Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

TUJUH PULUH TUJUH


(edited version)

----------------------


"Terobsesi padamu?" ulangku.

"Ya. Seperti itulah Gregory. Ia hanya seseorang penjahat rendahan. Bahkan ia tak mengetahui bagaimana menjadi seorang penjahat."

"Aku masih tak mengerti."

"Tentu saja. Karena ini adalah pembicaraan yang sangat..." Ucap Eugene.

"Sangat....Sangat...," sambungnya kemudian ia menghisap kembali rokoknya dan meniupkan kepulan asapnya. "Sangat panjang."

"Aku akan dengan senang hati menyimak pembicaraanmu itu, Tuan. Aku adalah wanita yang tak mudah bosan," ucapku sembari mendekati tempat tidur dan mendudukkan diriku di salah satu sisinya.

Eugene kemudian mengangkat sebuah armchair klasik ke dekatku.

"Aku bertemu pertama kali dengan Gregory tujuh tahun yang lalu di sebuah tempat judi. Ia sedang melakukan transaksi obat terlarangnya," ucap Eugene sembari mendudukkan dirinya di kursi itu.

"Tujuh tahun yang lalu. Apa itu hari pertama misimu?" tanyaku.

"Hahaha," tawa Eugene. "Gadis pintar."

"Ia terus menerus berbicara sehingga membuat salah satu pelanggannya kesal. Dan terjadilah keributan. Kemudian aku masuk dengan mudah, dengan berpura-pura membelanya. Ia sungguh mudah dibodohi," ucap Eugene. "Setelah itu aku mendekatinya. Tidak, lebih tepatnya aku membuatnya mendekatiku. Lalu beberapa kali kami mabuk bersama. Dari yang kutahu, ia adalah seorang pecundang. Semuanya berjalan sesuai keinginanku dan ia mengajakku untuk bekerja menjadi kepala pengawalnya.

"Beberapa bulan pertama aku masih berhati-hati padanya, mengingat misiku ini adalah kelas A. Awalnya aku mengira ia adalah seseorang yang berbahaya dan berpura-pura seperti pecundang. Namun setelah setengah tahun aku dapat meyakinkan diriku bahwa ia tak berpura-pura. Gregory memang seperti itu. Ia pecundang, cengeng, suka bermain dengan para jalang dan ia bahkan tak dapat menggunakan senjata api dengan baik.

"Lalu ia semakin akrab denganku, itulah yang ia rasakan, berbeda hal denganku. Aku tetap fokus menjalankan misiku untuk mencuri sebuah file rahasia darinya. Mengingat ia adalah pria yang sangat cengeng, sebenarnya saat itu bisa saja aku mencabuti kukunya satu persatu dan memaksanya agar memberikan benda itu. Namun aku masih berhati-hati padanya," Ucap Eugene.

"Lebih tepatnya aku takut ia mati karena aku menyiksanya. Ia begitu lemah. Hal itu dapat membuat waktuku terbuang percuma jika ia mati begitu saja. Kemudian perlahan-lahan, ia memberikanku banyak informasi mengenai file itu. Ia mendapatkannya dari sebuah pelelangan sepuluh tahun lalu, tepat ketika ia baru mendapatkan uang yang sangat banyak dari sebuah undian lotre. Ia ikut dalam pelelangan itu dan menjadi penawar dengan harga tertinggi.

"Ia begitu bodoh. Semua hasil undian lotre yang ia dapatkan hanya tersisa seperduapuluh. Hampir semua uangnya dihabiskan untuk sebuah benda yang sama sekali tak diketahuinya. Benda yang membuatnya menjadi target utama M.I.S.A," Eugene mengakhiri sembari sesekali ia menghisap rokoknya.

"Apa maksudmu dengan ia tak mengetahui sama sekali mengenai file itu?" tanyaku.

"Seperti itulah kenyataannya. Mulanya ia mendatangi pelelangan itu untuk mencoba bersosialisasi dengan sekumpulan penjahat-penjahat lainnya. Dan ketika pelelangan itu dimulai, ia menyadari bahwa ada banyak orang yang menginginkan benda itu. Orang-orang yang memiliki catatan hitam. Dan akhirnya, ia terbawa arus dan mengikuti egonya untuk turut menjadi salah satu penawarnya. Ia ingin menjadi salah satu orang yang cukup ditakuti. Lalu ia berhasil mendapatkan file itu. Dari ceritanya itu aku dapat menyimpulkan sesuatu, alasan mengenai mengapa misiku ini merupakan misi kelas A," ucap Eugene.

"Itu karena file-nya. Bukan karena targetnya. Ada alasan yang membuat file itu sangat diinginkan banyak orang," tebakku.

"Kau sangat cerdas!" ucap Gregory terkekeh. Entah maksud dari perkataannya itu memuji atau meledekku.

"Tapi kenapa banyak orang yang ingin memilikinya? Bukankah file itu hanya sebuah file biasa?" ucapku.

"Kau membukanya Nona Candice? Hahaha." ucapnya disisipi tawa pada ujung kalimatnya.

"Bad girl. Ckckck!" Eugene menggelengkan kepalanya. "Bukankah protokol utamanya adalah 'jangan pernah membuka file' itu?"

"Kuyakin kau juga membukanya 'kan?" tanyaku memastikan. "Seperti yang kau bilang Tuan Ford. Everything is grey."

"Kuakui, kau adalah pencuri yang handal Nona. Kau mencuri kata-kataku," ucap Eugene.

"Jadi, mengapa file itu sangat diinginkan oleh banyak orang?" tanyaku.

Dan Eugene hanya menjawabnya dengan tawa yang keras. Ya. Ada apa dengan file itu?


***
Tbc.

Sorry telat up. Byk revisian.

Salam mata panda.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro