Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

ENM PULUH STU


(edited version)

----------------------


Ada yang asing pada rumah di hadapanku ini. Cat putihnya sudah berwarna kusam. Dan di halaman rumah kami sudah banyak bertumbuh rumput liar. Seperti tak terurus dalam waktu yang cukup lama. Padahal aku sangat tahu bahwa salah satu penghuni rumahku merupakan orang yang cukup cerewet dengan kerapihan dan keindahan taman milik kami. Orang itu adalah Ibuku.

Dan yang ada di halaman depan rumahku saat ini adalah seorang pria dan dua anak perempuan kecil yang sedang asyik bermain. Bukan Ayahku yang biasa meminum bir kalengan favoritnya sembari sibuk dengan mesin mobil. Tak ada Ayah.

"Nona, apa kau mencari seseorang?" suara wanita yang bersumber dari belakangku membuatku sedikit terkejut.

Kubalikkan tubuhku ke arah sumber suara itu. Seorang wanita yang umurnya tak jauh beda dariku berdiri mengamati diriku.

"Apa ini rumah keluarga Pond?" tanyaku. Ya. Pond, nama keluargaku.

Aku memastikan aku tak mendatangi tempat yang salah, walaupun sebenarnya aku seratus persen yakin hal itu tak mungkin terjadi.

"Bukan. Ini rumah keluarga Jones," jawab wanita itu.

Jadi, mereka sudah pindah?

"Aku tak mengenali orang dengan nama Pond di lingkungan ini," Ucapnya.

"Apa Anda warga baru di lingkungan ini?" tanyaku. Tak mungkin tak ada yang mengenal keluarga kami. Karena Ayah dan Ibuku adalah tipe orang yang membaur dengan para penduduk lain.

"Dulu keluarga Pond tinggal di rumah ini," ucapku.

"Mungkin aku tak mengetahuinya, Nona, kami baru saja pindah setengah tahun yang lalu ke rumah ini," ucapnya.

Rumah ini? Jadi, ternyata benar. Keluargaku sudah pindah.

Ada sedikit kekecewaan di hatiku. aku sudah membayangkan wajah-wajah gembira nan haru yang akan ditunjukkan oleh keluargaku ketika mengetahui bahwa aku masih hidup. Namun nyatanya aku harus menundanya. Aku semakin khawatir dengan keadaan keluargaku.

"Apa seseorang yang bernama Pond menjualnya kepada anda?" tanyaku terus menginterogasi.

"Tidak. Kami mendapatkan rumah ini dari pelelangan yang bank lakukan," jawabnya.

Pelelangan?

Dan perasaanku semakin gelisah. Karena, bank biasanya akan melakukan pelelangan terhadap sesuatu yang dijaminkan ketika seseorang tak mampu menutupi hutangnya. Dan aku tahu, rumahku pernah digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman Ayahku ketika ia merenovasi bengkelnya.

Apa keluargaku sedang mengalami kesulitan ekonomi? Dan dimana mereka?

Ayah. Ibu. Callum. Kalian ada di mana?

***

"Aku membutuhkanmu!" ucapku kepada seseorang di ujung sambungan telepon umum yang kugunakan.

Orang itu adalah R.

"C!" suara dari ujung sambungan telepon itu. Sepertinya ia langsung mengenali suaraku. Aku cukup senang.

Aku meminta R untuk mendatangiku sesegera mungkin. Aku butuh perlindungan. Aku takut Gregory melacakku. Selain itu aku ingin ia membantuku untuk mencari keluargaku yang hilang begitu saja.

Tak beberapa lama, ia menjemputku. Seperti biasa, R selalu sigap membantuku. Ia masih menjadi pria yang baik. Kemudian kami pergi ke sebuah rumah yang sangat besar. R berkata ia akan mengajakku untuk menemui keluargaku. Aku bersyukur R mengetahui dimana mereka.

"Keluargamu ada di tempat yang aman C!" ucap R. Ia berkali-kali mengulang kalimat itu untuk meyakinkanku.

Namun aku masih terdiam, gelisah.

Aku belum menceritakan apa yang sesungguhnya terjadi padaku. Diperjalanan aku terus mengunci mulutku. Aku belum menceritakan mengenai file curianku, Eugene ataupun Gregory. Namun aku akan menceritakannya ketika memastikan keluargaku benar-benar tak tersentuh oleh pria kejam itu.

"Nona, Tuan Pond sudah menunggu anda," ucap salah seorang wanita yang berpakaian rapi kepadaku. Garis wajahnya sangat tegas, itu membuatnya terlihat maskulin walaupun ia menggunakan rok kerjanya.

Tuan Pond?

Ayah?

Aku akan bertemu Ayahku! Aku mulai bersemangat.

Kemudian wanita itu mempersilahkanku untuk masuk ke sebuah ruangan. Sedangkan R hanya menunggu di luar.

"C, maafkan aku. Aku berbohong kepadamu." ucap R, tepat sebelum wanita itu menutup ruangan ini dan meninggalkanku bersama pria yang disebutnya 'Tuan Pond'.

Aku tak terlalu menggubris perkataan R. Aku terlalu antusias untuk menemui Ayah. Kulihat seseorang duduk membelakangiku di atas kursi roda. Spontan aku langsung mendekat ke hadapannya. Namun tak ada Ayahku di sana. Ternyata yang disebut 'Tuan Pond' oleh wanita itu adalah...

"Callum?" panggilku. Air mataku langsung mengalir deras.

Aku separuh tak percaya dengan apa yang ada di hadapanku.

Callum, adikku.

Callum.

Callum yang telah kehilangan kedua kakinya.

***

Tbc.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro