Delete Scene#1
Note Penulis : Chapter ini berisikan adegan yang tidak dimuat dalam versi sebelumnya. Kalian masih ingat dengan adegan saat Kim Woobin menculik Kim Taehyung. Chapter ini adalah cuplikan adegan sebelum insiden itu terjadi.
Selamat membaca ❤️❤️❤️
Malam itu mobil yang dikendarai oleh Kim Taehyung memasuki halaman sebuah restoran dengan nuansa tradisional.
"Mereka berada di gedung utama, pergilah," ucap Kim Yeonsang sebelum ia turun dari mobil. Diikuti oleh semua orang yang berada di mobil belakang.
Mereka berjalan menuju pintu masuk utama bangunan itu dan beberapa pria berpenampilan seperti mereka berkumpul di pintu masuk. Taehyung tetap berada di dalam mobil dan memperhatikan keadaan di luar.
"Buka jalannya," ujar Yeonsang dan sedetik kemudian orang-orang yang ia bawa segera menyerang orang-orang yang berjaga di gedung itu.
Taehyung sejenak mengalihkan perhatiannya. Dia mengirimkan sebuah pesan pada Minhyuk yang berisi, 'Aku akan segera menemui kakak setelah ini'. Taehyung menyimpan kembali ponselnya dan turun dari mobil. Dengan langkah lebarnya ia menuju jalan yang telah dibukakan oleh Yeonsang dan para anak buah dari ayahnya. Tapi dia tidak bisa menghindari pertarungan ketika ia dihadang oleh beberapa orang yang berada di dalam gedung.
Taehyung menghantamkan kepalan tangannya dengan kuat kepada satu orang yang baru sampai di hadapannya, lalu ia menarik kepala orang di belakang pria yang tumbang sebelumnya. Membenturkannya ke dinding kayu, selanjutnya tanpa melepaskan kepala pria kedua, kakinya terangkat menghantam dada pria ketiga. Taehyung mendorong pria ke dua ke depan hingga pria itu menabrak rekan-rekannya. Taehyung langsung menendang pria itu hingga membuat beberapa orang terjatuh.
Taehyung mendekati orang-orang itu dan menendangi wajah mereka satu persatu ketika ia melewati tempat mereka. Beberapa orang menyusul untuk membantu Taehyung sehingga pemuda itu bisa pergi dengan aman. Akan tetapi, saat akan melewati lorong dengan tiga arah, tubuh Taehyung tersentak ke belakang ketika seseorang tiba-tiba memukul wajahnya dengan keras. Taehyung mundur dengan tubuh yang sedikit membungkuk dan tangan menutupi area wajahnya yang baru saja dihantam benda keras.
Taehyung mengumpat dengan suara yang pelan sebelum menurunkan tangannya dan menegakkan tubuhnya. Berdiri di hadapannya, pria berbadan besar dan tinggi, tak sebanding dengan tubuh kurusnya.
"Jackpot," gumam Taehyung. Dia mengusap sudut bibirnya dan menemukan darah tertinggal pada tangannya.
"Kembalilah ke tempat asalmu," ujar pria berbadan besar itu.
"Aku sangat lapar. Aku tidak bisa pergi sebelum mendapatkan sesuatu," sahut Taehyung.
Tak ada lagi pembicaraan, pria berbadan besar itu menghampiri Taehyung yang bergeming seakan tak ingin melakukan perlawanan. Tapi ketika pria itu semakin mendekat, Taehyung mengeluarkan senjata api dari balik jasnya dan segera mengangkat tangannya setinggi bahu. Pria itu terkejut dan sontak menghentikan langkahnya, membuat seulas senyum tipis tersungging di sudut bibir Taehyung.
"Selamat malam," ujar Taehyung satu detik sebelum sebuah tembakan terlepas dari tangannya. Dan hal itu sempat membuat Yeonsang yang berada di dalam gedung sejenak bergeming.
"Dia terlalu gegabah," batin Yeonsang.
Taehyung kembali melanjutkan langkahnya, sempat menginjak tubuh pria yang masih sadar tersebut. Menyimpan kembali senjata api di tangannya, Taehyung merapikan penampilannya dan berjalan mendekati suara musik yang mengalun di bagian terdalam dari bangunan itu.
Hari itu di gedung yang didatangi oleh Taehyung, sekelompok pengusaha tengah mengadakan sebuah pesta. Mereka duduk mengitari meja panjang dengan bermacam hidangan dan menikmati pertunjukan musik tradisional serta dua orang penari yang juga mengenakan pakaian tradisional. Dan sepertinya suara tembakan Taehyung sebelumnya tersamarkan oleh suara bising di dalam ruangan itu.
Pintu ruangan terbuka dengan kasar setelah Taehyung menendang pintu itu, dan tentu saja hal itu menarik perhatian dari tujuh pengusaha yang duduk mengitari meja. Mereka tampak terkejut dan beberapa orang berdiri ketika melihat Taehyung berdiri di ambang pintu. Salah satu pria mengangkat tangannya sebagai isyarat pada para musisi untuk menghentikan permainan mereka dan seketika hening melanda saat musik itu berhenti dimainkan.
"Kim Taehyung?" gumam salah seorang.
Taehyung kemudian berbicara dengan suara yang lantang, "bagi yang tidak memiliki keperluan, silakan tinggalkan tempat ini!"
Para musisi itu pun meninggalkan ruangan itu melalui pintu belakang dan Taehyung berjalan masuk. Dia kembali menendang pintu untuk menutupnya. Dan tentunya langkah santainya itu berhasil mengubah suasana hangat yang sempat terjadi di ruangan itu.
Taehyung menghentikan langkahnya dan menegur para pria itu, "kembalilah ke tempat duduk kalian. Tidak ada yang meminta kalian untuk menyambutku."
"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tegur salah satu pengusaha itu dengan pertanyaan penuh selidik.
"Kalian membuat pesta tanpa mengundang kami. Aku datang untuk mewakilkan ayahku."
"Omong kosong!" Pria itu kemudian berbicara dengan suara yang lantang, "ada orang di luar? Cepatlah datang kemari!"
Pintu di belakang Taehyung terbuka dan itu adalah Kim Yeonsang, membuat para pengusaha itu semakin terlihat gelisah kala melihat kedatangannya. Taehyung sekilas menoleh dan kembali memandang para pengusaha itu setelah melihat sosok Yeonsang yang kemudian menutup pintu dan berdiri di dekat pintu.
"Kau memiliki sesuatu untuk dikatakan, Direktur Shin? Orang itu sudah ada di sini sekarang, kau bisa berbicara dengan nyaman," ujar Taehyung dengan nada bicara yang tampak meremehkan.
Pria yang sebelumnya dipanggil oleh Taehyung mengarahkan para rekannya. "Kita tinggalkan tempat ini, kita tidak harus berpesta dengan tikus pengganggu."
Semua orang kemudian berdiri dan berjalan menuju pintu samping setelah memberikan tatapan menghakimi pada Taehyung. Dan laki-laki yang dipanggil dengan sebutan Direktur Shin itu menjadi orang terakhir yang meninggalkan meja.
Taehyung kemudian berjalan dengan santai dan duduk di kursi paling ujung. Sementara para pria yang hendak keluar lantas berhenti di ambang pintu.
"Apa yang sedang kalian lakukan?" tegur Direktur Shim.
Mereka membuka jalan untuk Direktur Shim dan setelahnya langkah Direktur Shim pun terhenti saat dia menemukan orang-orang dari pihak Taehyung telah berjaga di depan pintu.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang, Direktur Shim?" tegur salah seorang.
Direktur Shim tak menyahut dan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang. Dia kemudian berbicara setelah telepon tersambung. "Kirimkan bantuan secepatnya."
Direktur Shim memutuskan sambungan telepon dan kembali ke ruang utama. Para pengusaha lainnya kemudian hanya bisa mengikutinya.
Taehyung yang masih duduk dengan santai lantas mengambil sesuatu dia atas meja dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Melihat para pengusaha itu kembali, Taehyung kemudian memberikan teguran dengan suara yang terdengar malas.
"Kembalilah ke tempat duduk kalian. Sangat tidak sopan meninggalkan tamu yang baru saja datang."
Taehyung melemparkan garpu di tangannya hingga menciptakan suara yang mengganggu ketika garpu itu berbenturan dengan piring. Yeonsang yang juga berada di sana hanya memperhatikan tingkah Taehyung. Berbeda dengan Luhan yang hanya bisa menduga-duga karakter lain dari Taehyung, Yeonsang bisa menyaksikannya dengan langsung sehingga ia lebih berhati-hati ketika tengah bersama pemuda itu.
Taehyung mengarahkan tatapan tajamnya pada para pengusaha itu dan menegur dengan lebih tegas. "Kalian akan tetap berdiri di sana? Duduk! Sekarang!"
Setelah mendapatkan anggukan singkat dari Direktur Shim, para pengusaha itu pun kembali ke tempat duduk mereka. Menyisakan Direktur Shim yang tetap berdiri di ujung karena satu kursi telah diambil oleh Taehyung. Suasana menjadi canggung dan menegangkan. Para pengusaha itu menolak membuka mulut mereka untuk berbicara dengan Taehyung. Hingga pada akhirnya Direktur Shim lah yang membuka pembicaraan.
"Apa yang diinginkan oleh ayahmu?" tegur Direktur Shim dengan pembawaan yang tenang dan sikap yang dingin.
Taehyung menyahut dengan suara yang kembali terdengar malas. "Kenapa? Aku yang ada di sini, kenapa kau berpikir bahwa kalian berurusan dengan ayahku?"
"Kami tidak perlu membuang-buang waktu kami hanya untuk berbicara dengan anjing peliharaan Lee Byunghun," sahut salah satu pria yang duduk di seberang barisan yang diduduki oleh Taehyung. Sebuah kesalahan fatal karena mereka memprovokasi Taehyung lebih dulu.
Taehyung memandang pria itu dan bergumam, "anjing?" Dia kemudian sedikit mengeraskan suaranya, "kalian menganggap bahwa kalian sedang melihat seekor anjing?"
"Cukup katakan apa keperluanmu datang kemari," Direktur Shim menyela, tak ingin rencananya untuk mengulur waktu hingga bantuan datang berakhir sia-sia hanya karena kebodohan orang lain.
Taehyung tiba-tiba membuang satu menu makanan yang ada di meja ke lantai. Dan sontak semua orang terkejut bersamaan dengan suara piring yang hancur ketika bertemu dengan lantai yang sama kerasnya. Taehyung kemudian berdiri. Menggunakan kursi sebagai pijakan untuk naik ke atas meja. Tentu saja tindakannya itu mendapatkan tentangan dari semua orang. Namun mereka hanya memberikan tatapan menghakimi.
Seseorang yang sebelumnya menyebut Taehyung sebagai anjing kemudian menegur dengan suara yang meninggi. "Di mana sopan santunmu?! Bisa-bisanya kau berdiri di situ!"
"Direktur Jang!" Direktur Shim memperingatkan pria itu agar tak memprovokasi Taehyung. Tapi pria itu tidak mengerti maksud dari peringatannya.
Taehyung kemudian menyampar makanan yang berada di hadapannya. Awalnya makanan itu jatuh ke lantai. Namun ketika ia mulai berjalan di atas meja, ia menyampar dan bahkan menendang makanan yang ada di meja ke sembarang arah sehingga beberapa dari makanan yang berserakan menjatuhi orang-orang yang duduk di sekitar meja. Mereka semua langsung berdiri dan menghardik tindakan Taehyung.
"Apa yang sedang kau lakukan!"
"Kau benar-benar tidak waras!"
Beberapa orang mulai menghardik Taehyung. Sedangkan Direktur Shim hanya mampu menghela napas panjang dengan pelan.
Taehyung menghentikan langkahnya di tengah meja dan menegur orang-orang yang berdiri dengan nada bicara yang sama. "Kembali ke tempat duduk kalian."
"Anak ini benar-benar kurang ajar! Kau pikir siapa dirimu!" hardik salah satu orang.
Taehyung hendak berbalik arah dan melakukan sesuatu pada pria itu. Namun, sebelum itu teguran keras dari Direktur Shim terdengar.
"Kembali ke tempat duduk kalian!"
Semua pengusaha itu menatap heran ke arah Direktur Shim. Orang yang baru saja menghardik Taehyung kemudian melayangkan protes. "Direktur Shim? Kau sudah melihat apa yang dilakukan oleh anak ini, kau akan tetap membiarkannya?"
"Bagaimana, Direktur Shim?" Taehyung memandang Direktur Shim dengan sebelah alis yang terangkat. "Kau akan membiarkan anjing ini mengacaukan makanan kalian seperti ini," lanjut Taehyung yang kemudian menendang sesuatu di atas meja hingga jatuh tepat di samping kaki Direktur Shim.
"Bajingan ini!"
"Duduk!" hardik Direktur Shim. Dan dengan begitu semua orang yang berdiri lantas kembali duduk dengan wajah yang menahan amarah.
Sudut bibir Taehyung tersungging, memberikan senyuman yang terlihat tengah meremehkan. "Apa ini? Kau baru saja menjadikan mereka sebagai anjingmu, Direktur Shim?"
Direktur Shim tak menjawab. Dia berharap tidak ada lagi yang memprovokasi Taehyung. Akan tetapi kala itu Taehyung justru memberikan balasan atas provokasi yang ia dapat sebelumnya.
Taehyung kembali memandang Direktur Jang, seseorang yang menyebutnya sebagai anjing dan kini orang tersebut sudah berada tepat di bawahnya. Taehyung kemudian bergumam, "dua anjing yang saling berhadapan. Aku penasaran ... dari dua anjing itu, gigitan siapa yang lebih mematikan?"
Semua bergeming, tapi satu detik berlalu dan Direktur Jang jatuh ke belakang bersama kursi yang terbalik setelah Taehyung menendang bahu pria itu. Seseorang di dekat Taehyung langsung menggebrak meja dan murka.
"Hentikan sekarang! Kau pikir kau siapa bisa melakukan hal ini pada kami?!"
Taehyung yang berwajah datar tiba-tiba mengambil senjata api di balik jas yang ia kenakan menggunakan tangan kiri. Dan menggunakan tangan kirinya itu ia dengan santai menembak pria yang baru saja berbicara. Darah pria itu sontak mengenai wajah pria yang duduk di sebelahnya dan pria itu sontak histeris hingga terjatuh ke belakang. Suasana menjadi semakin menegangkan.
"D-dia bukan manusia. Dia adalah iblis, dia adalah iblis!" ucap pria yang baru saja menjatuhkan diri ke lantai. Menghakimi dengan perasaan takut.
Taehyung kemudian berbicara dengan santai sembari sekilas menggaruk pelipisnya. "Siapa aku? Memangnya kalian tidak tahu siapa aku?"
Taehyung kembali menyampar makanan yang ada di meja dan berjalan menuju tempat Direktur Shim sembari berbicara, "seekor anjing? Iblis? Bajingan? Peliharaan Lee Minhyuk?" Taehyung menghentikan langkahnya. "Lalu apa selanjutnya?" tandasnya.
Dari tempatnya Yeonsang memperhatikan setiap tindakan Taehyung. Ia berdiam diri karena ia tidak memiliki hak di sana. Tugasnya hanya mengantar Taehyung ke tempat tujuan. Seperti yang dikatakan oleh Lee Byunghun padanya, bagaimana cara mengeksekusi komplotan pengkhianat itu sepenuhnya berada di tangan Taehyung.
Taehyung berbalik, membelakangi Direktur Shim dan memandang wajah-wajah ketakutan yang berada di sekitarnya. Dan saat itu seulas senyum mengembang di wajahnya, entah kenapa suasana hatinya sangat baik ketika melihat hal itu. Dia selalu berandai-andai bisa menjadi seperti kakaknya. Semua orang yang bermasalah selalu ketakutan setiap kali berhadapan dengan kakaknya. Dan kini ia berada di posisi kakaknya. Tapi seulas senyum di wajahnya itu menjadi tanda tanya besar bagi Yeonsang yang tetap berwajah datar.
"Dia memang monster yang sesungguhnya," gumam Yeonsang.
"Ini benar-benar menyenangkan." Dia kemudian berbicara dengan suara normal, "apa yang sedang terjadi di sini, Tuan-tuan? Kenapa wajah kalian terlihat begitu suram ketika kalian tengah berpesta? Kenapa? Apakah ada yang kurang dengan pestanya?"
Taehyung tiba-tiba tertawa. Dia sempat meraba keningnya ketika ia tertawa. Namun tawa itu tak bertahan lama. Dia menghela napas dan menghilangkan garis senyum di wajahnya.
Dia bergumam, "ini tidak benar, apa yang aku lakukan di sini? Aku harus segera membereskan kekacauan yang kalian buat dan pulang."
Wajah semua orang menegang. Dan saat itu Direktur Shim mengambil sebuah senjata api dari bawah meja dan langsung mengarahkannya kepada Taehyung. Yeonsang yang menyadari hal itu berniat menghentikan Direktur Shim sebelum tembakan itu mengenai Taehyung.
Garis rahang Taehyung mengeras ketika ia menyadari pergerakan Yeonsang. Dia berbalik dengan cepat seiring dengan tangannya yang terangkat. Dan tiga tembakan terdengar dalam waktu yang hampir bersamaan. Tubuh Taehyung sempat tersentak hingga ia mengambil satu langkah mundur ketika peluru milik Direktur Shim berhasil menggores lengan tangan kanannya. Sementara itu Direktur Shim langsung tumbang begitu dua peluru menghujam tubuhnya dalam waktu yang hampir bersamaan.
Taehyung mengumpat dengan suara yang pelan dan tampak menahan amarah ketika dengan cepat darah mengucur dari jemarinya. Kemarahannya memuncak, dan orang-orang di sana bergegas melarikan diri ketika menyadari hal itu.
"Ya!!!" Taehyung tiba-tiba berteriak.
Semua orang berusaha melarikan diri. Beberapa dari mereka bahkan sempat terjatuh dan merangkak menuju pintu samping. Saat itulah Taehyung menembaki semua orang yang tersisa. Menembaki semua orang hingga tak ada lagi yang masih berdiri.
"Kalian tidak seharusnya menyebutku sebagai anjing," gumam Taehyung.
Taehyung kemudian berbalik dan berjalan ke tepi. Ia melompat dan berjalan menuju pintu keluar, meninggalkan orang-orang yang terkapar di lantai dengan beberapa orang yang masih hidup.
"Nyalakan apinya," ujar Taehyung begitu melewati Yeonsang.
Pintu terbuka oleh tangannya dan dia pun melenggang pergi dengan darah yang beberapa kali sempat menetes dari ujung jemarinya.
Tugas Taehyung selesai, kini tinggal Yeonsang melakukan tugasnya. Seperti yang dikatakan oleh Taehyung, mereka membakar tempat itu. Membiarkan para pengusaha yang masih hidup mati terpanggang bersama gedung itu.
Ketika api semakin membesar, Taehyung mengemudikan mobilnya meninggalkan tempat itu. Dan setelah orang-orang Lee Byunghun meninggalkan tempat yang sudah terbakar tersebut, Kim Woobin berdiri di halaman bangunan itu. Menyaksikan api yang membakar tempat di hadapannya.
Dia tidak datang terlambat. Sejak awal dia mengabaikan permintaan Direktur Shim yang memintanya mengirimkan bantuan. Dia bahkan hanya datang bersama asistennya.
"Ini benar-benar kacau," gumam Kim Woobin. "Bagaimana ini? Aku sedikit kecewa. Aku pikir Lee Minhyuk yang mengamuk di sini. Apakah sia-sia saja aku datang kemari?"
Mengakhiri monolognya, Kim Woobin berbicara pada asistennya yang berdiri tepat di belakangnya. "pastikan kalian menangkap anak itu malam ini!"
"Baik, Presdir." Pria itu tunduk terhadap perintah sang atasan.
Sudut bibir Kim Woobin tersungging. "Sudah waktunya untuk mengirimnya sebuah undangan. Ini akan sangat menarik," ujarnya yang kemudian kembali memasuki mobilnya dan meninggalkan tempat itu.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro