Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

DU PULUH SEMILN


(edited version)

----------------------


"Hei!" sapa Gregory kepada wanita itu. Kemudian ia berjongkok di samping wanita itu.

Aku hanya terdiam melihatnya. Jujur, aku takut. Aku sangat takut melihat kondisi wanita itu. Tubuhnya kurus. Kepalanya separuh botak. Dan yang lebih menggenaskannya lagi, tangan kanannya tak sempurna. Teramputasi.

Siapa dia sebenarnya?

Wanita itu hanya terus menatapku dengan mata kelabunya. Sorot matanya seakan turut menularkan kesedihan dan ketakutannya padaku.

Tunggu! Aku mengenal wanita ini!

Ia adalah seniorku di akademi. Kami pernah mengobrol sesekali di kafetaria bersama R dan yang calon agent lain pada tahun pertamaku di akademi. Kalau tak salah namanya adalah....

"Lily," panggil Gregory.

Ya. Namanya adalah Lily.

"Perkenalkan Carla, ini Lily. Dan Lily, dia Carla." Gregory menunjuk kami berdua secara bergantian dengan menggunakan tang di tangannya. Kemudian ia terkekeh sejenak seakan ketakutan Lily adalah lelucon baginya.

"Carla adalah kekasihku. Ia sangat cantik, bukan?" tanya Gregory, mengajak ngobrol Lily yang sedari tadi terus mengunci bibirnya. Lily terus menerus memojokkan tubuh kurusnya ke sisi dinding, ia berusaha menjauhkan diri dari Gregory yang menghadiahinya tatapan yang mampu merobek jiwa.

"Lily adalah mantan kekasihku. Ia wanita hari Selasaku dulu." Ucap Gregory sembari mengelus-elus pipi Lily. "Tapi hanya bertahan beberapa jam. Karena aku tahu ia adalah seorang pembohong besar!" nada Gregory semakin tinggi. Lalu jemari Gregory menjambak rambut cokelat Lily yang hanya tumbuh di separuh sisi kepalanya.

"Argh!" Lily mengaduh kesakitan. Air matanya mulai mengambang di sudut kelopaknya dan siap untuk terjatuh.

Aku mengingatnya, agen wanita terakhir yang menjalankan misi untuk mengintai Gregory adalah Lily. Dan semua orang di kantor pusat mengetahui bahwa ia sudah gugur karena Gregory mengirimkan potongan lengan Lily yang sudah dikuliti sekitar tiga tahun yang lalu. Penyamarannya pasti terbongkar.

Tapi Lily belum mati. Ia masih hidup! Sepertinya Gregory sengaja memotong lengan Lily dan mengirimkannya ke kantor pusat untuk membuat M.I.S.A beranggapan Lily telah gugur.

Melihat kondisi Lily sekarang, aku yakin Gregory pasti menyiksanya habis-habisan.

Gregory kemudian melepaskan jemarinya yang menjambak rambut Lily.

"Kau tahu apa ini?" tanya Gregory sembari menunjukkan sebuah selongsong peluru tepat di depan wajah Lily.

Selongsong peluru dari senjata FR-7690. FR-7690 merupakan senjata laras panjang semi-automatic buatan Rusia yang dibuat khusus untuk M.I.S.A. Aku sangat mengenalinya.

"Teman-temanmu telah melakukan permainan yang sangat berbahaya," kata Gregory sembari membuang selongsong peluru itu ke lantai. "Mereka membuat bahu kekasihku terluka."

Aku tahu, Gregory pasti mendapatkan selongsong peluru itu ketika kejadian di ruang makan ketika kami pergi berselancar. Ia sangat teliti, ia bahkan mengetahui bahwa selongsong peluru itu milik anggota M.I.S.A.

Aku hanya terdiam. Masih mengunci mulutku. Tapi yang kuyakini, Gregory pasti akan melakukan sesuatu yang sangat buruk kepada Lily.

Dan itu disebabkan oleh peristiwa ketika R mencoba membawaku pulang. Dengan kata lain....

Ini salahku.

Gregory kemudian memainkan tang yang dipegangnya. "Kau yang harus membayar apa yang dilakukan oleh teman-temanmu," kata Gregory sembari menarik lengan kiri Lily. "Kukumu sudah panjang Lily." kata Gregory sembari mengarahkan mulut tangnya ke ujung jari kelingking Lily. "Aku akan membantumu memotongnya."

Lily hanya meringis. Aku tahu ia ketakutan. Sangat ketakutan. "Candice! Kill me!" ucapnya tanpa suara sembari menatapku. Ia sepertinya memiliki waktu yang tepat untuk memberikanku kode ketika Gregory sibuk mengarahkan pandangannya ke jemarinya.

Aku hanya terdiam. Aku sendiri pun takut. Tapi jika menjadi Lily, aku pasti memilih mati dibandingkan disiksa oleh Gregory.

Lily memintaku untuk membunuhnya. Tidak! Aku tak akan membunuh seseorang dalam misi ini. Itu bukan protokol dari misiku, aku tak boleh melenceng.

"Please!" Lily memjberikanku isyarat dengan menggunakan bahasa bibir, ia tak mengeluarkan suara sama sekali. Lalu ia mulai menangis ketika kepala tang Gregory mulai menarik kuku dari jari kelingkingnya perlahan-lahan.

Aku tak tega pada Lily yang didera kesakitan. Tapi apakah aku harus melepaskan rasa sakitnya dengan cara membunuhnya?

Dan...

Dor!!!

Satu.

Dua.

Tiga.

Aku adalah seorang pembunuh.


***

TBC 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro