Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

ENM


(edited version)

----------------------


Menurut informasi yang kudapat dari Charles, Gregory memiliki delapan mansion besar seperti yang kutinggali. Sebuah mansion yang paling megah merupakan rumah utamanya. Sementara tujuh mansion lainnya ditempati oleh 'koleksi-koleksi' miliknya, salah satunya aku. Bisa dikatakan, aku memiliki enam saingan untuk membuat pria itu jatuh ke pelukanku. Enam. Dan aku tak tahu seperti apa mereka, atau bagaimana Gregory memperlakukannya.

"Wiski, tanpa es!" pintaku pada Charles. Hari ini aku akan mabuk seorang diri untuk merayakan keberhasilanku mendekati Gregory.

Berhasil, walaupun hanya satu langkah kecil. Pagi ini, aku dan Gregory sarapan bersama. Ia sendiri yang mengajakku.

Charles memberikan segelas wiski padaku, tepat seperti yang kuminta. Kuakui dia selalu sigap.

"Apa Tuan Gregory selalu mendatangi wanitanya sesuai urutan hari?" tanyaku. Aku cukup penasaran dengan hal itu.

"Tidak semua, Nona. Hanya beberapa di antaranya saja," kata Charles. "Hanya ada tiga tempat yang ia datangi secara rutin tiga bulan terakhir ini."

"Apa diriku termasuk hitungannya?"

"Ya. Anda, Miss Thursday dan Miss Sunday," sahut Charles sembari kembali memenuhi gelas wiskiku yang sudah kosong.

"Dan yang lain?"

"Ditinggalkan begitu saja. Beberapa di antaranya sudah cukup lama meninggal dunia."

"Meninggal dunia? Apa maksudmu..."

"Dihabisi karena ketahuan kabur. Dan ada pula yang bunuh diri."

Dihabisi? Dan bunuh diri?

Entah aku harus takut? Atau.... bersyukur?

Ini gila dan kejam. Tapi aku senang mendengarnya. Itu tandanya aku memiliki peluang besar untuk mendapatkan Gregory.

Mendapatkannya untuk tetap bertahan hidup.


***


"Tuan... ini kopimu," kataku seraya memberikan secangkir kopi kepada Gregory.

"Di mana Charles?" tanyanya datar matanya, mengobservasi sudut-sudut ruang makan besar bergaya Eropa klasik tempat kami berada..

"Kusuruh dia berbelanja bunga segar," jawabku.

Gregory kemudian meminum kopi yang kuberikan. "Sedikit berbeda," komentarnya pada kopi yang kubuat.

"Apakah rasanya aneh?" Tanyaku. Aku takut dia akan marah karena kopi itu. Aku tahu dia adalah orang yang kejam. Aku tahu semua itu dari Charles.

Tapi dia tak pernah galak kepadaku. Dia hanya bersikap dingin.

"Tidak. Ini lebih baik dari biasanya." Ucap pria itu.

Apa ia memuji kopi buatanku?

Kemudian ia sedikit meregangkan tulang lehernya sambil menyendok supnya.

"Apa Tuan lelah?" tanyaku kemudian menghampirinya dan memijat pelan bahunya.

"Aku tak menyuruhmu melakukan ini," katanya dingin.

"Memang tidak. Tapi Tuan membutuhkannya," timpalku sambal terus memijatnya.

"Berhenti!" perintahnya sembari memegangi lenganku. Kemudian dia menatapku.

Spontan kuhentikan kegiatanku itu. Apa Gregory tak menyukainya?

"Duduk! Dan makanlah denganku, Carla!" perintahnya kembali.

Gregory. Memanggil namaku. Setelah enam bulan. Dia memanggil namaku.

"Apa Tuan tak menyukainya?" tanyaku seraya menarik kursi makan di dekatnya kemudian menduduki benda itu.

"Kau bisa melanjutkannya setelah makan," Ucapnya datar.

Aku menurutinya.

Dan setelah sarapan kami kembali ke kamar. Dia tak memintaku untuk kembali memijat tubuhnya. Tapi.... kami melakukan sesuatu yang menyenangkan. Semuanya natural. Dia tak memerintahiku lagi, dan Gregory memberikanku kenikmatan.

Ya. Aku senang. Ia bersamaku.

Hari ini hari kamis. Tapi ia tetap bersamaku. Ia tak menemui wanita hari kamisnya.

Ia bersamaku.


***

TBC 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro