TIG PULUH
(edited version)
----------------------
Dor!
Dengan cepat kuambil pistolku dari tempatnya yang melingkar di paha kananku, kemudian menembakkannya ke arah kepala Lily.Ini pertama kalinya aku menggunakan senjata api di luar latihan. Pertama kali. Dan kugunakan untuk....
Membunuh seorang manusia.
Tak terasa setetes air mata jatuh begitu saja di wajahku. Aku membenci diriku sendiri. Aku seorang pembunuh.
Setelah menyadari bahwa aku menembak Lily, Gregory langsung melempar tang yang dipegangnya ke lantai.
Treng!
Suaranya membuatku benar-benar terkejut. Ia kemudian menghampiriku dan merebut paksa pistol di tanganku dan melemparnya ke lantai.
"Apa yang kau lakukan, Carla?!" bentaknya. Ini pertama kalinya melihat Gregory semurka ini padaku.
"APA MAKSUDMU MELAKUKAN HAL INI?" teriaknya kepadaku. Ia benar-benar murka, itu terlihat dari urat-urat di dahinya yang semakin menonjol. Gregory terus menerus menyudutkanku ke dinding.
"Apa kau mengenal wanita ini?" tanyanya. Ia curiga padaku. Ia benar-benar berhasil mengintimidasiku.
Aku takut dengan Pria ini.Aku belum menjawab pertanyaan dari Gregory. Aku hanya menelan ludah.
"JAWAB PERTANYAANKU CARLAAA!" teriaknya di telingaku.
Satu.
Dua.
Tiga.
Lakukan semuanya dengan sangat baik, Candice. Dan semua akan baik-baik saja.
"Gregory..." Aku akhirnya mengeluarkan suaraku. "Aku cemburu," jawabku singkat.
Bibirku bergetar. Tidak, ini bukan akting. Ini sungguhan. Aku benar-benar takut.
"Kau cemburu? Pada Lily?" tanyanya. Gregory mulai menurunkan nada bicaranya kepadaku.
Aku hanya mengangguk. Aku tak berani menatap mata hazel yang penuh amarah milik Gregory. Aku membuang pandanganku ke arah lantai yang sudah penuh dengan darah. Darah Lily.
"Carla, Sayang!" ucap Gregory lembut kepadaku. "Kau tak sebanding dengan wanita itu," sambungnya sembari mengelus pipiku dengan jemarinya yang kotor karena darah Lily."Kau mengatakan ia adalah mantan kekasihmu. Kau pasti pernah..." ucapku perlahan. Kuberi jeda pada perkataanku itu. "... tidur dengannya."
"Lihat! Siapa yang cemburu!" Ucap Gregory sembari terkekeh. Sepertinya ia begitu senang mendengar respon bahwa aku cemburu kepada Lily.
Seperti biasa, aku berakting menjadi Carla dengan sangat baik. Aku berhasil mengelabui Gregory untuk ke sekian kalinya.
"Kau tahu Sayang? Hari ini kau membuatku sangat kesal!" Ucapnya. "Aku berusaha membalas perbuatan yang mereka lakukan kepadamu. Kau tahu Carla? Lily adalah teman dari orang-orang yang membuat keributan ketika kita berlibur. Dan kau membuatku kehilangan informasi penting dengan membunuh Lily, Sayang. Aku sedikit curiga dengan mereka. Tak biasanya mereka membuat keributan di tempat terbuka," tambahnya sembari menciumi pipiku.
"Ini aneh karena mereka bisa tahu tempatku berada. Aku adalah target utama mereka. Tapi ini sangat aneh, mereka tak menyerang langsung ke hadapanku. Mereka terlalu ceroboh. Atau kupikir ada target selain diriku." Ucap Gregory. Ia sangat cermat dalam menganalisa. "Ada hal yang kulewatkan begitu saja."
Semua yang dikatakannya sangat benar. Ia terlalu cerdas.
Aku takut penyamaranku akan terbongkar.
Kutatap tubuh tak bernyawa milik Lily. Entah kenapa aku bersyukur ia sudah mati dan tak memberikan informasi apa pun kepada Gregory mengenaiku.
"Mereka? Siapa yang kau maksud dengan mereka?" tanyaku berpura-pura tak mengetahui maksud dari ucapan panjang lebarnya.
"M.I.S.A" jawab Gregory.
"M.I.S.A apa itu?" Tanyaku berpura-pura bodoh.
"Aku tak ingin membahasnya kali ini. Aku ingin menghukummu sekarang karena telah menghilangkan jalan utamaku untuk mencari informasi yang kubutuhkan," ucap Gregory. Kalimat itu membuatku sangat takut.
Ia hanya menyeringai kepadaku. Aku baru saja membuatnya marah. Sangat marah.
Ia kemudian membalikkan tubuhku dengan kasar sehingga aku menghadap ke arah dinding. Lalu Gregory membuka resleting pakaianku dan membuat punggungku terekspos.
Aku takut ia akan melakukan hal yang sangat buruk kepadaku. Mengingat apa yang sudah terjadi kepada Lily.
Gregory melepaskan ikat pinggangnya. Aku tahu dari suaranya.
"Hukumanmu ini akan sedikit sakit, Sayang!" bisiknya kepadaku.
***
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro