(edited version)

----------------------

Aku memiliki lebih dari satu nama. 

Tapi saat ini namaku adalah Miss Wednesday. Entahkenapa aku mulai menyukainya seakan itu adalah namayang tak biasa. 

Walau sebelumnya aku yakin beberapa wanita sudahmemakai nama itu, tapi itu tak mengapa, karena sekaranghanya akulah yang menggunakan nama itu.Hal itu karena wanita-wanita hari Rabu sebelumnyasudah... mati. 

Ya.... mati. Begitulah yang diceritakan Charleskepadaku. Tak hanya aku sebagai Miss Wednesday,Gregory memiliki wanita-wanita lain yang diberi namasesuai nama hari.Selain itu, banyak orang yang mati di tempat ini.Miss Wednesday sebelumnya mati karena berusaha kaburdari tempat ini. Dan seorang pelayan pun turut dipenggalkarena membantu wanita itu. 

Lalu aku? Mungkin bisa jadi salah satunya. Charlesberkata, jika Gregory bosan dengan wanitanya, ada dua kemungkinan. Yang pertama adalah dibiarkan begitu sajaatau... membuat wanita itu muak padanya sehingga wanitaitu kabur dan Gregory memiliki alasan untukmelenyapkannya.

Pria yang bernama Gregory ini adalah pria yangmenakutkan. Tapi selama aku mengikuti peraturannya,semua akan baik-baik saja. Begitulah saran dari Charles. 

Takut?Tidak. Aku tak pernah takut pada apa pun. 

***

Sebelum kuperkenalkan tempat tinggal Gregory lebih dalam, aku ingin memperkenalkan negaraku pada kalian. Malava Islands. 

Masih bagian dari Uni Eropa. Memiliki ibu kota negara bernama kota Voltzahn, kota tempatku berada saat ini. Kota yang memiliki penduduk terbanyak di antara kota lainnya. Meskipun begitu, kota ini masih memiliki hutan dan danau alami. Malava Islands merupakan negara yang sangat indah dan maju. Kami memiliki teknologi ramah lingkungan yang cukup mutakhir. Dapat dikatakan, Malava Islands adalahtempat yang paling diidamkan untuk ditinggali di seluruhpelosok dunia. 

Aku bersyukur lahir di tempat ini. Karena negara kami tak pernah memberikan kewarganegaraan bagi orang dari luar sana. Kami begitu protektif pada penduduk dinegara ini. Hanya orang yang lahir di tempat ini yang bisa tinggal di tanah subur ini. Begitu pula dengan pariwisata. Kami membatasi orang-orang yang masuk ke negara ini. Tapi itu tak membuat peminat pariwisata kami menurun. 

Tidak. Justru jumlahnya semakin meningkat dan antrian untuk wisatawan asing dapat mencapai dua belastahun pada saat ini. 

Tentu saja itu karena kami memiliki pantai, gunung, pulau-pulau kecil dan tebing bebatuan yang indah dan tak bisa ditemukan selain di tempat ini. 

Malava Islands.

***

Dan sekarang, di sinilah aku. Sebuah mansion megah, tempat tinggal Gregory. Pria pirang dengan tato maskulin yang menjalar di lengan dan bahu kirinya itu. 

Sejujurnya dia tampan. Sangat tampan. 

Aku baru bertemu dengannya sekali. Dia mengatakan bahwa hari ini ia akan menemuiku. Sesuai dengan panggilanku yaitu Miss Wednesday, dia akan menemuiku setiap hari Rabu. 

Tempat ini sungguh mewah. Bangunan besar dengan beberapa kamar di dalamnya. Aku menempati sebuah kamar yang luas dengan kamar mandi di dalamnya. Kamar mandi indah bergaya Eropa dengan dinding utama berupa kaca satu arah. Hal ini membuat setiap aku mandi berendam, aku dapat melihat halaman belakang bak padang rumput yang luas dengan pepohonan rindang di sekelilingnya. Rumah ini juga memiliki home theatre yang sangat besar. Jacuzzi di lantai atap. Banyak hal-hal luar biasa kutemukan di rumah bergaya Eropa klasik ini. Dan semua ini milik Gregory.

Aku masih belum mengetahui siapa pria tersebut. Charles hanya terus-menerus memberitahukanku bahwa Gregory adalah pria yang berpengaruh di negara ini. 

Tapi apa? Tak mungkin ia seorang pejabat pemerintahan. Pejabat negara tak diperbolehkan untuk merajah tubuhnya. Lalu, siapa dia? 

***

TBC.