Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

SEMILN ELS


(edited version)

----------------------


"Apa yang kau lakukan semalam?" tanya Gregory sembari mempererat cengkramannya di lenganku.

Aku harus seperti apa? Tatapannya seakan merobek jiwaku. Mungkin aku akan mati menggenaskan jika dia membongkar penyamaranku.

Tapi aku tak boleh mati. Sesuai janjiku, aku akan pulang untuk keluargaku. Dan yang harus kulakukan sekarang adalah...

Aku menangis dengan keras. Merengek seperti anak kecil yang permen lolipopnya direbut paksa. Spontan, Gregory sedikit melonggarkan cengkramannya.

"A... aku... takut padamu," rintihku dengan nada yang bergetar. Aku masih menangis.

"Katakan! Apa kita melakukannya?" tanyanya sedikit berteriak.

Apa yang harus kujawab?

Aku hanya menggelengkan kepalaku. Aku menjawab jujur. Mengingat Gregory pasti sudah tahu jika semalam kami tak melakukan apa pun.

Ia melepaskan cengkramannya di lenganku. Cengkramannya tadi begitu kuat sehingga meninggalkan bekas di lenganku.

"Aku hanya... membuatmu mabuk Gregory. Aku... takut," ucapku masih menangis.

Gregory memeluk tubuhku. Sepertinya ia sudah tak mencurigaiku lagi.

"Aku takut padamu," ucapku berulang-ulang kali.

Ia mengusap rambut emasku, seakan mencoba menenangkanku. Tidak, maksudku menenangkan Carla.

"Maafkan aku. Aku tak akan melakukan hal buruk padamu, Carla," dia menurunkan nada bicaranya padaku.

Dan lama-kelamaan tangisanku pun mereda.

"Ketika kau tertidur, beberapa kali kau mengigau memanggil namaku," ucapku. "Apa kau memimpikanku, Gregory?"

Aku mencoba membuat Gregory percaya bahwa memori palsu yang kutanamkan adalah mimpinya semata.

"Aku hanya bermimpi kita melakukannya semalam," katanya.

Ya. Hal itu hanya mimpi, Gregory. Percayalah.

"Kenapa kau membuatku ketakutan seperti tadi?" tanyaku.

"Aku hanya berusaha menjaga diriku," jawabnya.

"Menjaga diri?" Tanyaku heran.

"Ya. Dari orang yang berusaha membunuhku," katanya. "Dan kupikir kau...."

"Akan membunuhmu?!" tebakku berpura-pura polos.

"Sepertinya asumsiku salah," balasnya sembari mempererat pelukannya pada tubuh polosku.

"Semalam kau membunuh seseorang sembari tertawa," desisku, berakting ketakutan.

"Kau tahu. Orang yang kubunuh itu adalah seorang agen rahasia," dia memberi tahu.

Aku tercekat mendengarnya. "Agen rahasia?"

"Ya. Dia bekerja di MI6."

"MI6? Aku sering mendengarnya di film-film aksi. Apa itu sungguh ada?" tanyaku, meyakinkan Gregory bahwa aku tak tahu apa pun mengenai agen rahasia.

"Itu milik Britania Raya," jawabnya. "Banyak yang mencoba untuk membunuhku."

"Bagaimana jika aku memang akan membunuhmu. Apa kau akan membunuhku terlebih dahulu?" tanyaku, memberanikan diri menanyakan hal itu.

"Tidak. Aku tak akan membunuhmu Carla,"

"Kenapa?"

"Karena aku mencintaimu," ucap Gregory.

Ding dong!Kau begitu bodoh dan konyol, Gregory. Kau benar-benar sudah masuk ke dalam perangkapku. Sepertinya aku terlalu hebat.

"Kau tak perlu takut padaku. Aku akan menjagamu," sambungnya diakhiri mencium keningku.

Entah kenapa ini begitu nyaman. Bolehkah aku menikmatinya? Aku merasa sedikit tenang. Seperti ada seseorang yang akan menjadi tamengku.

Tapi pelukan ini. Ciuman Gregory. Dan pernyataannya cintanya. Semua itu bukan untuk Candice. Itu milik Carla.

Aku sangat iri dengan Carla. Aku ingin menjadi dirinya. 


***

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro