Epilogué🥀
Our happy ending,
only exist in my
damn imagination.
Hah...
Jeon Jungkook mengeluh perlahan, van putih yang bergerak tanpa dia tahu arahnya itu membuatkan Jeon Jungkook mendengus perlahan. Kepalanya berdenyut sakit. Pergelangan tangannya yang digari itu dia pandangan tanpa perasaan.
Kerana dia dibawah pengaruh dadah yang mengkhayalkan daya fikiran dan melemahkan imun badan, Jeon Jungkook tak mampu untuk berbuat apa. Dia duduk diam ditempatnya. Tepat saat dia hendak memejamkan mata, van putih tersebut memasuki sebuah jalan yang terletaknya bangunan besar. Disekeliling mereka dipenuhi dengan hutan.
Asylum... nama itu terdetik di hatinya. Tapi kenapa dia dibawa kesini? Jawapannya, Jeon Jungkook sendiri tidak pasti. Dia lupa apa dan kenapa dia dibawa ke tempat tersebut.
Drrrrr!
Pintu van dibuka, seorang pemandu van menarik tangan Jungkook agar lelaki itu keluar dari perut kereta. Silauan dari cahaya matahari menyebabkan mata Jungkook agak pedih. Dia dibawa ke sebuah ruangan putih, dilengkapi dengan sebuah katil, meja kecil dan kamar mandi. Tidak ada dekorasi sama sekali. Hanya putih dinding putih yang polos saja. Dia diarahkan berbaring diatas katil oleh seorang lelaki berpakaian doktor. Bibir Jungkook agak berat untuk bersuara.
Adakah dia masih berada dalam penangan ubat itu? Entahlah.
"Urk. Um!" Dengus Jungkook mahu mengatakan sesuatu.
"Hm?" Doktor lelaki itu menjongketkan dahinya, seakan dia agak terkejut dengan suara Jungkook. Mask putih yang doktor itu gunakan dia lepaskan.
"You're not suppose to wake up this early. You have to sleep and wake up until I told you wake up." Ucap doktor lelaki itu. Jungkook mengepal tapak tangannya saat lelaki itu mengeluarkan picagari berisi cecair yang dia tak pasti apa itu. Jantungnya mula berdegup dengan kencang saat cecair itu disuntik masuk kedalam pembuluh darahnya.
"Ah, so you're irregular." Kata doktor lelaki itu, bibirnya mengukir senyum kecil. Agak menakutkan melalui pandangan Jungkook. Wajah curiga dan panik Jungkook sama sekali tidak merubah reaksi lelaki itu.
"From now on, you have to sleep. Create a dream that you like, think of me as your friend. I'm not a bad guy. It's just... make it fun." Bisik lelaki itu seraya menyelimuti tubuh sasa Jeon Jungkook.
"My name is Kim Taehyung, and I'll become your friend. Hope you have a nice dream. Chingu." Bisiknya, sekaligus membuatkan kelopak mata Jeon Jungkook menjadi layu.
•••
"Huft huft!"
Jeon Jungkook terjaga dari tidurnya. Refleks dia memegang dadanya kerana mimpi yang dia rasakan seakan- akan real . Mimpi yang dia bina tadi adalah ketika hidupnya masih normal. Namun, kenormalan itu berubah saat munculnya seorang lelaki bernama Kim Taehyung yang mengaku sebagai kawannya.
But, I don't remember him?
Jungkook meraup wajahnya, mimpi tersebut membawanya kepada sebuah pembunuhan. Dia menjadi pembunuh yang membunuh ahli keluarganya sendiri. Jeon Jungkook murder everyone except him.
That man.
"You're awake."
Kedengaran suara halus menerpa ke telinga, pantas saja Jungkook menoleh memandang ke penjuru bilik. Disitu, ada seorang gadis berpakaian doktor sedang berdiri dihadapan pintu sambil membawa dulang berisi makanan. Jungkook sedikit terpana.
"Siapa kau?"
"Saya orang yang bertanggungjawab menjaga awak." Jawab gadis itu tanpa reaksi sebelum perlahan- lahan melangkah merapati Jungkook yang sedang duduk diatas katil. Gelabah lelaki itu menjarakkan diri.
"Y- you can't! Aku pembunuh!"
"You're not."
"How can you be so sure-"
"Name, Jeon Jungkook, age 25. Normal office worker, had one sibling and parents. Hometown, Busan. Love to spend time with his younger siblings, a very kind oldest brother. Love his parent so much. Single-"
"Hey!"
Lengan gadis itu ditariknya kasar membuatkan tubuh si gadis terduduk diatas katil berhadapan dengannya. Mata bening gadis itu membuatkan Jungkook terpana buat seketika.
"Kau dapat dari mana info pasal aku?"
"Hm, it doesn't matter, right? You're good person at least..." bisik gadis itu sambil mengusap rambut Jeon Jungkook. Merah muka Jeon Jungkook jadinya. Pantas dia menjarakkan diri. Gadis itu memandang Jungkook sebelum melepaskan keluhan.
"Trust me, Mr. Jeon. As long as you follow what we told you to do. We're not going to hurt you."
"How long I'll be staying here? What about my family? Are they safe?"
"..."
"Talk to me."
"You'll be staying here about 3 years, its depends on how many dreams you can create. And your family... forget about them."
Jungkook tersentak. Huh? Lupakan?
"Kau dah gila-"
"You can think of me as your family now. Either I'm your sister, mother or girlfriend, I can be anything you want me to be." Ucap gadis itu. Jeon Jungkook mengetap bibir. Namun kemudian, pandangan matanya tertarik akan panahan nata gadis itu.
Ia cantik, seakan ada sesuatu yang menarik Jungkook untuk merasakan perasaan yang lain.
But...
"At least, tell me your name."
"My name is Choi Aylin..."
You know, that day...
I fall in love with you.
But why...
I only can love in my own dream?
not reality?
"Hey, Choi Aylin, aku rasa aku cin-"
"Wake up. You're still in your dream."
Ucapan itu membuatkan Jeon Jungkook tergamam, Choi Aylin i'm not dreaming... I wish I could say that but your gaze, is somehow laughing at me.
And, that day, my obsession about wanting to have you grow larger.
Then... I promise I'll torture you my dream.
You cannot sleep,
you'll be with me.
In this long long dream....
Hai, saya shabello!
Maaf agak lewat post epilogue, sha busy weh hshshsh busy memanjang aje!
By the way, ini adalah pengakhiran fanfic fix me doctor ni. Walaupun plot cerita agak messy, yang penting dah tamat, kan? Suka hati je sha ni.
Baik, sampai sini saja story ini. Ada idea lagi, sha post new story. Haaa, walaupun story sha dah mula membosankan, tapi kalau anda sudi singgah- singgahlah fanfic sha yang lain.
Eheehe!
Terima kasih sudi membaca, adios!
sincerely, sha-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro