12-Dapat Kontaknya.
Karena untuk mendekatimu aku perlu berteman denganmu dahulu, lalu berteman dengan hatimu, agar kamu tertarik padaku.-Rhn.
Setelahnya Tasya menutup pintu tak lupa mengucap salam pada Deo.
Deo pun akhirnya menuju kamarnya dan mulai membaca buku untuk ujian Teori besok.
☀☀
Keesokan Paginya, anak-anak sudah memadati ruangan aula yang sudah disusun Bangku untuk ujian Teori. Terdengar suara krusak-krusuk yang berasal dari peserta Lomba.
Banyak dari mereka yang nampak santai sambil mengingat Materi. Namun, tak sedikit juga yang nampak tegang dengan wajar harap-harap Cemas, Tasya Contohnya.
Kali ini Tasya sampai harus menarik napas dalam-dalam dan membuang napas dari mulut secara perlahan. Mengapa tidak? ia sangat khawatir, pasalnya sebentar lagi akan diadakan ujian teori. Bukan masalah materi Tasya kurang dalam atau kurang kuat, hanya saja ia gugup bila bertemu banyak orang yang pintarnya tingat dewa. Misalnya, Dosen-dosen ternama dari universitas terkemuka di Indonesia seperti, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Bandung dan Universitas serta Institut ternama lainnya.
Itu masih yang dalam negeri, ada juga lulusan dari luar negeri, seperti Harvard University, University of Oxford, NUS, NTU, dan banyak lainnya yang menjadi juri dalam ajang bergengsi ini.
Ada juga diundang para alumni peraih medali OSN dan bahkan ada alumni Peraih Medali tingkat Internasional. Siapa yang tidak gugup kalau begini?
Tasya berusaha untuk tetap tenang, ia berusaha mengingat-ingat kembali materi yang pernah ia pelajari bersama Kak Septi.
🕛🕧🕐🕜
Sudah dua setengah jam berlalu, akhirnya ujian teori selesai. Sebenarnya ujian teori tidaklah terlalu rumit, masih ada yang lebih rumit bukan? ujian parktikum misalnya. Bayangkan saja, kadang sedikit saja kita mengalami kesalahan, bisa berakibat fatal terhadap Score yang kita hasilkan.
Tasya akhirnya menyelesaikan ujian materinya dengan mantap, ia menjawab berbagai pertanyaan dengan teratur dan bertahap, ia juga tidak tergesa-gesa mengingat sistem penilaian yang ketat yang menggunakan sistem Minus bila salah.
Setelahnya selesai mereka belum boleh untuk keluar, mereka harus mendengarkan pengarahan terlebih dahulu. Mereka semua mendengar dengan cermat setiap perkataan.
Akhirnya, anak-anak yang memadati lokasi Ujian akhirnya keluar teratur. Mereka pergi keluar untuk berjalan-jalan sejenak sambil belajar dan setelahnya dapat digunakan untuk istirahat berdasarkan arahan yang telah disampaikan pihak panitia.
Tasya susah payah keluar dengan berusaha menyelip dari peserta lomba untuk mencari Deo.
Ingat, Tasya mencari Deo bukan karena apa-apa, Sebelumnya Tasya ditawari oleh Deo untuk belajar Praktikum bersama. Siapa yang akan menolak coba?
Jadi, ngomong-ngomong soal Deo, ternyata dia sudah pernah mengikuti OSN ditahun sebelumnya. Pantas saja dia sedikit banyak sudah tahu mengenai seluk-beluk OSN.
Malam itu, Deo berjanji akan mengajari Tasya ujian parktikum dengan syarat menunggunya di taman belakang penginapan. Tasya membuang jauh-jauh pikiran negatifnya untuk Deo, ia hanya berpikir ini demi kelanjutan Prestasinya.
Setelah menunggu 15 menit akhirnya Deo baru nampak. Ia berlari ke arah Tasya dan sampai dengan keringat yang nampak membanjiri tubuhnya serta rambutnya yang nampak sedikit berair,yang menambah kesan keren pada diri seorang Theodore Amodeous.
Buru-buru Tasya menggelengkan kepalanya sambil mengusir pikiran genitnya yang sudah n
entah sampai dimana. Ia mengingat kembali tujuan kedatangannya.
Deo yang melihat Tasya geleng-geleng kepala bingung, baru saja ia sampai lantas apa yang membuat Anas-nya menggeleng seperti itu.
"Anas... lo kenapa?" Suara berat khas Deo memekakan indera pendengaran Tasya.
"Bukan apa-apa, ayo bisa kamu mulai mengajariku?" tanyanya To the point.
Deo menghela napas secara kasar, sebenarnya tujuan utamanya bukanlah itu. Besok adalah ujian praktikum, artinya 4 hari lagi dari sekarang perlombaan ini akan selesai. Ia berniat meminta kontak Tasya.
Akhirnya, Deo mulai mengajari Tasya mengenai ujian praktikum besok. Deo ahlinya bila di bidang ujian praktikum, hanya saja sikapnya yang kadang pelupa membuatnya kadang mengalami kendala. Ia harus tetap membaca buku panduan yang ada.
Sambil membaca buku panduan dan mengingat-ingat ujian tahun lalu, ia mengajari Tasya. Tasya yang semula sangat serius mendengarkan Deo, akhirnya merasa bosan. Tasya memutuskan untuk berhenti sejenak menyengarkan pikiran.
Di bangku raman belakang, mereka berdua sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Deo memikirkan bagaimana caranya meminta kontak Tasya. Sedangkan Tasya, berniat ingin bertanya bagaimana pengalaman Deo ditahun lalu.
1, 2, 3, 5... sampai 20 detik tidak ada yang memulai pembicaraan sampai akhirnya.
"Deo..."
"Nas..."
Ucap keduanya berbarengan.
"Lo duluan," kata Deo pada Tasya.
"Gak, kamu aja,"
"No.. No.. Ladies first!" bantahnya lagi.
"Baik.. aku mau tanya, jadi tahun bagaimana hasil OSN mu? kan kamu ikut tuh tahun lalu, jadi kenapa masih ikut sekarang? apa gak kasian liat yang lain yang pengen ikut?"
"Satu-satu nanyanya, gak usah berbondong gitu," balasnya dengan wajah kesal.
"Iya, maaf," cengir Tasya sambil membuat huruf 'V' dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.
"Oke, gue jawab. Jadi tahun lalu itu gue ikut OSN juga. Tapi, waktu itu ga sampai di tingkat Internasionalnya. Ya memang syukur, waktu itu dapat medali perunggu. Nah, selanjutnya gue dapat surat panggilan untuk mengikuti Pelatnas I di Bandung. Terus gue ikutin ujiannya untuk masuk ke Pelatnas 2. Ya mungkin emang bukan rejeki gue, akhirnya gue gagal dan maka dari itu untuk membayar kegagalan gue tahun lalu, gue ikut lagi tahun ini mengulang dari OSN supaya bisa masuk Pelatnas dan bisa jadi wakil Indonesia dalam ajang IGeO Tahun depan."
Akhirnya Deo mengakhiri kalimat terpanjangnya selama hidupnya ketika berbicara dengan perempuan. Sebaliknya, Tasya justru mangut-mangut dan senyum-senyum gak jelas.
"Ohh gitu, sekarang giliran kamu, tadi mau tanya apa ke aku?" balas Tasya
"Gue..."
"Iya apa?" desak Tasya
"Guemaumintakontaklo!" ucap Deo tanpa jeda yang mengakibatkan Tasya tidak mendengarnya. Hanya kata lo dan gue yang bisa didengar Tasya.
"Pelan-pelan, Deo. Aku gak denger, "
"Gue mau minta kontak lo," ucapnya kini melambat.
Tasya Bingung, sampai-sampai keningnya berlipat-lipat. Entah sudah berapa lipatan, mungkin ratusan.
"Kontak? nomor HP sama akun media sosial gitu?" tanyanya polos.
"Iya, Anas,"
"Buat apa?" Tasya yang masih bingung
Deo menepuk jidatnya, ia terkadang bingung, mengapa Anas bisa masuk OSN? jika untuk memahami hal ini saja ia sangat sulit. Cantik sih, tapi hal yang sepele seperti ini lamban.
"Buat hubungin lo nanti, Nas. Kan 4 hari lagi OSN bakal Selesai jadi gue rasa kita kan udah temenan,"
"Ohh gitu yaudah, siniin hp kamu!" akhirnya Tasya mengetik nomornya dan menyimpannya di hp Deo.
"Nomor itu sekaligus WA sama line aku" Deo hanya mangut-mangut
"Bentar gue coba dulu,"
Nada dering Tasya berbunyi yang menandakan panggilan masuk.
"Itu Nomor gue, save ya,"
"Oke!" balas Tasya.
Setelahnya itu mereka kembali belajar untuk ujian praktikum besok.
PS:
IGeO ada singkatan dari International Geography Olympiad. Perlombaan Geografi tingkat Internasional yang diadakan setiap tahun sejak 1996.
Pelatnas
Singkatan dari Pelatihan Nasional, pada tahap ini anak-anak yang meraih medali mulai dari Perunggu-Emas diundang kembali Untuk mengikuti Pelatnas. Pelatnas ini sendiri terbagi menjadi 4, Pelatnas 1-4. Setiap tahap Pelatnas Pasti akan ada peserta yang gugur. Akan ada 4 orang yang mewakili Indonesia ke ajak Internasional sesudah mengikuti pelatnas 4. Peserta yang terpilih adalah 4 Anak Terbaik Indonesia dibidangnya di tahunnya.
Terimakasih💚
Btw bagi Umat Kristiani aku Ucapin Merry Christmas ya🎄🎉, semoga Suka Cita Natal menyelimuti kita, dan maaf bagi yang Non-Kristiani.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro