Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

DU PULUH


(edited version)

----------------------


Hari ini Gregory mengajakku untuk pergi ke sebuah butik terkenal. Ini pertama kalinya seorang pria mengajakku berbelanja pakaian.

Entah itu hal yang menggembirakan atau hal yang menyedihkan.

Semenjak dua setengah tahun, ini adalah kedua kalinya Gregory mengajakku keluar dari mansion yang kutempati. Yang pertama kali adalah ketika Gregory mengajakku ke 'pestanya'.

Saat ini dia membelikanku beberapa potong pakaian dan bikini. Ya. Besok kami akan pergi ke sebuah pulau untuk berselancar. Dia menepati janjinya.

Mungkin seperti ini rasanya berkencan dengan seorang pria. Walaupun kami tak hanya pergi berdua. Gregory mengajak beberapa penjaganya. Dia cukup.berhati-hati.

"Aku ingin pergi ke bar. Ikutlah bersamaku," ajaknya sembari menuntunku untuk masuk ke dalam limo hitam miliknya.

Aku hanya tersenyum kepada Gregory. Apa aku berhak menolaknya? Aku tak ingin mencari masalah dengan pria kejam ini. Aku akan benar-benar mengikuti alurnya.

Setelah beberapa saat, sampailah kami berdua ke dalam sebuah bar. Gregory mengajakku terus berjalan sampai di sudut bangunan. Kulihat ada dua pria kekar berpakaian serba hitam menjaga sebuah pintu yang bertuliskan 'VIP only'.

Kedua pria itu langsung membukakan pintu ketika melihat Gregory. Sepertinya ia sudah terbiasa pergi ke tempat ini.

"Aku akan pergi menemui seseorang untuk mengurus perjalanan kita esok hari. Pergilah memesan minuman," ucap Gregory. "Berhati-hatilah. Aku akan memperhatikanmu dari tempat ini."

Tanpa banyak berkata aku hanya berlalu menuju ke tempat bartender dan duduk di kursi bar yang berhadapan langsung dengan bartender itu.

"Wiski tanpa es," kata seseorang di sampingku.

Wiski tanpa es? Tanpa sadar aku mengeluarkan tawa kecil. Baru saja aku ingin memesan minuman yang sama dengannya

Sang bartender dengan sigap memberikan minuman pesanan orang yang ada di sampingku.

"Nona, apa yang ingin anda pesan?" tanya bartender itu sopan.

"Berikan aku minuman yang sama dengannya," pintaku.

"Sepertinya kita memiliki selera yang sama, Nona," kata seseorang di sampingku. Dari suaranya, dia adalah seorang pria. Sepertinya aku cukup mengenal suara itu.

"Kau sendiri?" tanyanya. Kupikir pria ini hendak menggodaku.

"Aku bersama kekasihku," jawabku sembari menarik gelas berisi wiski yang diberikan oleh sang bartender.

Kami berdua terdiam sejenak. Sibuk menikmati minuman kami masing-masing. Dan kami belum menatap satu sama lain.

"Kau sering ke tempat ini?" tanyaku sembari mengarahkan pandangan kepada pria di sampingku.

"Tidak juga," jawab pria itu singkat. Dia pun menoleh ke arahku.

Lagi-lagi kami terdiam. Aku terdiam karena melihat warna mata pria itu. Warna dedaunan.

"C!" desis pria itu pelan. Bola matanya seperti akan keluar dari kelopaknya ketika dia melihatku.

R! Ia benar-benar Rayden. Tak bisa dipercaya.

"Tumpahkan minumanmu!" bisik R.

Aku menurut padanya. Aku menumpahkan wiskiku ke pakaiannya. Kemudian aku berpura-pura mengelap kemeja R yang terkena tumpahan wiski sembari meminta maaf berkali-kali.

"Apa kau membawa peralatan komunikasi untukku?" tanyaku berbisik.

"C! Kau masih hidup?!" tanyanya dengan suara sangat pelan. Dia tak menjawab pertanyaanku. "Kupikir kau sudah mati!"

Mati? Sepertinya ia terlalu meremehkanku.

"Kau harus segera menjauh darinya! Ini adalah misi yang sangat berbahaya!" ucap R sangat serius.

Berbahaya? Apa maksudmu R?


***

TBC 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro