Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

ENM PULUH TUJUH


(edited version)

----------------------


Satu.

Dua.

Tiga.

Aku akan membunuh Gregory. Dan semua akan baik-baik saja.

Mendengar beberapa penjelasan dari Oliver, aku langsung bergegas menuju ke lokerku. Mengambil semua senjata yang kupunya dan memasukkannya ke dalam kantung plastik hitam yang biasa digunakan untuk membuang sampah.

Hanya itu yang dapat kutemukan untuk dapat membawa semua persenjataan milikku, pistol, senjata laras panjang, granat atau apa pun itu yang ada di lokerku.

Dan aku langsung bergegas meninggalkan kantor. Aku sudah tak peduli dengan kewajibanku untuk melaporkan misiku.

Ya. Aku harus pergi menuju tempat itu dan membunuhnya!

***

Kukunyah permen karet yang ada di mulutku. Rasa mint-nya sudah mulai menghilang. Jujur aku tak menyukai rasa mint, rasanya seperti pasta gigi. Tapi apa boleh buat aku sedang menyamar kali ini. Sesekali kutarik ujung topi baseball yang kukenakan, seakan ingin menutupi wajahku dari siapapun.

"Senang berbisnis dengan anda!" Ucap seorang pria sembari mengambil setumpuk uang dari tanganku.

Aku baru saja membeli sebuah mobil rongsokan dengan uang tunai. Sebenarnya bisa saja kubeli sebuah mobil mewah dengan menggunakan seluruh uang yang kudapat dari gajiku selama tiga tahun yang belum pernah kuambil dari tabunganku. Namun, aku tak membutuhkannya. Aku hanya butuh kendaraan yang masih dapat berfungsi.

Volkswagen Derby, sangat cocok dengan penampilanku yang sekarang, seorang wanita tipe serampangan. Ya. Seperti itulah kira-kira penilaian orang lain ketika melihat penampilanku kala ini. Kemeja flannel tak terkancing yang memperlihatkan tank top-ku serta celana jeans longgar. Aku sedang menyamar, lebih tepatnya aku tak ingin seorang pun tahu bahwa aku adalah Candice.

Tak boleh ada yang tahu bahwa Candice akan membunuh Gregory.

Aku tak terlalu menggubris sang penjual mobil yang dihadapanku. Aku tak banyak bicara, mulutku sibuk mengunyah permen karet. Aku berakting sangat baik.

Kulemparkan kantung sampah yang berisi persediaan senjataku ke dalam mobil. Kududukkan diriku di balik kemudi.

Satu.

Dua.

Tiga.

Aku akan mengirimmu ke alam lain, Gregory.

Kemudian kuinjak pedal gas. Aku akan menemui pria itu dan membunuhnya. Aku sudah tak memiliki rasa takut sama sekali.

Tak berapa lama, jarakku dengan mansion utama Gregory hanya tinggal satu kilometer. Namun seseorang menelepon ponselku. Nomor rahasia. Hanya R yang mengetahui nomor ponselku.

Siapa?

Tanpa ragu, aku langsung mengangkat sambungan ponselku. Namun tak kubiarkan suaraku keluar. Aku ingin memastikan siapa orang ini.

"Candice!" teriak seseorang dari ujung sambungan ponselku. Aku mengenal suaranya.

"Oliver?" Kupelankan laju kendaraanku. "Bagaimana kau bisa tahu nomorku?"

"Tentu saja aku mengetahuinya dengan mudah! Kau online. Aku menelponmu karena ingin memberitahukan bahwa seseorang mencuri software buatanku."

"Lalu? Kenapa kau menceritakannya padaku Oliver? Aku sedang sibuk!"

"Kau ingat, siang tadi kau memintaku untuk melacak alamat IP?" ucapnya.

"Jangan bertele-tele Oliver!"

"Ketika kuliah, aku membuat software untuk memalsukan koordinat dari IP komputer. Dan seseorang menggunakan software milikku secara ilegal untuk menyamarkan koordinat geografis miliknya."

"Maksudmu?"

"Koordinat yang siang tadi kita dapatkan bukanlah posisi yang sebenarnya."

Ckiiit...

Spontan kuinjak pedal remku.

Jadi, bukan Gregory pelakunya?

Lalu siapa?

"Apa kau dapat meretasnya, Oliver?" Tanyaku.

"Tentu saja. Aku penciptanya, aku dapat melakukannya dengan mudah," Balas Oliver. Kudengar samar-samar suara tombol-tombol keyboard yang ditekan. Oliver sangat sigap menolongku.

"Kalau begitu lakukanlah untukku."

"Tunggulah sebentar, Ma'am"

"Kau tak memberitahukan hal ini pada siapa pun 'kan?"

"Tentu saja aku tidak memberitahukannya pada siapa pun. Aku bukan wanita penggosip!"

"Bagus. Jaga rahasiaku. Kau sudah mendapatkannya?"

"Yep. Aku menemukannya. Umm... Posisi server IP itu sebenarnya adalah...." Oliver berhenti sejenak. "...di kantor ini. Sial! Siapa pegawai yang berani mencurinya dariku?" Sambung Oliver.

Kantor? Tidak mungkin! Salah satu anggota M.I.S.A pelakunya?

Ini tak masuk akal! Bagaimana mungkin?

Kuputus sambungan ponselku. Aku tak menghiraukan Oliver yang mengeluh mengenai seseorang yang menggunakan software-nya.

M.I.S.A dibalik kejadian ini? Lelucon apa yang mereka buat?


***

Tbc.

Siapa yang asumsinya bener?

Bakakakaka...
Kalo kata gregory semua itu abu2...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro