Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

DELPN PULUH TUJUH


(edited version)

----------------------


"Mencobanya?" tanyaku sembari tersenyum. "Kau punya senjata yang lebih besar Eugene? Atau... senjata yang lain?" Kali ini aku berbisik di telinganya. "Sayang sekali, kali ini aku tidak takut."

"Haha. Aktingmu sungguh bagus, Nona!" ucapnya.

"Tidak ini bukan akting, ini sungguhan. Aku tidak takut karena aku tahu kau tak mungkin menyakitiku. Aku ahli micro expression. Dan aku dapat membaca jelas dari wajahmu," ucapku sembari mengarahkan tangan Eugene untuk menjauhkan pisaunya dari wajahku. "Aku dapat membacamu Eugene. Bahkan aku tahu kau sungguh-sungguh ketika mengatakan jika kau mencin..."

"CHARLES! CHARLES! BAWA ANGGURNYA SEKARANG!" Teriaknya memotong pembicaraanku.

Ia pun berbalik dan menjauhiku. Aku tahu Eugene tak ingin aku membahas hal itu.

Kenapa, Eugene? Katakan kembali padaku bahwa kau mencintaiku? Tapi katakan lebih spesifik. Siapa yang kau cintai? Carla atau Candice?

Tak lama Charles pun kembali menghampiri kami sembari membawakan sebotol anggur dan gelasnya. Dengan sigap Charles pun menuangkan anggur itu ke dua gelas yang dibawanya.

Eugene langsung meminumnya dalam beberapa teguk. Ketika aku hendak mengambil gelas minumanku, Eugene menahan lenganku.

"Tidak. Kau tidak boleh mabuk!" perintahnya sembari menatapku.

"Kau pelit sekali, Tuan," ucapku sembari menepis tangannya yang memegangiku. "Apa anggurnya terlalu mahal untukku?"

"Hei! Charles, pergilah! Jangan menonton kami!" Perintah Eugene.

Tanpa kata Charles pun pergi menghilang meninggalkan kami berdua di tempat ini.

"Aku tak ingin kau mabuk," ucap Eugene sembari mengambil gelas anggur yang seharusnya menjadi milikku itu.

"Kenapa?" tanyaku.

"Karena...," ucap Eugene. Beberapa detik ia sempat terdiam sembari menjatuhkan tatapannya pada bagian bawah tubuhku.

"Apa?" Tanyaku kembali. Nyatanya aku tahu jawabannya, ia masih memikirkan kejadian semalam. Dan yang kulakukan saat ini adalah berpura-pura tak mengingat apa pun yang terjadi semalam.

"Bukankah kau mengatakan jika aku harus menjelaskan banyak hal padamu? Aku tak ingin kau mabuk dan membuatku menceritakan hal yang sama padamu dua kali," ucapnya. Ia sangat pandai beralasan. Pria yang cerdas. Itu membuatku semakin menginginkan pria ini.

"Baiklah. Alasanmu masuk akal," ucapku sembari melipat kedua tanganku di bawah dadaku. "Kau belum menjawab pertanyaanku dengan tuntas. Kau ini agent yang seperti apa? Banyak misimu yang berupa misi kelas A."

"Kau membaca berkasku?" balasnya sembari menggoyang-goyangkan gelas anggur yang ditangannya.

"Yup."

"Seperti yang kau tahu, aku mantan prajurit angkatan darat. Aku hanya sebentar di akademi, tiga bulan. Setelahnya aku menjadi mentor dan menjalani beberapa misi," ucapnya.

Tiga bulan?! Itu sangat hebat. Biasanya setelah melewati masa perekrutan, para calon agent M.I.S.A harus belajar sekitar tiga tahun di akademi.

"Jangan berpikir aku hebat. Aku hanya sebentar di akademi karena aku sudah mempelajari banyak hal di sekolah militer," ucap Eugene. Ia membaca pikiranku dengan tepat. "Baiklah. Kali ini giliranku."

"Maksudmu?"

"Giliranku untuk bertanya padamu," ucap Eugene. "Kenapa mojito?"

"Mojito?" aku cukup heran dengan pertanyaannya.

"Bukankah kau tak suka mint? Kau sempat menolak permen karet dengan alasan kau tak suka rasa mint. Tapi kau meminta mojito kepada Charles,"

Lagi-lagi kugigit bibirku untuk menahan senyuman yang mungkin akan kulengkungkan karena kali ini aku senang. Senang karena ia masih mengingat jika aku tak begitu menyukai rasa mint.

"Itu karena mint seperti rasa pasta gigi. Sedangkan mojito tak sepenuhnya rasa mint, ada campuran lime-nya dan itu membuatnya berbeda."

"Kupikir kau membohongiku," balas Eugene.

"Untuk apa aku melakukannya? Sangat tidak masuk akal," sahutku.

"Mengingat kau begitu pandai membohongiku selama tiga tahun ini," ucapnya. "Itu bisa saja terjadi."

***

Aku terbangun. Semalaman aku tertidur di salah satu sofa ruang kerja Eugene. Lalu kulihat pria itu tertidur di kursi kerjanya. Dan tentu saja kami masih berpakaian lengkap. Karena kami hanya sebatas rekan kali ini.

Semalaman ia menjelaskan banyak hal kepadaku. Salah satunya adalah cara merakit senjata laras panjang. Aku tak pernah meragukan kemampuan pria ini. Ia selalu mengagumkan untukku.

Sesekali ia bercerita mengenai misi-misinya yang pernah dijalaninya. Seperti yang ia katakan sebelumnya. Eugene mencari kebenaran melalui ketakutan seseorang. Ia banyak terjun untuk menginvestigasi banyak hal. Eugene pernah membuat seorang pemimpin teroris mengatakan tempat penyimpanan bom yang beberapa menit kemudian akan meledak. Itu adalah hal yang luar biasa. Dan senjata utamanya adalah... siksaan.

Aku tak meragukan hal itu.

Seperti yang kuduga. Eugene tak pernah membuat dirinya seperti Gregory. Ia tak begitu pandai berpura-pura sepertiku. Eugene adalah Eugene. Sang ahli mengintimidasi.

Aku sudah berada di kamar mandiku. Kutatap pantulan diriku di cermin. Rambutku benar-benar berantakan.

Apa Eugene melihat diriku seperti ini ketika tidur?

Tolol. Kenapa aku harus mencemaskan hal sepele seperti ini?! Kau sungguh tolol Candice!

Kuambil sikat gigiku dan kuhiasi bulu-bulunya dengan pasta gigi. Tunggu! Ada yang berbeda!

Pasta gigiku berwarna merah muda, bukan biru seperti biasanya. Kemudian aku sedikit menghirup aromanya. Tak ada bau mint yang pekat. Namun yang kuhirup adalah aroma....

Strawberry.

Kali ini aku tak kuasa menahan senyuman yang memperlihatkan gigi-gigiku. Seseorang mengganti pasta gigiku. Dan aku tahu perbuatan siapa ini.

Eugene.

***

Tbc.

Semoga chapter ini gak ngebosenin ya!

Main yuk Guys!

Kita main tebak-tebakkan lagi. Kalo berhasil nanti aku kasih updetan 2x untuk satu hari, tapi harinya aku yang tentuin sendiri :p

Ada beberapa yang mulai 'ngeh' aku ngilangin huruf2 di judul chapternya. Wkwkwk..

Nah itu sebenarnya ada maksudnya. Aku mengajak kalian untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. Dan itu gada hubungannya sama alur cerita ini.

Aku ingin kalian memberikan sesuatu. Dan sesuatu itu berhubungan sama huruf2 yang hilang.

Jadi pertanyaannya...

Huruf apakah yang hilang?
Dan aku mengajak kalian untuk apa?

Ini gampang banget. Terlalu gampang untuk kalian yang sering berasumsi2. Selamat mencari berpikir ;)

Ps : kalian gak akan butuh panadol kok :v

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro