Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

DU PULUH DU


(edited version)

----------------------


"C!" panggil R. Sontak menghentikan langkahku menuju pintu keluar bar ini.

"Penyamaranmu sangat hebat," pujinya. "Aku bahkan tak mengenalimu jika aku tak benar-benar melihat wajahmu."

"Itu karena mentorku mengajariku dengan baik," sahutku membalas pujiannya. Aku kembali membalikkan tubuhku dan melangkahkan kakiku.

"Dan..." tambahnya, "Kau semakin.... cantik."

Hatiku berdetak keras. R memujiku. Aku sungguh sangat senang. Ia memperhatikanku.

Apa kau memiliki rasa lain terhadapku R?

Aku hanya terus berjalan. Tak lagi membalikkan tubuhku ke arah R. Aku takut jika dia mengetahui bahwa aku tak dapat menyembunyikan wajah meronaku. 


***


"Ukh... Carla. Sepertinya kau berbeda malam ini," desah Gregory sembari sesekali mengerang nikmat.

"Aku sedang senang," kataku singkat. Aku memang lebih bersemangat hari ini.

Seperti biasa, kami berdua melakukan hal dewasa pada malam hari. Namun, malam ini berbeda. Aku lebih mendominasi. Itu karena aku sangat senang.

"Apa alasannya?" tanya Gregory.

Aku senang karena R memujiku cantik.

"Karena akh... kau membelikanmu banyak pakaian," ucapku disisipi dengan desahanku.

"Aku akan membelikanmu pakaian lebih banyak jika hal otu yang jadi alasannya," kata Gregory.

Gregory. Kau bodoh! Ini bukan karenamu. Ini karena R.

Aku masih belum dapat melupakan R.


***


Aku menaikkan kacamata hitamku yang sedikit merosot. Aku sedang berjemur di pinggir pantai pulau Cresvhont, salah satu pulau yang sangat terkenal karena keindahan pantainya. Tempat ini begitu nyaman walaupun cukup ramai karena saat ini masih pertengahan musim panas. Sesuai janjinya, Gregory mengajakku untuk berselancar. Kubiarkan pria kejam itu pergi ke tengah lautan sendirian dengan papan selancarnya. Sedangkan aku berjemur di pantai sambil ditemani oleh seorang pengawal Gregory yang selalu waspada mengawasi sekelilingku. Gregory masih saja waspada meskipun di saat berlibur.

Carla memang tidak bisa berselancar, tetapi Candice mahir. Dan sekarang aku bukanlah Candice. Aku Carla.

"Ingin kubantu untuk mengoleskan tabir surya?" tawar Gregory sambil menancapkan papan selancarnya di pasir.

Aku hanya membalas tawarannya dengan menggelengkan kepalaku perlahan. Tak lupa kutarik sudut bibirku, menghadiahi pria itu dengan senyuman khas Carla. Aku tahu, dia tak benar-benar ingin membantuku. Ia hanya tergoda oleh tubuhku.

"Ingin kuajari berselancar?" tanyanya.

"Tidak. Aku takut jika berada di tengah laut," aku berbohong. Kali ini aku memberanikan diri menolak Gregory. Aku hanya ingin lebih terlihat seperti Carla. Carla yang takut laut.

"Aku akan kembali ke kamar," kataku sembari menarik kain alas yang kupakai untuk berjemur.

"Aku akan menyusulmu setengah jam lagi," balas Gregory. Kemudian dia menarik tubuhku dan mengecup bibirku.

"Ikuti dia," perintah Gregory kepada pengawalnya.

Aku pergi menuju kamar hotelku dan Gregory. Dengan hanya menggunakan bikini seperti ini tentu saja dengan mudahnya akumenjadi pusat perhatian dari para pria yang berpikiran kotor. Bahkan aku menyadari jika pengawal Gregory beberapa kali memandangi tubuh indahku, sama seperti pria-pria lainnya.

Mereka begitu menjijikkan.

Aku tak begitu menghiraukannya. Aku hanya terus berjalan seperti biasa.

Sesampainya diriku di lorong hotel, seorang pelayan hotel pria sedang membawa tray penuh dengan kain berjalan tepat di tengah-tengah lorong sehingga sedikit menghalangi jalanku. Kemudian dia melakukan kontak mata denganku beberapa detik, lalu dia melemparkan pandangan ke arah tangannya yang sedang memegangi tray yang dibawanya. Dari gerak-gerik pria itu, aku mengetahui sesuatu. Caranya memandangku dan mengalihkan pandangannya merupakan tanda untuk pembuka pesan rahasia yang pernah kupelajari ketika masih berada di akademi. Ia adalah anggota M.I.S.A. Apa yang dilakukannya di tempat ini?

"Minggir!" bentak si pengawal sembari mendorong kasar pria itu agar tak lagi menghalangi jalan kami.

Tepat ketika sang pengawal mencoba membuka jalanku, kualihkan pandanganku ke arah lengan pria berpakaian pelayan itu. Dia mengetuk-ngetukkan jemarinya perlahan pada pengangan tray-nya. Ia memberikanku sebuah sandi morse dengan gerakan jemarinya.

Empat. Restoran.

Itulah dua kata yang kudapat dari pesan rahasia yang diberikannya diam-diam melalui gerakan jemarinya. Aku mengerti, dua hal itu adalah informasi mengenai waktu dan titik pertemuanku.

Pertemuan? Tiba-tiba aku teringat pada R yang sebelumnya pernah mengatakan bahwa ia akan menjemputku pulang. Tujuan pertemuan ini pasti menyangkut hal yang R janjikan padaku.

Haruskah aku berhenti dari misi ini?


***


Aku mengecek arlojiku. Tiga menit lagi waktu yang tersisa. Aku sudah berada di restoran sembari berpura-pura menghabiskan waktu afternoon tea-ku. Dan satu hal, aku berhasil menjauhkan pengawal Gregory agar ia tak berada di sekitarku, Aku menyuruh pengawal itu membawakan minuman dingin untukku.

"Bersiaplah," bisik seorang wanita berambut pendek yang duduk di belakangku.

Tiba-tiba semua terjadi begitu cepat. Peluru berhamburan dimana-mana memecahkan dinding kaca yang menyelimuti restoran ini. Dua diantara peluru-peluru itu berhasil menembus dada pengawal Gregory. Aku tahu, peluru yang ditembakkan khusus untuk pengawal Gregory hanyalah peluru bius untuk melumpuhkannya sejenak.

Seluruh orang yang ada di tempat ini panik dan berteriak-teriak tak keruan. Namun sejauh ini, kuperhatikan tak ada warga reguler yang terluka, hanya pegawai Gregory. Aku tahu, ini adalah pengalihan yang dibuat oleh M.I.S.A.

Wanita berambut pendek itu berdiri dari duduknya dan dengan sigap menarikku ke sisi dinding. Ia cukup gesit, mungkin karena tubuhnya lebih kecil dariku. Dan tak beberapa lama wanita itu menghilang begitu saja tanpa kusadari.

"C! Ikutlah pulang bersamaku!" kata seseorang.

"R!" pekikku. Aku bahkan tak menyadari darimana datangnya pria itu.

R menengadahkan salah satu telapak tangannya seakan mengajakku untuk menggenggam tangannya. Namun aku hanya terdiam mematung karena sesuatu asing yang ditangkap oleh mataku.

Sebuah cincin melingkar di jari R.

Tidak mungkin. Dia telah menikah!


***

TBC 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro