Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

14-Ujian Praktikum

Selamat Membaca📖

Pagi-pagi benar anak-anak peserta OSN sudah bersiap-siap. Tepat jam 09:00 WIB nanti, mereka akan melakukan ujian praktikum.

Sepulang dari taman kemarin, Tasya belajar keras dari Deo mengenai bagaimana sistem pengerjaan dari ujian praktikum.

Di sana telah tersedia alat-alat praktikum geografi yang berbentuk persegi hingga silinder yang nanti akan digunakan. Tasya berusaha mengingat-ingat kembali arahan yang telah diberitahu Deo, meski sebelumnya kak Septi dan sewaktu Ekstrakulikuler Olimpiade pernah dijelaskan.

Tasya termenung harap-harap cemas. Bagaimana jika nanti ia akan mengecewakan? ia bahkan tak tega melihat perjuangan Papanya sia-sia menyekolahkan nya di SMA Mother Theresa.

Tiba-tiba lamunan terhenti ketika salah satu dari panitia mencoba menjelaskan sistem pengerjaan praktikum kali ini.

Setiap kelompok terbagi atas 4 orang, dan masing-masing kelompok bernama kelomok A dan kelompok B. Setiap kelompok di ketuai oleh satu orang yang berguna sebagai leader dari para anggotanya.

Untuk hari ini yang akan dinilai adalah kekompakan kelompok serta bagimana hasil akhir dari pekerjaan kelompok. Untuk esok hari, yang akan dinilai adalah kinerja setiap individu.

Dibagilah kelompok oleh panitia dan beruntung, Tasya satu kelompok dengan Deo. Tasya dan Deo bergabung dengan 2 teman lainnya yaitu Ivan dan Danella. Tentu kalian tahu kan siapa leader nya? siapa lagi kalau bukan Deo.

Saat ini seluruh anak-anak sudah memakai jas putih khusus Laboratorium dan mulai memegang alat-alat praktikum tersebut. Sebelumnya Deo sudah membagi tugas setiap anggota tim nya. Antara kelompok A dan kelompok B memiliki bahan yang berbeda hanya saja tingkat kesulitannya sama.

"Van, cek yang bener yah hasilnya, itu hitung berapa gelombang getaran nya, jangan sampai salah hitung, cek kembali hitungnya biar pas,"

"La, perhatikan partikel penyusunnya dan gerak gelombangnya jangan berkedip biar hasilnya akurat,"

Begitulah perintah Deo pada kedua teman nya. Sebenarnya Danella sempat memasang wajah tidak sukanya saat Deo mengucapkan kalimat 'Jangan berkedip' hell ya pikirnya tak acuh, apa bisa manusia tak berkedip dalam waktu 20 Menit? Mustahil! Namun, karena waktu yang tak banyak tak mungkin Danella memperpanjang kasus ini, akhirnya ia mengalah dan menuruti sebisanya saja.

Yang paling menjengkelkan lagi, Tasya yang sedari tadi bergerak lamban tak pernah diomeli seperti saat Deo secara terang-terangan menyuruh Danella dan Ivan tadi.

"Nas, itu pegangnya yang bener ya, posisi badan lo harus agak bungkuk dan mataharus dimicingkan biar jelas liatnya," Ucap Deo sambil merubah posisi berdiri Tasya yang memang salah.

Danella yang melihat itu membatin. 'Dasar cowok tahunya modus doang, bisa-bisa ngambil kesempatan waktu praktikum gini, hebat memang'

Danella terus memperhatikan Tasya dan Deo yang tanpa sadar ia telah meninggalkan pekerjaannya. Bahkan, ia lupa sudah sampai dimana hitungan nya tadi.

Danella menghela napas kasar dan mengulang tugasnya kembali. 'Kampr*t emang, gara-gara si Deo kunyuk gue jadi ngulang nih kerjaan. Giliran Tasya aja baik bener ngarahinnya, lah ke gue?' begitulah dewi batin Danella berbisik.

Tasya yang mendapat perlakuan yang 'Istimewa' dari Deo pun sedikit keheranan namun akhirnya ia mengabaikannya saja.

Deo akhirnya kembali ke tempatnya semula, ia mulai mengerjakan bagian akhir dari praktikum kali ini. Yah menarik kesimpulan dan mencatatnya, itulah yang dilakukan Deo saat ini. Sebelumnya Deo harus berdiskusi dahulu dengan setiap anggota mengenai hasil dari praktikum mereka masing-masing dan memutuskan kesimpulan atas hasil pekerjaannya.

'Kurang fokus' itulah mungkin kata yang menggambarkan bagaimana Deo sekarang. Ia merutuki kebodohannya, bagaimana mungkin tadi ia sempat memegang-megang tangan Tasya hanya untuk membenarkan cara penggunaan alat tersebut?

Sungguh saat ini sepertinya Deo harus mencari Aqua terlebih dahulu. Tetapi tak mungkin ia bertanya saat ini Ada Aqua? bisa malu dia nantinya.

Setelah 10 menit berdebat dengan pikirannya akhirnya ia melanjutkan pekerjaannya.

Tett... Tett... Tett..

Bel berbunyi yang artinya waktu telah selesai. Deo menyelesaikannya tepat waktu. Semua peserta sudah menghentikan pekerjaan mereka dan mulailah para dewa juri berdatangan melihat bagaimana hasil dari pekerjaan yang dilakukan oleh peserta. Setelah selesai berkeling-keliling, akhirnya dewan juri mempersilahkan setiap leader untuk berdiri dan secara bergantian membacakan hasil dari uji praktikum.

Deo membacakannya dengan lantang, dan dapat jelas terlihat wajah berseri dari dewan juri wanita itu. Nah, ia berseri karena mendengar kesimpulan dari Deo atau hanya karena melihat wajah Deo? yang emm.. kalian tahu kan?

Seperti nya Deo punya susuk ketampanan, bahkan seorang wanita dewasa pun tampak dengan terang-terangan melirik Deo dengan senyum yang terukir.

Akhirnya uji Praktikum kelompok telah usai.

***
Hari ini adalah uji praktikum individu. Materi kali ini berbeda namun tetap sama dengan menggunakan alat-alat parktikum yang ada. Setelah membaca soal akhirnya Tasya mulai mengerjakan anjuran dari petunjuk. Ia mulai menghitung, mengecek dan menghitung ulang serta mencatat hasil dari praktikumnya.

Panitia yang berjaga berkeliling melihat hasil dari pekerjaan setiap anak dan mulai mendengarkan hasil kesimpulan dari setiap peserta. Akhirnya kertas laporan uji praktikum akhirnya dipungut dari setiap anak dan mereka sudah dipersilahkan untuk keluar dari ruangan.

Tak lama memang tetapi, sudah menguras tenaga Tasya.

Sekarang Tasya sudah berada di dalam kamar penginapan, ia mencari-cari keberadaan Devega temannya yang merupakan satu Daerah. Namun, sayang Devega ternyata belum kembali, sepertinya ia masih berhadapan dengan alat-alat pemantau benda langit itu. Ya, Devega merupakan peserta OSN bidang Astronomi.

Karena mengetahui ketidakberadaan teman nya maka, Tasya menyibukkan dirinya dengan bermain telepon pintarnya itu.

Baru saja Tasya hendak membuka aplikasi berlambang telepon dengan lingkaran berwarna hijau itu, sudah ada panggilan datang.

Siapa lagi yang selalu menggangu Tasya kalau bukan si Deo.

Tasya menggeser lambang telepon bewarna hijau dan mulai terdengar suara seseorang di sebrang sana.

"Halo, Nas?"

"Ya?"

"Gue mau ngomong sama lo,"

"Emang sekarang kamu gak lagi ngomong?" terdengar sebuah kekehan keluar dari Tasya.

"Bukan gitu, maksudnya bisa kita ketemuan di taman? Ada yang mau gue bicarain," untung saja Tasya tak dapat melihat Deo kalau tidak sudah malu Deo, ia salah tingkah dengan senyum canggung dan menggaruk tengkunya yang tidak gatal.

"Ohh, kalau gitu namanya mau ngajakin ketemuan Deo, gitu aja repot," Tasya masih setia dengan kekehannya.
"Kapan?" sambungnya lagi.

"Sekarang bisa? biar gue tunggu tunggu deh,"

"Boleh, aku juga bosan di penginapan nih, oke aku berangkat ya, sampai jumpa,"

"Sampai Jumpa, Nas," Deo mengakhiri teleponnya dan senyum tercetak di bibirnya.

Akhirnya Tasya tiba di Taman dan melambaikan tangannya pada Deo, Deo terseyum dalam hati ia berkata 'Nikmat mana yang kau dustai, ini benar-benar seperti bidadari, cantik, ramah, baik, pintar, bersahabat pula'

Deo menggeser duduknya agar Tasya dapat duduk dengan leluasa.

"Sya.. Jadi gini gue mau ngomong sama lo, tapi lo jangan marah ya dan jawab jujur pertanyaan gue," Deo serius.

"I..ya, Deo kamu mau tanya apa ke aku?" Tasya gugup melihat ekspresi serius Deo.

"Jadi gini sebenarnya..."

7 Januari 2018.
TBC

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro