Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

DU PULUH EMPT


(edited version)

----------------------


Aku menyentuhkan bibirku pada bibir R. Hanya menyentuhkannya sebentar, sedetik kemudian aku menjauhkan bibirku darinya.

Namun tiba-tiba dia menarikku, sedikit memaksa diriku untuk menyentuhkan bibirku kembali. Dia bahkan melingkarkan lengannya di pinggulku. Menciumku dengan cara membabi buta. Tapi aku hanya terdiam dan menikmatinya. Aku tak begitu aktif membalas ciumannya.

Bukan karena aku tak menginginkan ciuman ini. Tapi aku hanya ingin memastikan jawaban dari pertanyaan yang selama ini membelenggu batinku.

Dan jawabannya, tentu saja....

R mencintaiku. Jika tidak, ia tak mungkin membuatku kewalahan dengan ciumannya seperti saat ini. Tangannya bahkan kali ini ada di daguku, menuntun diriku untuk membalas ciumannya.

R mencintaiku. Aku adalah wanita spesial untuknya. Aku sudah tahu.

Aku sedikit mendorongnya untuk melepaskan ciumannya dariku. Dan di saat yang bersamaan, dengan cepat aku mengambil alat komunikasi yang ada di telinganya. Bentuknya seperti alat bantu dengar dengan mikrofon yang panjangnya sampai tulang pipi.

Dan sekuat tenaga kudorong tubuh R ke arah dinding. Lalu aku menaruh alat komunikasi milik R di telinga kananku.

"Misi dibatalkan," ucapku tegas kepada siapa pun yang mendengarkan melalui jaringan komunikasi milik R.

"Siapa ini?" tanya seseorang. Suara pria. Sepertinya ia cukup heran karena mendengar suaraku.

"Aku target kalian. Misi dibatalkan. Di sini Candice. Confirmation code Bravo-Delta-Hotel 3990131. Aku bersama Kilo-Foxtrot-Lima 2891030."

"Konfirmasi diterima. Misi dibatalkan," balas pria itu.

"Bawakan seorang penembak jitu ke sisi dinding arah jam tujuh dari piano besar," tambahku.

"Hei! C! Apa yang kau lakukan?!" ucap R dengan nada tinggi sembari mencoba merebut kembali alat komunikasinya.

Dengan cepat aku menjatuhkan alat komunikasi milik R dan menginjaknya sampai rusak terbelah.

"Ups!" bersikap seakan tak sengaja melakukan hal itu. "Kita seri R! Anggap saja itu bayaran untuk ciuman yang kauberikan padaku sebelumnya. Yang kulakukan adalah menyelesaikan apa yang kumulai," kataku sembari tersenyum lebar. "Seperti yang kuduga, kau masih pandai berciuman. Kau pasti sering melakukannya dengan Nathalie," godaku sembari menatap cincin pernikahannya.

Entah mengapa, dia menjadi sedikit kikuk ketika aku mulai memancing pembicaraan mengenai pernikahannya.

"A... aku menikah dengannya karena kupikir kau sudah mati C!" ucapnya sedikit terbata.

"Maksudmu?" tanyaku.

"Jika aku tahu kau masih hidup pasti aku tak akan...."

"Bersama Nathalie?" tebakku. Di ujung kalimat kutaruh tawa kecil di sana. "Kenapa?"

"Karena aku hanya ingin berkencan dengan..." ucapnya.

"Candice?!" tiba-tiba seseorang memanggil namaku dengan nada setengah terkejut. Hal itu membuat R memotong perkataannya.

Pria itu adalah Kevin. Ternyata dia bergabung dalam misi untuk menjemputku. Seperti biasa, ia selalu menggendong senjata laras panjang di setiap misinya.

"Kau benar-benar masih hidup?!" ucap Kevin. Matanya mengobservasi tubuhku. Memastikan bahwa aku adalah nyata.

"Kau membawa Baretta M9-mu?" tanyaku kepada Kevin.

"Ya. Aku membawanya," kata Kevin sembari menunjukkan pistolnya yang baru ia keluarkan dari tempatnya yang ada di sisi kiri tulang rusuknya.

"R. Sampaikan salamku kepada Nathalie, istrimu," kataku dengan suara bergetar.

R, kau mencintaiku. Aku tahu itu. Tapi aku harus tetap melakukan semua ini.

"Kevin, tembak aku!" kataku mantap.


***

TBC


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro