Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

DU ELS


(edited version)

----------------------


Tiga tahun yang lalu.

Nathalie.

Dibandingkan dirinya, aku lebih dulu mengenal R. Aku lebih tahu siapa R. Kupikir ini tak adil. Kenapa R dapat terikat dengan wanita itu?

Aku sibuk memainkan sendok pada cangkir tehku. Sore ini, aku hanya termenung di meja pantry yang berada di salah satu sudut ruang santai dilantai basement ketiga kantor pusat M.I.S.A.

Sebuah pisau kecil baru saja melesat di depan wajahku. Tapi aku tak peduli. Pikiranku sedang sibuk memikirkan Nathalie.

"Ouch! Shit!" suara seorang pria yang duduk di sebelahku. Aku menoleh ke arahnya. Dia adalah Kevin, salah satu seniorku di tempat ini. Pria itu mengenakan kaus hiitam yang membalut tubuh kekarnya, dan dia memiliki kulit berwarna tan. Kevin adalah orang yang sangat ahli menggunakan senjata. Ia beberapa kali menjadi mentor di kelas menembak.

Kulihat kedua telapak tangannya berhasil mengapit pisau kecil itu. Menahan benda yang melaju cepat menuju tepat ke arah iris matanya yang berwarna cokelat. Refleks yang bagus.

"Kau gila Rayden?!" teriak Kevin.

R?

Kutengok sisi kananku. R ada di sana. Ternyata ialah yang melesatkan pisau itu.

"Apa kau berniat membuatku buta?" omel Kevin seraya menancapkan pisau itu ke meja.

"Setidaknya buta lebih baik dibandingkan kau tak dapat menjaga pandanganmu dengan benar," balas R dengan nada meledek.

"Pergilah! Atau aku dapat menghadiahimu tiga pisau lagi," ancam R. Dan Kevin pun pergi menjauhi kami. Pergi begitu saja tanpa ada kalimat balasan darinya.

Aku hanya terdiam. Aku sedang tak ingin berbicara dengan R. Aku masih mainkan sendok tehku.

"Jika Kevin mengganggumu, laporkanlah padaku C!" ucap R. "Ia memperhatikan tubuhmu sejak tadi," sambungnya sembari membuka blazer-nya dan memasangkannya ke bahuku.

Kutatap dirinya.

R. Mengapa kau begitu peduli kepadaku?

Kumohon. Jangan membuatku semakin merasa aku adalah wanita spesial bagimu. Rasanya aku ingin menangis. Tidak. Aku harus menahannya.

Beberapa saat, kualihkan tatapanku pada tehku. Lalu kutatap kembali wajah R yang tersenyum kepadaku.

Jangan tersenyum R! Jangan tersenyum kepadaku! Bagaimana jika aku jatuh lebih jauh? Itu pasti sangat menyakitkan.

Satu. Dua. Tiga.

Candice, bersikaplah seperti biasa kepada R. Dan semua akan baik-baik saja.

"Kau ingin cookies?" Ucapku menawarkan biskuit kacangku yang hanya tinggal tiga keping. Cookies kacang favoritku, pasangan yang sangat pas untuk meminum teh di sore hari.

R mengambil sekeping dari pembungkusnya. Dia langsung melahapnya. Sepertinya dia tak menyadari bahwa aku sedang terluka.

"Kemarin, tunanganmu itu...," ucapku membuka obrolan.

"Nathalie?!" sahutnya. Entah mengapa dia lebih bersemangat.

"Ya. Nathalie. Menurutku dia...," ucapanku sedikit terpotong. Kuberikan jeda pada kalimat itu untuk menyeruput tehku, "... sangat cantik."

R tersenyum mendengar kalimat pujianku.

Cantik? Tidak. Nathalie tidak cantik sama sekali. Ia terlalu.... Biasa

Ia gadis biasa. Sangat biasa. Bahkan, jika dibandingkan dengan pantulan diriku di cermin yang buram, Nathalie tak sebanding denganku. Aku mampu membuat seorang pria jatuh dari sepedanya ketika aku menatap matanya. Aku mampu membuat Kevin, sang penembak jitu ahli melesatkan tembakannya di tempat yang salah.

Kenapa? Kenapa harus Nathalie?

Ini tak adil. R memacarinya ketika usia pertemanan mereka tiga bulan. Sedangkan aku? Aku sudah mengenal R lebih dari Nathalie.

Aku tahu kebiasaan R ketika minum. Wiski Skotlandia tanpa es. Bahkan mungkin Nathalie tak mengetahui hal itu.

Kenapa ini begitu menyakitkan?


***

TBC 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro