Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Page 03

10 Tahun kemudian ...

Hankuk Corp.

    Min Hyuk melangkahkan kakinya memasuki gedung perusahaan keluarganya. Dengan setelan formal yang membalut tubuhnya yang proposional tersebut. Pelajar SMA yang dingin itu kini telah berubah menjadi sosok pria dewasa yang terlihat begitu angkuh namun tetap tak membuang kewibawaannya.

    Langkah tegasnya yang membuat orang-orang yang berpapasan dengannya sejenak menghentikan langkah mereka dan sekilas menundukkan kepala meski tak mendapat respon yang baik darinya, di saat tatapannya hanya terarah pada apa yang menjadi tujuannya.

    "Kakak ..." sebuah teguran yang berhasil menarik perhatian Min Hyuk.

    Dan seulas senyum lantas meruntuhkan keangkuhan Min Hyuk ketika ia mendapati adiknya berjalan ke arahnya dengan membawa senyum lebar untuknya. Dan senyum itu semakin melebar ketika keduanya telah berhadapan dan saling berpelukan sekilas.

    Kim Tae Hyung, anak kecil yang selalu merasa ketakutan di setiap waktu tersebut kini telah berubah dan benar-benar menjadi adik kecil Min Hyuk setelah sepuluh tahun berlalu. Dan selama sepuluh tahun itu pula Min Hyuk memastikan bahwa adiknya tersebut baik-baik saja meski keadaan semakin sulit baginya sejak empat tahun yang lalu. Lebih tepatnya ketika Tae Hyung berumur 20 tahun, usia di mana Min Hyuk tidak bisa lagi mengklaim Tae Hyung sebagai miliknya lagi. Namun sebisa mungkin Min Hyuk mencari celah agar adiknya tersebut terhindar dari pekerjaan yang membahayakan keselamatannya.

    "Kau ingin pergi?" tegur Min Hyuk.

    Tae Hyung mengangguk. "Ayah mempercayakan misi ini padaku."

    "Ke mana?"

    "Rahasia."

    "Kenapa?"

    "Ayah menyuruhku merahasiakannya dari Kakak."

    Perlahan senyum di wajah Min Hyuk memudar di saat senyum lebar itu masih menghiasi wajah Tae Hyung. Namun perlahan senyum itu ikut luntur setelah mendapati perubahan ekspresi dari sang kakak yang terlihat tidak senang atas perkataannya sebelumnya.

    "Kenapa menatapku seperti itu? Apa Kakak marah padaku?" ujar Tae Hyung takut-takut.

    "Tidak, aku tidak marah padamu. Sekarang pergilah! Dan pastikan untuk tidak terluka."

    Min Hyuk memberikan seulas senyum tipis di akhir perkataannya yang membuat senyum itu kembali mengembang di sudut bibir sang adik.

    "Aku akan segera menemui Kakak di rumah."

    "Berhati-hatilah."

    "Baik."

    Min Hyuk membalikkan tubuhnya untuk menatap kepergian Tae Hyung dan sekilas membalas lambaian Tae Hyung dengan seulas senyum yang kembali memudar ketika Tae Hyung yang telah berjalan memunggunginya dengan senyum ramahnya yang juga telah menghilang dan menunjukkan keangkuhan yang dimiliki oleh sang kakak. Dialah si monster yang hanya akan bersikap manis kepada kakaknya. Menjadi malaikat tanpa dosa di hadapan Min Hyuk dan menjadi iblis pembunuh di hadapan orang lain. Inilah Kim Tae Hyung yang telah menemukan jati dirinya sendiri.

    Tepat setelah Tae Hyung keluar dari gedung perusahaan, saat itu pula Min Hyuk berjalan ke arah yang sama dengannya. Berinisiatif untuk menyusulnya diam-diam seperti yang selalu ia lakukan sebelum-sebelumnya meski ia harus menentang perintah ayahnya, namun baru tiga langkah dan dia kembali berhenti setelah mendengar sebuah teguran yang datang dari arah belakang.

    "Tuan Muda."

    Kim Yeon Sang, sekretaris ayahnya itulah yang ada di benak Min Hyuk ketika ia mendengar suara tersebut. Dia pun memutar kakinya, berbalik dan mendapati seorang pria yang lebih tua darinya datang menghampirinya.

    "Ketua telah menunggu kedatangan Tuan Muda," ujar Yeon Sang.

    "Batalkan pertemuan hari ini," sahut Min Hyuk dan hendak pergi, Namun Yeon Sang kembali menghadangnya.

    "Nona Eun Seo."

    Satu nama yang membuat Min Hyuk kembali mengurungkan niatnya untuk menyusul Tae Hyung. Dan tanpa sepatah kata pun, Min Hyuk berjalan melewati Yeon Sang. Melupakan keinginannya untuk mengikuti Tae Hyung dan bergegas untuk menghadap sang ayah.




The Little Monster




    Yeon Sang membuka pintu ruang rapat dan berhasil menginterupsi ketiga orang yang tengah berada di dalam sana, dan ketiga orang tersebut tidak lain adalah Lee Byung Hun sendiri beserta adik iparnya, Um Ki Joon dan juga pemegang saham tertinggi kedua di perusahaan yaitu Han Dong Gun.

    Dilihat dari raut wajah mereka, sepertinya mereka sedang terlibat pembicaraan yang serius dan harus terhenti ketika Min Hyuk memasuki ruang rapat tanpa ada kata sapaan yang keluar dari mulutnya. Min Hyuk pun berjalan mendekati sang ayah ketika Yeon Sang sendiri tengah menutup pintu dari dalam.

    "Akhir-akhir ini perusahan melakukan pengeluaran dalam jumlah yang besar, aku pikir pengeluaran terbesar terdapat pada donasi yang diberikan terhadap rumah sakit." Perkataan yang terucap dengan begitu sinis dari Ki Joon sempat membuatnya bertemu pandang dengan tatapan dingin milik Min Hyuk ketika keponakannya tersebut melewati tempat duduknya.

    "Kau sudah datang? Duduklah!" tegur Byung Hun pada putra sulungnya.

    Min Hyuk mengambil tempat kosong di samping ayahnya.

    "Aku rasa mulai sekarang kita harus mengurangi jumlah donasi untuk mengurangi pengeluaran perusahan," sambung Ki Joon dan kembali mendapat perhatian dari Min Hyuk, karena memang sejak awal dia tidak begitu suka dengan pamannya tersebut.

    "Aku pikir itu bukanlah keputusan yang baik," Dong Gun menyahuti, menyampaikan ketidaksetujuannya dengan saran yang diberikan oleh Ki Joon dan hal itu pula yang membuat keduanya saling bertemu pandang.

    "Bukan masalah donasi yang kita berikan, pasti ada sesuatu yang lain. Mengurangi donasi hanya akan memperburuk citra perusahaan. Justru sebaliknya, jika kita memperluasnya, perusahaan ini akan dikenal baik oleh semua orang dan tentunya siapa yang akan diuntungkan dengan hal ini? Siapa? Kau tahu jawabannya, Min Hyuk?"

    Dong Gun mengalihkan pandangannya pada Min Hyuk, begitupun dengan Byung Hun yang merasa penasaran dengan jawaban apa yang akan dilontarkan oleh putranya tersebut.

    "Uang berada di atas segala, tapi nama baik akan melindungi segalanya," ujar Min Hyuk.

    "Kau benar, jika kita tidak memiliki nama baik, kita akan mudah untuk dihancurkan."

    Berbeda dengan Dong Gun yang tampak puas akan jawaban dari Min Hyuk, justru sebaliknya. Ki Joon memalingkan wajahnya dengan senyum yang tersungging dan terlihat begitu meremehkan.

    "Terserah dengan keputusan apa yang akan kalian ambil, aku hanya perlu mengawasi dan akan menindak lanjuti jika terjadi sesuatu yang janggal di perusahaan." Ki Joon kemudian beranjak berdiri dan sedikit membenahi jasnya.

    "Selamat pagi."

    Sebuah kata perpisahan yang terucap dari mulut Ki Joon sebelum pria itu meninggalkan tempatnya. Namun sebelum itu dia sempat menjatuhkan pandangannya pada Min Hyuk yang sama sekali tidak tertarik untuk melihat ke arahnya. Dan setelah kepergiannya, Dong Gun pun memutuskan untuk segera pergi.

    "Aku akan berangkat ke Busan untuk mengecek kondisi di sana," ujarnya sembari bangkit dari duduknya.

    "Segera beri kabar jika sudah sampai di sana," sahut Byung Hun.

    "Aku tidak yakin tentang hal itu, tapi aku pastikan akan menyelesaikannya di tempat jika ada sesuatu yang mengganggu."

    Dong Gun mengulas senyum simpulnya di akhir perkataannya dan membuat Byung Hun sempat menarik sudut bibirnya.

    "Baiklah, sepertinya aku harus segera pergi. Kau harus belajar bagaimana cara untuk tersenyum, anak muda," teguran yang membuatnya menemui tatapan dingin dari putra sulung Byung Hun yang justru membuatnya tertawa ringan dan segera berjalan pergi.

    "Ya ampun, kau terlihat mengerikan jika seperti itu. Aku menjadi ragu ingin menyerahkan putriku pada kalian," Gumam Dong Gun di sela langkahnya yang berjalan menuju pintu keluar.

    "Kau simpan saja putrimu itu," ujar Minhyuk yang terdengar begitu dingin dan membuat ayahnya bertukar pandang dengan Dong Gun sebelum pria itu benar-benar menghilang di balik pintu dan menyisakan ketiga orang yang masih berada di ruangan tersebut.

    "Ke mana Ayah mengirim anak itu?" pertanyaan tanpa basa-basi Min Hyuk yang mempertemukan pandangan ayah dan anak tersebut.

    "Kau tidak perlu mengetahuinya," sahut Byung Hun.

    "Aku harus mengetahuinya," bantah Min Hyuk, namun tetap dalam pembawaan yang begitu tenang.

    Byung Hun menarik sudut bibirnya. "Kau lupa? Perjanjian itu telah berakhir. Dan semenjak empat tahun yang lalu, anak itu bukan milikmu lagi."

    Min Hyuk terdiam dengan pandangan yang hanya tertuju pada sang ayah. Dia tidak menyangkal, namun juga tidak menerima karena sejak awal perjanjian itu hanya berlangsung secara sepihak. Namun di sisi lain, dia tidak bisa membantah ayahnya.

    "Kim Yeon Sang."

    "Ya, Ketua," jawab Yeon Sang dengan kepala yang sekilas menunduk sebelum akhirnya berjalan menghampiri keduanya. Dan tanpa menunggu perintah lagi, dia segera menaruh sebuah berkas di meja tepat di hadapan Min Hyuk.

    Min Hyuk pun mengambil berkas tersebut dan membuka lampiran pertama yang berisikan sebuah profil beserta foto yang tertera di bagian atas lampiran. Dan setelah melihatnya sekilas, dia kemudian membalik lampiran berikutnya dan begitu seterusnya.

    "Itu adalah daftar para pengkhianat yang harus kau eksekusi hari ini juga," ucap Byung Hun.

    Pergerakan Min Hyuk terhenti, bukan karena perkataan ayahnya, melainkan karena lampiran terakhir yang tersisa yang sempat membuat wajah tenangnya menunjukkan reaksi terkejut ketika melihat profil tersebut. Dia kemudian menutup kembali berkas tersebut dan mengembalikannya ke meja dengan sedikit melemparnya.

    "Aku menolak."

    "Sudah aku duga kau akan melakukan hal ini."

    Bukannya kembali menatap ayahnya, Min Hyuk justru memalingkan wajahnya. Tampak enggan untuk melihat senyum miring yang terlontar dari ayahnya.

    "Jika kau tidak bersedia, maka adikmu yang akan pergi."

    Sorot mata Min Hyuk menajam. Pernyataan fatal yang membuatnya tanpa ragu menatap ayahnya dengan terang-terangan menggunakan tatapan matanya yang terlihat begitu mengintimidasi. Dan inilah kelemahan dari Min Hyuk, Byung Hun pun sudah mengetahuinya sejak lama dan oleh sebab itu sebisa mungkin dia ingin menjauhkan Tae Hyung dari Min Hyuk. Karena sehebat apapun putra sulungnya, jika sudah dikaitkan dengan putra bungsunya, si sulung ini pasti akan melakukan apapun dengan suka rela asal si bungsu baik-baik saja.

    "Yeon Sang," tegur Byung Hun.

    "Ya, Ketua."

"Panggil Tae Hyung kemari!"

    "Baik, Ketua."

    Mengakhiri perseteruan singkat mereka, Min Hyuk beranjak dari duduknya dan menghentikan pergerakan Yeon Sang yang hendak menghubungi Tae Hyung. Tanpa berbicara sepatah katapun, Min Hyuk meraih berkas di atas meja dan pergi begitu saja. Meninggalkan seulas senyum miring yang kemudian menghiasi sudut bibir Byung Hun sebelum akhirnya menjatuhkan pandangannya pada Yeon Sang ketika Min Hyuk telah menghilang dari pandangan keduanya.

    "Awasi dia. Pastikan dia melakukannya dengan baik dan jangan lupa, kau urus gadis itu."

    "Baik, Ketua," jawaban tegas dari Yeon Sang sebelum ia menundukkan kepalanya sekilas dan meninggalkan ruang rapat.

    Menyisakan Byung Hun yang mengarahkan pandangannya ke arah pintu yang kembali tertutup dengan tatapan mengintimidasinya.


Selesai di tulis : 22.05.2019
Di publikasikan : 01.06.2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro