TUJUH ELS
(edited version)
----------------------
Tak ada kata perpisahan untuk R. Terakhir kali kukeluarkan suara untuknya adalah berupa desahan di kamar hotel murah itu. Tak ada kata terima kasih untuk R yang telah memberikanku dua botol green illusion.
Selain membuat seseorang tak sadarkan diri selama berjam-jam, green illusion adalah serum yang dapat melakukan brainwashing secara kilat.
Ya. Pencucian otak. Ketika korban tak sadarkan diri, agen dapat memasukkan memori palsu ke dalam pikirannya.
Caranya hanya terus menerus membacakan skenario memori palsu yang kami dibuat. Dibisikkan ke telinga korban beberapa kali. Cairan itu membuat otak korban sedikit berilusi seakan-akan pernah melakukan skenario yang dibuat sang agen. Dan hasilnya, ketika terbangun korban akan merasakan sedikit kebingungan. Memori palsu yang dibuat akan tertanam di pikirannya. Namun tak terlalu nyata, hanya seperti separuh nyata dan separuhnya lagi serupa mimpi.
Cairan itu membuat kerusakan kecil pada otak, namun bersifat non permanen. Efeknya akan hilang dalam beberapa hari. Setelahnya, memori palsu itu akan benar-benar hilang.
Dan jika digunakan dengan dosis berlebih akan membuat seseorang terkena sakit kepala yang hebat. Lalu jika terlalu sering digunakan dalam jangka waktu panjang, korban dapat kehilangan seluruh ingatannya secara permanen.
Benda yang hebat bukan? Ya. M.I.S.A memilikinya, hanya kami. Bahkan MI6 milik Britania Raya berusaha keras untuk membuat serum yang sama dengan kami. Tapi tentu saja....
Malava Islands-lah yang terhebat.
Dan saat memulai misi kuputuskan untuk tak menggunakan serum itu pada siapa pun. Untuk apa?
Bukankah aku sudah menjadi jalang? R yang membuatku seperti itu bukan?
Aku sudah memutuskan untuk melupakan R. Yang kuperlukan hanyalah menikmati pekerjaanku ini. Tak ada yang salah dengan hal ini.
Namun hari ini kuputuskan untuk memberikan beberapa tetes green illusion pada red wine yang ada di kamarku. Untunglah aku memiliki kesempatan untuk mencampurkannya ketika Gregory sedang menemui Charles.
Dan tanpa ada rasa curiga, Gregory meminumnya sampai habis. Malam ini, aku tak ingin disentuh oleh Gregory. Aku tak ingin disentuh oleh tangan yang baru saja melubangi kepala seseorang. Itu menjijikkan. Hal tersebutlah yang menjadi alasannya.
Awalnya kupikir dia hanyalah seorang pria kaya raya yang memiliki kelainan psikis. Yang hobi mengoleksi perempuan jalang lalu membunuh mereka ketika mulai bosan.
Dan pada saat itu kuputuskan untuk mengikuti alur hidupku begitu saja sebagai Carla si wanita jalang. Aku hanya ingin bertahan hidup. Dan berusaha pergi dari sini jika ada kesempatan. Pergi untuk pulang ke keluargaku.
Malam ini, aku sudah mengetahuinya. Ternyata Gregory-lah targetku. Ia seorang penjual obat terlarang kelas internasional.
Gregory sepertinya teramat pintar, setelah dua setengah tahun aku bersamanya baru kuketahui bahwa Gregory adalah seorang mafia. Ia sangat berhati-hati.
Mengingat beberapa agen sebelumnya kembali dari misi tak lebih dalam kurun waktu satu minggu. Mereka kembali hanya berupa potongan tubuh. Menurut informasi terakhir kali, seorang agen wanita kembali hanya berupa potongan lengan. Dan itu dikuliti.
Kusentuhkan ibu jari kakiku di pipi Gregory beberapa kali. Memastikan dia benar-benar tak sadarkan diri.
Ya. Dia sudah sangat terlelap.
Lihatlahaku! Dua setengah tahun berlalu bersama targetku. Dan aku masih hidup. Akumemang hebat. Aku harus merayakannya dengan meminum wiski tanpa es!
***
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro