Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

SEMILN PULUH

(edited version)

----------------------


Kulangkahkan kakiku di atas lantai marmer biru yang indah. Aku sedang berjalan disepanjang koridor yang ada di mansion milik Tuan Guterre. Sesekali kulihat ke sudut langit-langit untuk memastikan ada atau tidaknya kamera pengawas di sana.

Sebelumnya aku meninggalkan Eugene dan Tuan Guterre di halaman mansion ini. Aku berbohong pada Tuan Guterre bahwa aku ingin pergi ke toilet.

Namun, nyatanya tujuan utamaku adalah...

Ruang kamera pengawas.

Ya. Tempat itu, ruangan yang ada di persimpangan koridor ini. Aku mengetahuinya dari blueprint yang ditunjukkan Eugene beberapa hari yang lalu. Kupojokkan tubuhku ke sisi dinding kemudian kuambil cermin dari tas tanganku. Kujadikan benda itu mata ketigaku; aku memanfaatkan pantulannyya untuk memastikan situasi di koridor yang menuju ke ruangan itu.

Dari hasil observasiku, kudapati tak ada siapa pun di lorong itu. All clear!

Ups!

Tunggu. Aku menahan langkahku. Ada sesuatu yang tak asing di sana. Beberapa kamera pengawas yang berada di dekat puntu ruangan itu. Dan kamera-kamera itu merupakan jenis kamera dengan sensor gerak yang super sensitif.

Kuberjalan perlahan mendekati pintu itu, namun kupastikan aku tak terlalu dekat dengan ruangan itu sehingga dari tempatku berdiri, kamera itu tak dapat menangkap diriku.

Kulepaskan gelang mahal yang melingkar di pergelangan tanganku dan menggelindingkan gelang itu ke lantai agar bergerak menuju ke sudut koridor. Spontan kamera-kamera itu mendeteksi gerakannya dan berputar mengikuti kemana perginya benda itu. Sesuai dengan keinginanku, saat ini kamera-kamera itu sibuk dengan pengalihan yang kubuat. Dan aku dapat masuk dengan leluasa ke ruangan tujuanku.

Mungkin jika aku adalah Carla, aku akan menangis ketika kehilangan gelang mahal yang sebelumnya Eugene pilihkan untukku ketika masih menjadi Carla.

Kubuka sedikit pintu ruang kamera pengawas ini untuk mengintip dan memastikan situasi di dalamnya. Ada seorang pengawal yang sibuk dengan ponselnya dan menghiraukan begitu saja layar-layar di depannya. Dan sebuah pistol diletakkan begitu saja di atas meja, jaraknya sekitar dua belas inchi dari tempatnya. Ini merupakan peluang bagiku.

Kubuka penuh pintu itu sembari menodongkan pistol lengkap dengan peredamnya.

"Hands up!" perintahku pada pengawal pria itu.

Spontan ia mengangkat satu tangannya dan tangan satunya menaruh ponselnya perlahan di meja. Namun ternyata ia mencoba untuk mengambil pistol miliknya yang ada di meja.

Pzzt! Pzzt!

Kutembakkan peluruku ke arah pistolnya. Mencoba menggertaknya agar tak lagi mencoba menggapai benda itu. Lalu kupojokkan pria itu ke dinding.

"Jangan mencoba-coba melawan!" ancamku.

Lalu pria itu mengucapkan beberapa kalimat dengan bahasa Portugis. Aku tak paham artinya, namun dari nada bicaranya aku tahu ia mencoba membuatku mengasihaninya.

Aku masih menodongkan senjataku padanya. Dan tanganku satunya membuka tas tanganku dan mengambil sebotol green illusion lalu meneteskannya ke cangkir kopi yang ada di atas meja. Kemudian kuminumkan paksa kepada pria itu sembari menempelkan ujung senjataku di dahinya.

Dan tentu saja kalian tahu apa yang selanjutnya terjadi. Pengawal itu jatuh tak sadarkan diri.

Kemudian kuretas semua kamera keamanan yang ada di mansion milik Tuan Guterre dan mengintegrasikannya ke ponselku dan Eugene.

Kukirimkan pesan kepada Eugene untuk mengecek hasil pekerjaanku ini di ponselnya.

Candice : Check it! We are online :)

Eugene : Yes, We are

Ia membalas pesanku cukup cepat, sepertinya ia selalu mengeceknya. Kuharap Tuan Guterre tak curiga.

Dan selanjutnya pekerjaanku adalah membereskan si Tuan pengawal ini. Tidak. Aku tentu tidak akan membunuhnya. Aku bukanlah Eugene.

Kutarik tubuh pria itu ke atas kursi. Aku mungkin akan membuatkan memori palsu bahwa ia tertidur dan bermimpi bertemu denganku. Namun, tiba-tiba...

"Hei, apa yang kaulakukan kepada temanku?!" teriak seorang pria yang muncul dri balik pintu.

Dengan cepat, ia menodongkan senjata laras panjang yang digendongnya. Dan sebuah titik merah mendarat di dahiku.

Sial!

***

Tbc.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro