1. couple
Aku berharap kisah ini bertahan lama, semoga saja
Suasana yang bahkan hanya terdengar suara jangkrik bernyanyi dengan merdu, rasanya kesendirian itu makin bertambah. Lantas ia pun beralih ke dapur membuat coklat panas lalu mengambil biskuit isi kacang. Duduk di ruang tamu sembari menonton serial yang dia suka yaitu 'keajaiban dunia'. Terlintas di kepalanya bahwa sebuah keajaiban pula mengenal sosok yang selalu ia nantikan suaranya saat telepon. Sosok yang selalu ia tunggu notifikasi pesan dan di dalamnya terdapat kekhawatiran dan rasa bersyukur memiliki dirinya.
Tapi nyatanya ia tak menyangka akan berakhir secepat itu, hubungan yang berawal dari ketidak sengaja berakhir dengan menyakitkan. Sosok yang tidak sepenuhnya brengsek, ia selalu berfikir sosok itu adalah orang yang baik dan memiliki cara tersendiri untuk membahagiakannya tapi di akhir dia sejahat itu.
Setelah 20 menit kemudian entah mengapa rasanya ia sangat bosan, akhirnya lussy memutuskan untuk masuk ke kamar membuka buku diary. Ia ingin menulis kisah yang berwarna namun banyak luka yang membekas. Tidak ada bekas secara fisik, tapi luka ini hanya bisa dirasakan. Sesak di dada banyak tangis dan tawa. Lussy mengambil pulpen bertinta hitam mencoret diary dengan kata-perkata, air mata yang tak sengaja jatuh dari kelopak mata membuatnya teringat kembali kisah tentang sosok yang pernah menjadi cinta pertamanya.
Malam ini banyak waktu senggang yang aku gunakan untuk bermain game mobile, aku mengecek aplikasi hijau di handphone dan mencari nama Renza. Aku mengenalnya dari game tembak-tembakan yang sedang populer saat ini.
Renza sepertinya sangat sibuk, akhirnya aku hanya membaca pesan yang dia kirim. Jam menunjukan pukul 10.12, rasanya sangat mengantuk. Aku mematikan lampu kamar dan mengganti dengan lampu tidur. Saat handphone sudah ku taruh di nakas tiba-tiba notifikasi pesan dari aplikasi hijau berdering.
Aku berfikir sejenak, mungkin tidak masalah jika bergadang hari ini. Lagi pula sekarang malam Minggu dan besok libur.
Aku membuka aplikasi game di handphone lalu Renza sudah mengundang untuk bermain bersama. Setelah aku terima, aku menghidupkan mikrofon.
'Picture dari pinterest'
mau Mabar di mana?'
'livik aja kesukaan gua'
'ok pencet ready'
'siap'
Permainan pun di mulai
'butuh senjata ga?'
'ga usah buat lu aja'
'
'lu pake apa?'
'g tau itu apaan kali'
'ganti sama m4 senjatanya nih'
'lo pake apa?'
'm4 ada 2'
'ok'
'eh za ada yang nembakin gua'
'di mana?'
'di rumah'
'lo diem di sini gua mau ke sana'
'jangan lama lu, tar gua mati'
'ga bakal'
Ya, setiap bermain game aku selalu menjadi beban dan berjalan seperti bot.
Dorrr..dorrr..dorrr...
'udah rata'
'jago banget cowok gua haha'
'ha? Lo bilang apa barusan?'
'hah, emang apa'
'ye gua nanya, pura-pura lupa'
'enggak kok'
'lo mau?'
'mau apa?'
'jadi cewek gua?'
'ga Lo jelek wleee'
'awas tar suka'
'udah'
'udah suka?'
'udah fokus main gamenya ih'
'kalo ciken Lo mau kasih gua apa?'
'kasih buket'
'gua maunya lo'
'sorry kita jauh'
'owh kalo Deket mau?'
'enggak ih, main dulu biar ciken'
'keluar dari rumah, udah red zone'
'Bentar lagi cari jarahan yang bagus cuy
eh darah gua'
'ada med kit ga?'
'enggak'
'yaudah nih'
'makasih'
'tinggal 3 lagi zaaaa'
'lo diem di semak gua mau maju'
'tar gua matii'
'ga akan'
Aku hanya sembunyi di semak tak jauh dari rumah biru yang Renza ingin singgahi. Lebih tepatnya dia akan tempur di situ sendiri 2 Vs 1. Aku tidak bisa membantu, jika maju aku akan menjadi beban dan lebih baik menunggu.
'ati ati tar mati zaa'
'enggak, tenang aja'
Dorr...dorr...dorr...
'zaa tinggal satu
'zaa darah Lo tinggal dikit
'za awas hati hat...
'yey winer-winer ciken diner'
'yey Alhamdulillah menang, huaa mau nangiss'
'kok nangis?'
'takut Lo mati'
'ga akan dibilang'
'kan kalo Lo mati gw juga yang repot'
'
ya gapapa sekalian belajar'
Saat ini aku sedang berada di lobby game, sedikit berbincang dengan renza.
'atuh gua di cover Lo terus'
'mabar lagi ga?'
'terserah'
'dasar cewek'
Tak lama kemudian suara ketukan pintu, ibu menyuruhku untuk tidur karena jam menunjukan pukul 11 malam.
'ah males banget'
'kenapa hm?'
'di suruh tidur sama mama'
'tidur gih udah malem'
'ga mau masih kangen'
'duh, sini peluk cp gw kangen ya'
'emang masih jaman cpan?'
Kalian tau cp? singkatan dari couple. Ya, aku dan Renza kenal di Rp atau bisa di sebut roleplayer, dunia peran menjadi orang lain. Tidak sengaja mengenal satu sama lain lewat Rp dan berlanjut di dunia game. Kadang aku selalu berkata 'kalo sampe suka sama gua artinya Lo kalah di permainan ini dan voila! Beberapa hari dia mengutarakan isi hatinya. Karena saat itu aku prank April mop ingin menyudahi hubunganku dengan dia sebagai cp. Lucunya dia memohon untuk jangan meninggalkan dan tetap bersama walau sudah menjadi mantan. Rasanya aku ingin mencubit hidungnya karena gemas. Dan dari awal aku tidak ingin pacaran dengan anak virtual karena takut nantinya terluka.
Dan sebenarnya kami berdua juga sudah memutuskan untuk lrp atau bisa di katakan keluar dari dunia rp, karena kesibukan sekolah dan tidak seru seperti dulu.
'sy kangen renza'
'yaudah ayok telpon'
Aku dan Renza keluar dari permainan saat akan membuka aplikasi hijau tiba-tiba Raza menelepon.
'hallo'
'hallo ayang wkwk'
'aduh gimana gak bikin sayang, suaranya candu banget'
'halah gombalmu mas'
'udah bobo, telponnya jangan di matiin. Idupin mode tidur Aja'
'oke, good night by lopyu muachh
Sy jangan bikin aku tambah sayang, dah lepas earphone nya sama taro hpnya di nakas.
Aku hanya tertawa lalu mencopot earphone dan menaruh handphone di nakas.
'good night renza mimpi indah ya, eh jangan deh mimpi aku aja'
'iya selamat tidur cantik'
Selesai pembicaraan aku dan dia tertidur pulas dengan handphone mode telfon aplikasi hijau.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro