Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

SEMILN PULUH STU


(edited version)

----------------------


Perlahan kusembunyikan pistolku yang sebelumnya kutaruh di meja. Aku menyembunyikan benda itu dengan cara menutupinya dengan tas tanganku.

"Kau membunuh temanku!" Pekik pria itu sembari terus mengarahkan senjatanya ke arahku.

Membunuh?! Haha. Pria ini terlalu berlebihan.

"Aku tidak membunuhnya Tuan. Aku di sini untuk membantu kalian. Pria ini yang memanggilku," ucapku.

"Jangan mengelak Nona kau sudah ketahuan. Apa yang kau lakukan di tempat ini?" ucapnya terus membentakku.

"Aku hanya membantu menidurkannya," ucapku. "Lihat, ia tertidur sangat nyaman seperti bayi. Akulah yang membuatnya nyaman," sambungku sembari mendudukan diriku di atas tubuh pria yang tak sadarkan diri. Kemudian kubelai rambut korbanku sebelumnya.

"Dan yang selanjutnya adalah dirimu," Ucapku sembari menggoda pria itu. Kuturunkan sebelah tali spaghetti pakaianku. "Sudah kubilang aku dipanggil ke tempat ini untuk membantu kalian." Aku melangkah mendekati dirinya.

Kuperhatikan tangan pria itu bergetar. Ia mulai ragu dengan pikirannya sendiri. Aku tahu, godaanku jauh lebih kuat. Pria lemah terhadap wanita.

"Aku tahu caranya bersenang-senang dari pekerjaan membosankan kalian. Ini pasti lebih mengasyikkan dibandingkan bermain Candy Crush." ucapku sembari terus mendekatinya dan mencoba mengarahkan tangannya untuk menurunkan senjatanya.

"Are you in?" godaku sembari melirik ke arah senjata yang kusembunyikan.

Kuturunkan tali spagetiku satunya. Dan pria itu hanya dapat menelan ludah.

Buakk!!

Kupukul pria itu sehingga tersungkur. Dan dengan sigap kuambil kembali pistolku. Namun terlambat, ia lebih dulu menodongkan kembali senjatanya ke arahku.

Namun pria itu akhirnya sadar bahwa ada yang tak beres dengan senjatanya.

"Ups! Kau ketinggalan sesuatu Tuan..." ucapku sembari melirik ke arah pin nama yang tertempel di bagian kiri dada seragamnya. "...Eduardo?"

Kutunjukan padanya bahwa aku baru saja mengambil tempat pelurunya ketika kumemukulnya beberapa detik yang lalu. Kutarik ujung bibirku, tersenyum puas karena berhasil mengelabui pria tolol ini.

"Same question. Are you in?" tanyaku sembari menodongkan pistol milikku ke kepalanya.

"Apa kau senang jika berbagi kopi dengan temanmu ini?" tanyaku sembari memberikan gelas kopi bercampur Green Illussion yang masih terisi separuhnya.

"Habiskan!" perintahku.

Lalu...

Satu.

Dua.

Tiga.

Dua pria tolol tertidur dengan lelap.

Kupasangkan kembali tempat peluru kembali ke senjata milik pengawal yang bernama Eduardo. Kemudian kuangkat tubuhnya ke atas kursi. Kubuat mereka seakan-akan tertidur.

"Candice!" Pekik seseorang. Tak salah lagi suara Eugene.

Untuk apa ia di sini? Seharusnya ia tetap pada posnya untuk membual bersama Tuan Guterre.

"Kulihat ada seorang pria masuk ke..." Ucap Eugene. Nafasnya terengah-engah, sepertinya ia berlari ke tempat ini, mengingat jaraknya cukup jauh dari halaman belakang mansion ini.

Kalimatnya terputus ketika melihat dua orang pengawal tak sadarkan diri di atas kursi.

Apa ia berlari ke tempat ini? Apa Eugene mengkhawatirkanku?

Kutolakkan kedua lenganku di pinggang.

"See?" ucapku sembari menyombongkan diri. "Sepertinya ada yang meremehkanku." ejekku kepada Eugene.

Nyatanya aku ingin sekali mengucapkan kalimat 'Sepertinya ada yang mengkhawatirkanku?'. Namun kutahan hal itu.

"Jangan meninggalkan posmu Tuan!" Tegurku.

"Naikkan tali gaunmu Nona!" Tegur Eugene sembari menaikkan kedua tali spaghetti-ku.

Eugene cemburu? Tentu saja. Aku bisa membaca wajahnya.

Tapi perasaan itu untuk siapa? Candice atau Carla?

***

Tring!

Aku dan Eugene bersulang merayakan keberhasilan kami mencuri Atomic Scanner milik Tuan Guterre, pria Brazil itu.

Semuanya bersih, tak ada rekaman kamera pengawas, tak ada sidik jari dan barang bukti apa pun. Kami memang hebat.

"Tidak. Jangan minum lagi!" ucap Eugene merampas margarita dari tanganku. "Aku tak ingin kau mabuk."

Sepertinya ia cukup ketakutan jika aku terlalu banyak minum. Ia tak ingin aku mabuk.

Kami kembali ke sini. Ruang kerja Eugene. Setelah kemarin kami berpetualang di Brazil selama dua hari. Sungguh melelahkan. Namun kami harus mempersiapkan langkah selanjutnya, yaitu pergi ke markas C.I.A.

Mungkin persiapan ini akan jadi persiapan terlama, mengingat tingkat keberhasilan misi kami ini sangatlah kecil.

"Pelajari blue print-nya dengan baik," Ucap Eugene sembari menunjuk ke arah kertas besar yang tergulung di sudut ruang. "Aku mendapatkannya beberapa tahun lalu. Jadi, banyak kemungkinan mereka melakukan renovasi dan memperketat sistem keamanannya." Ucap Eugene.

"Aku akan ke ruang utama untuk mencoba benda ini." ujarnya sembari membawa Atomic Scanner lalu ia berjalan menuju lorong.

Kubuka gulungan kertas itu. Informasi mengenai bangunan markas C.I.A. Ini benar-benar rumit. Namun aku mencoba fokus untuk menghapalnya.

Tiba-tiba...

DOR!!

Suara keras itu membuyarkan konsentrasiku terhadap kertas besr di hadapanku ini.

DOR! DOR! DOR!

Lagi-lagi suara tembakan berkali-kali. Apa Eugene sedang menghabisi pengawalnya lagi?

Aku berjalan menuju lorong untuk melihatnya. Entah mengapa perasaanku sangat tak enak.

"Bisakah kau menggunakan peredam?! Jangan ganggu konsentrasiku!" seruku geram.

Namun suatu hal yang mengejutkan tertangkap oleh mataku. Bukan Eugene yang sedang menggunakan senjatanya, melainkan...

"C!" Pekik seseorang lengkap dengan peralatan keselamatan khas M.I.S.A. Orang itu kemudian membuka helm yang dikenakannya.

R!

Kemudian tatapanku jatuh ke sudut lain lorong ini. Ada Eugene tergeletak disana. Dan ia... berlumuran darah.

Tidak!

***

TBC.

Halo teman2... Semoga kalian masih penasaran sama kelanjutannya dan ga bosen.

oh iya, saya mohon maaf kalo beberapa chapter sebelumnya itu kurang ngefeel dan ada kesalahan teknis berupa ngepost berulang-ulang. Wkwkwk.

Bukan. Itu bukan kesalhan wattynya kok. Itu salah saya. Lagi kurang sehat dan konsentrasi kemene tehe. Wkwk.

Dan jangan kira itu bagian dari puzzle yah. Wkwkw. Gatau kenapa ini banyak yg suudzon kalo itu bagian dari teka-teki.. Wkwkw.

Oh iya aku akan double post. Tapi bukan hari ini. Jadi tungguin aja. Sampe kalian jadi kakek nenek *dimutilasi*

Untuk tekateki kemarin, jawabnnya adalah :

O, A, B

Dan saya mengajak kalian untuk DONOR DARAH!!

ga perlu dijelaskan ya.. Saya yakin kalian paham :p

Jangan lupa Donor Darah. Kenapa?

kita ga akan pernah tau siapa yang menolong dan ditolong dengan apa yang kita beri. Siapa tahu ternyata kita menolong diri kita sendiri. :v #apasih

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro