《2》
🐰
"Uwahhh" gadis itu melopong melihatkan suasana fun fair yang tengah sesak dengan pelbagai jenis manusia.
"Unnie palli ! " gadis itu terus meluru ke penjual gula-gula kapas yang hanya beberapa meter dari kami.
" woii jangan lari "
aku menggelengkan kepalaku berkali-kali melihatkan sikap adik angkatnya yang tidak pernah matang itu.
kanak kanak ribena, gelarnya.
hyper betul budak ni, makan apa tah
tadi, setelah singgah ke pesta buku terus saja aku bawa mereka ke funfair ini untuk release tension.
aku melirik ke samping, minjoo hanya mendiamkan diri sambil sekali sekala berteriak memanggil nama gadis itu.
" rachel, jangan pergi jauh "
dia menggalas beg plastik yang berisi makanan, mungkin.
aku mencapainya dari tangan minjoo. bahu gadis itu terhinjut akibat terkejut dengan perbuatanku.
" biar aku bawa "
dia hanya mengangguk, pipinya diusap.
" erm, awak tak kerja hari ni ? "
aku menggeleng.
" jadual flight aku kosong hari ni, so sebab tulah aku bawa budak tu pergi jalan-jalan "
dia mengangguk lagi.
" unnie kita naik tu nak ? " rachel menundingkan jarinya ke roller coaster yang sedang dinaiki oleh beberapa orang itu. sesekali terdengar suara jeritan dari atas sana.
" rachel tak takut ke ? " minjoo menarik rachel mendekat dengannya, rambut gadis itu diperbetulkan.
" tah, kau tu bukannya berani sangat pun " ujarku dan menjelirkan lidah ke rachel yang sedang memakan gula-gula kapasnya.
" ish, kalau macam tu biar saya saja yang naik roller coaster, min unnie dengan yoongi pergi masuk ferris wheel " katanya dan gula-gula kapasnya disuakan kepadaku.
" betul ni ? " aku mengambilnya.
rachel mengangguk, gadis itu sempat mengenyitkan matanya kepadaku sebelum berlalu pergi.
ooh, ini rupanya rancangan kau.
" erm tak apa ke kalau kita biarkan dia sensorang ? "
minjoo memandangku sebelum memandang kelibat rachel yang semakin lama semakin hilang dari pandangan.
bahu gadis itu aku rangkul, dia menatapku kaget.
" takpe, dia akan okey tu. so jom, kita pergi naik ferris wheel " aku menarik lengan minjoo mendekati pintu masuk ke ferris wheel.
aku merogoh saku seluar mencari koin untuk diberikan ke pekerja tersebut.
patutlah bagi koin dekat aku banyak banyak.
koin tersebut diberikan ke pekerja tersebut.
" have a nice day, sir, miss " katanya pekerja tersebut.
aku hanya mengangguk. sekali lagi lengan minjoo kutarik agar dia memasuki ferris wheel bersama denganku.
oh, nasiblah flight dia kosong hari ni, dapatlah dia spend time dengan minjoo, tunangnya.
" erm.. yoongi kenapa awak-- "
" aku nak spend time dengan kau hari ni, sorylah kalau jadual aku padat bulan bulan lalu sampai aku tak sempat nak jenguk kau "
gadis itu hanya terkebil-kebil memandangku.
aku tersenyum.
pipinya ku usap pelan. terasa hangat dan perlahan-lahan pipinya mulai merona merah.
aiguu, kenapa kau comel sangat ni ?
" tapi rachel-- "
" aku takut kau jealous bila tengok aku asyik berkepit dengan budak tu so.. "
aku mengecup bibirnya sekilas.
".. walaupun aku sayang dia macam adik aku sendiri, itu tak boleh kalahkan rasa sayang aku pada kau "
pipinya mulai membahang.
oh yeah, naise yoongi naise.
" erm boleh tak kita keluar sekarang ? "
gadis itu mulai berdiri dari duduknya, tapi aku cepat cepat menariknya duduk ditempatnya semula.
" kau tak nampak ke yang benda ni tengah bergerak ? dah alang alang kita kat sini baik nikmati saja. jangan nak lari pulak " bahu minjoo aku rangkul sekali lagi. dapat aku rasakan yang degupan jantungnya sedang mengepam darah dengan cepat, sama sepertiku.
°°°
" i want cappucino and cheese cake one please " rachel berkata dengan senang hati didepan cashier tersebut.
" okey, please wait at your seat, we'll serve it in 5 minutes " cashier berkulit putih pucat itu berkata, rachel mengangguk sebelum mengatur langkah ke tempatnya semula.
dia menghadiahkan senyuman ke minjoo dan aku.
" kau nampak macam serial killer jer bila senyum macam tu "
terus mati senyumannya, rachel menyepak kakiku pelan melalui bawah meja tanda protes dengan denganku.
" woii sakitlah "
aku mengusap kakiku, kopiku aku hirup sebelum gadis itu dijeling.
" amacam ? best ? " rachel menyenggol lengan minjoo, gadis itu tersenyum mengejek saja.
" apa yang best nya ? " aku berkata sambil berpeluk tubuh.
" eleh ingat kita tak tau ? ' walaupun aku sayang dia macam adik aku sendiri, itu tak boleh kalahkan rasa sayang aku pada kau ' ciaa sawitnya ! " rachel mengajuk ucapku.
pipiku memerah, begitu jugak minjoo.
ehhh waitt a minute, macam mana dia boleh tau ?
" k-kau tau dari mana ? "
aku berusaha mengawal ekspresi wajahku yang mulai memerah agar tidak ketara yang aku ni tengah blushing.
ish memalukan.
dia tersengih seperti kerang busuk.
" here your order miss "
waiter tersebut meletakkan pinggan berisi sepotong cheese cake serta secawan cappucino diatas meja didepan rachel.
rachel apalagi, berseri serilah wajah dia tengok kek tu.
waiter tersebut berlalu pergi.
rachel memotong kek tersebut ke cebisan kecil sebelum dimasukkan kedalam mulut.
" mashita ! " ucapnya seraya menyuakan kek tersebut ke minjoo, tapi minjoo hanya menggeleng dan menyuap kek coklat kedalam mulutnya.
kek cheese memang bukan taste dia.
" stoplah makan kek tu, nanti kau gemuk macam mana ? "
" biar ahh "
rachel menghirup cappucinonya, kemudian mengelap mulutnya dengan tisu.
aku memandang kedua gadis yang sedang duduk didepanku ini selang seli. keduanya sama cantik, keduanya sama baik.
patutlah rakan kerjanya cemburukan dia, sebab yoongi selalu didampingi oleh dua orang gadis cantik dalam satu masa.
satu bertebiat, satu lagi shy shy cat.
nasib sayang.
°°°
Jungkook
aku hanya memandang malas ke tuxedo yang baru dihulur kepadaku.
somi mengangkat keningnya.
" you nak i pakaikan ke ? "
" oh thanks a lot, but i don't need that kind of shit "
aku mencapai tuxedo dari pegangan somi dengan kasar, gadis itu tersentak seketika, tapi kemudian dia tersengih memandangku.
aku hanya men-roll kan eyes sambil berjalan memasuki fitting room.
ahh aku patut larikan diri ke amerika hari tu.
aku mengeluh kasar sebelum menanggalkan sweater sebelum menyangkutnya ke penyangkut baju.
tuxedo disamping dipandang sepi.
aku tak patut balik sini.
aku meraup wajahku kasar, sweater ku yang disangkut tadi aku capai sebelum dipakai semula.
pedulilah perempuan tu nak kata apa.
aku memandang pantulanku dicermin.
drrt drrt !
phoneku yang berdering dicapai didalam poket seluar.
' taehyung '
aku menggesel butang hijau, phone dilekapkan ke telinga.
" kau pergi mana ? aku tak nampak pun kau kat pejabat hari ni. odiga ? "
" aku sebenarnya dalam perjalanan nak masuk ofis tadi, tapi perempuan tu heret aku pergi butik nak try baju. aku tak ada pilihan selain terima "
" oh, sad life. takpe aku ada un-- "
" jungkook ? you dah siap ke ? "
somi bertanya disebalik pintu.
sesekali dia mengetuk pintu itu.
" i suruh you try baju, bukan buat baju. sayang.. "
aku mengetap bibirku geram.
kalau bukan disebabkan sebuah arahan dari appa, dia sudah bertindak dengan mengasari perempuan ini. tapi dia tau batasnya, perempuan itu hanya menyakitkan hati dan jungkook bukan seorang yang dayus sampai sanggup cederakan perempuan, even walau perangai perempuan tu macam sial.
" aku pergi dulu, nanti aku call balik "
taehyung hanya meng-emm kan saja, panggilan telefon dimatikan.
aku menolak pintu fitting room dengan kasar, aku nampak perempuan itu sedang berdiri didepan cermin besar khas bagi melihat wedding dressnya.
kejap, wedding dress ke tu ?
dia melihatku melalui pantulan cermin dan cepat-cepat berpaling kearahku.
" kenapa you tak pakai tuxedo tu ? i nak tengok "
" well, i don't give shit "
aku memeluk tubuhku, dia memandangku tajam.
tapi tiba-tiba bibirnya mengukirkan senyuman, dia mendepakan tangannya.
" you, tengok ni. cantik kan ? "
dia berpusing- pusing dengan wedding dressnya yang bagiku agak keterlaluan seksinya.
ciss, tak tau malu.
" kau nampak aku kesah ? "
senyumannya mati, somi memandangku tajam. dia menghampiriku, leherku dipeluknya.
" kau boleh tak jangan malukan aku ? " dia berbisik ditelingaku
aku tersengih.
" pandai pulak kau malu ye ? "
" well, aku perempuan cantik, fab dan gorgeous, dah tentulah aku kenal arti malu, kau tak nampak ke orang tengah tengok kita ni ? "
aku memandangnya dengan meluat, pinggangnya aku peluk bagi menghilangkan rasa ' malu ' nya itu.
" sekarang aku dah nampak " bisikku lagi, bibir somi mengukir senyuman manis.
" nampak apa sayang ? "
" nampak sangat yang kau murah "
dia melepaskan pelukan dileherku sedikit kasar, wajahnya merah padam menahan marah.
dia sudah berjalan ke fitting room dengan amarah yang menggunung.
aku tersenyum tanda kemenangan.
.
.
[Thank you for reading. Do vote and comment♡♡]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro