LIM PULUH LIM
(edited version)
----------------------
Gregory, apa lagi yang akan kau lakukan kepadaku?
Gregory melepaskan borgolku yang melingkar di salah satu pipa besi. Seharusnya kesempatan seperti ini kugunakan untuk mengambil pisau yang tergantung di ikat pinggangnya. Mengancamnya dengan membuat pria ini terkurung kemudian melarikan diri. Namun lengan dan kakiku sangat lemas. Aku tak bisa menggerakkannya, seakan tak memiliki tulang.
Gregory mengangkat tubuhku dan menggendongku masuk ke dalam bangunan utama. Ia membawaku ke kamar mandi.
Dibukanya seluruh pakaianku, lalu ia memasangkan borgolku ke pergelangan tangannya. Membuat kami berdua terikat.
Terikat. Kami memang terikat. Namun disituasi yang salah. Kupikir seperti itu.
Kemudian ia mendudukanku di atas toilet. Dan kurasakan perutku mulai sakit. Aku mengerti, ternyata obat yang ia berikan padaku adalah obat pencahar. Ia memaksaku membuang isi perutku. Jika kupikir kembali, hal ini memang jauh lebih baik dibandingkan aku harus melakukannya di tempat yang sama yang kugunakan untuk tidur dan makan.
Gregory melakukan ini untukku. Kutatap matanya yang sedari tadi menonton 'kegiatanku' ini. Jujur, aku sangat malu karena tak sepantasnya kegiatan seperti ini dipertontonkan kepada orang lain. Namun ia pasti tak ingin ambil resiko meninggalkanku sendirian, memastikanku untuk tidak kabur.
Setelah beberapa menit, aku berhasil membuang seluruh isi perutku. Dan Gregory membantuku untuk membersihkannya dengan tangannya sendiri. Tentu saja aku tak dapat melakukannya sendiri; kaki dan lenganku masih tak dapat kugerakkan.
Tak lama kemudian ia membersihkan seluruh tubuhku dengan menggunakan sabun. Sabun mawar favoritku, aku rindu aromanya. Dahulu ketika penyamaranku belum terbongkar olehnya, kami berdua sering berendam bersama dengan menggunakan sabun dengan aroma yang sama.
Gregory. Ada apa denganmu?
"Kenapa kau tak membunuhku?" tanyaku.
Ia hanya menatapku dengan mata hazel tajamnya. Ia terdiam. Mengunci mulutnya.
"Kau selalu membawa pisau bukan? Kulitilah aku seperti yang kau inginkan," ucapku menantangnya.
Apa kau akan melakukannya Gregory?
"DIAM!" teriaknya tepat di depan wajahku. "Atau aku akan menjahit mulutmu!" ancamnya.
"Itu akan menguntungkanku. Aku tak perlu memakan makananmu." Balasku tegas.
Dan Gregory lagi-lagi terdiam. Ia hanya fokus membersihkan tubuhku. Sesekali kulihat ia menelan ludahnya. Ia masih tergoda dengan tubuhku. Terkadang pandangannya terhenti di beberapa bagian tubuhku.
Dasar pria!
Setelah membersihkan tubuhku, ia melepaskan borgol di lengannya. Lalu ia memakaikanku pakaian. Untuk seorang pria, ia cukup mahir melakukannya. Kupikir Gregory hanya mengetahui cara menelanjangi wanita saja.
Gregory kemudian mendudukkanku di depan meja rias dan menyisirkan rambutku dengan lembut. Kami tak bicara satu sama lain.
Namun kami tahu, tak ada hal yang benar ataupun salah. Semuanya seperti yang pernah Gregory katakan padaku.
Semuanya abu-abu. Tergantung bagaimana kau melihatnya. Kau bisa menganggapnya hitam muda atau putih tua. Nyatanya tak ada yang benar-benar hitam atau putih, hanya abu-abu.
Ia membenci M.I.S.A. Dan aku adalah bagian dari M.I.S.A. seharusnya ia melakukan banyak hal untuk benar-benar menyiksaku. Namun nyatanya, sejauh ini ia seperti enggan menyiksaku terlalu jauh.
Kupikir, Gregory terlalu mencintai Carla. Ya, seperti itu. Dan aku? Sebenarnya aku memiliki beberapa kesempatan besar untuk pergi dari Gregory. Namun aku masih ada di sini bersamanya.
Apakah ini tandanya, Candice mencintai Gregory? Apakah seperti itu? Lalu apa yang selama ini kita lakukan Gregory? Kita hanya dua manusia yang sedang kebingungan bukan?
Terlalu abu-abu. Namun kita harus menganggapnya bagaimana?
Hitam muda atau putih tua?
***
Tbc.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro