkannya pelan, gadis itu tergelak kecil dengan kelakuan jungkook.
" bukan macam tu lah " rachel menarik jari kelingking jungkook dan mengaitkannya dengan jari kelingkingnya.
" macam ni " rachel mengukirkan senyuman. jungkook terdiam seketika.
" oke, cepatlah kau nak tanya apa ? " jungkook cepat cepat melepaskan jari nya dari jari kelingking rachel. lehernya dia usap.
" perkahwinan ni, kenapa di rahsiakan ? " rachel memandang jungkook.
jungkook terdiam seketika, tapi kemudian dia menjawab
" adalah sebabnya "
jungkook mengangkat punggung dan mengatur langkah kaki ke troli makanan tadi, gelas kosong yang tadinya berisi susu itu dia simpan sebelum beg hitamnya dia capai.
dia terdengar rachel bergumam tidak jelas. jungkook tersenyum kecil.
" kenapa perangai kau macam ni ? macam budak budak tak cukup umur "
jungkook menyarungkan baju sweater bewarna hitam ke badannya.
" manalah saya tau "
jungkook meraup rambutnya ke belakang, rachel yang masih duduk diatas katil dipandang.
" pergi kemas barang kau, kita kan bertolak kejap lagi " arahnya
" kemana ? "
" villa aku "
°°°
" nak bukak tingkap boleh ? "
" tak boleh " jungkook mencapai kaca mata hitamnya dan dipakainya untuk mengelak cahaya matahari dari menerpa matanya. ciss, ingat cool ler tu.
" aloo tak best arh macam ni " rachel berpeluk tubuh tidak berpuas hati.
" kereta aku, suka hati akulah. kau baju pun tumpang, heh "
jungkook mulai memutar stereng dan kereta keluar dari tempat letak kereta hotel tersebut.
" awak tinggal dengan siapa ? " soal rachel, jungkook menoleh sekilas.
" sorang "
" sorang ? dekat villa besar macam tu ? "
" iyela, kenapa ? "
" eii awak tak takut ke ? manatau ada peneman tidur malam huhu~ " rachel mendekatkan tangannya ke jungkook, gadis itu menyentuh leher jungkook.
" heii apa ni, duduk diam diam " arah jungkook dan menepis tangan rachel. gadis itu mencebik.
" tapi awak betul ke tinggal sorang je ? kalau awak mati mengejut macam mana ? and mayat awak mereput kat sana macam mana ? ahh ottokhae "
jungkook terdiam. bulu romanya merinding secara tetiba.
ada betulnya jugak kata budak ni.
tapi cepat cepat jungkook tepis perasaan itu dengan berkata.
" hei budak. stop imagine benda benda mengarut macam tu. aku takkan mati dalam keadaan macam tu. sadis sungguh "
" tapi tak mustahil jugak kan ? "
jungkook menghadiahkan jelingan ke rachel. gadis itu tersengih.
" awak kerja apa eh ? "
" takperlu tau "
" ada ke kerja macam tu ? tak pernah dengar pulak "
" kau boleh diam tak ? aku sumbat stereng ni dekat dalam mulut kau padan muka "
" macam mana awak nak pandu ? "
" apa ? "
" macam mana awak nak pandu kalau stereng awak dah sumbat dalam mulut saya ? mph, ni yang saya musykil ni "
jungkook meremas rambutnya kusut, stress pulak dapat isteri macam ni.
" jawablah "
" diamlah "
°°°
jungkook memasukkan keretanya kedalam garaj kereta.
dia keluar dari perut kereta, kaca matanya dia lepaskan dan wajah rachel yang berdiri disampingnya itu dia pandang.
rahang gadis itu terjatuh. jungkook tersengih.
" awak pasti ke yang awak tak salah rumah ? "
" erm, rasanya " jungkook mulai melangkah memasuki villa itu, tapi seketika kemudian dia berhenti.
" rasanya ? "
" kau "
jungkook membalikkan tubuhnya menghadap rachel.
" apadia ? "
" pergi ambik beg aku kat dalam kereta "
" kenapa tak ambik sendiri ? "
jungkook mengundur ke belakang dengan satu langkah. dia sudah berada di pintu masuk villa tersebut.
" aku dah masuk "
" dahtu ? "
" ambikkanlah " jungkook memasuki villa tersebut tanpa menghiraukan suara protes gadis itu yang sudah mengomel tidak jelas.
aiiyok silent reader. :'(
.
.
[Thank you for reading. Do vote and comment♡♡]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro