Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

sepuluh


= Selamat Membaca =

***********************


Shani menggeram Frustasi, pasalnya gracia benar-benar tidak mau berbicara padanya. Bahkan kehadiran shani di dekat nya seolah tak nyata. Shani semakin dibuat bingung ketika akan masuk ke kamar nya, bagaimana ia bisa tidur sementara gracia masih marah. Malah diem-diem kan gak enak, shani nya gak bisa modus.

Shani melangkah menuju kamar nya, membuka pintu lalu menutup nya lagi, jangan lupa kunci pintunya, siapa tau gracia khilaf.

Shani mendekat kearah kasur dimana ada gracia disana, langkah nya sangat hati-hati takut gracia udah tidur terus malah kebangun. Bangunin macan tidur itu sama aja bunuh diri. ngamuk nya serem.

Shani tetap berjalan pelan, semakin dekat hingga...

Brugg..

"Anjir!!"

Tubuh shani jatuh seketika saat tak sengaja menginjak keset yang licin, akibatnya jidat shani harus terbentur ujung kasur dan tubuh nya ambruk di lantai. Shani mengusap kening nya yang berdenyut hebat, sudah pasti besok akan muncul warna keunguan atau minimal biru.

Shani bangkit dari posisinya, lalu duduk disamping gracia yang masih betah memunggungi nya.

"Ini aku barusan jatoh loh, kepala nya sakit banget" adu shani yang sengaja mencari perhatian gracia. Shani tau gracia belum tidur, karena ia sempat terlonjak kaget tadi.

"Nama aku siapa?" Tanya gracia tanpa menoleh

"Shania gracia" jawab shani polos

"Gak sampe amnesia, gausah lebay "

Shani menggeram tertahan "Ini kening aku sakit loh. Gak kasian apa? " ucap shani lagi. Kembali mencoba menarik perhatian nya.

"Kening masih jauh sama usus, gausah banyak tingkah"

"Lah kening sama usus apa hubungan nya??"

"Gak ada!"

Shani mengehela nafas nya, langsung ia menjatuhkan dirinya dikasur, memejamkan matanya sambil merasakan kening nya yang berdenyut hebat, tanpa berniat mencari perhatian gadis disamping nya lagi.

--

Hari ini shani dan gracia bangun lebih awal, dikarena kemarin shani mengajak gracia ke UKS yang malah berbelok ke kosan, jadinya mereka meninggalkan motor di parkiran.

Shani berjalan beriringan dengan gracia, sesekali ekor mata shani melirik gadis yang masih marah disamping nya.

Shani berusaha meraih tangan gracia untuk ia genggam, tapi gracia menepis nya.

Shani tak menyerah, kembali ia meraih tangan gracia tapi tak berhasil. Bahkan hingga percobaan ke lima.

"Kok gak gandeng tangan aku?" Tanya gracia saat mereka berhenti untuk menyebrang

"Lah Dari tadi di tepis mulu, makanya gak aku pegang lagi"

"Ya tapi liat dong, sekarang kan mau nyebrang, mau aku ketabrak"

Shani masih mencoba untuk sabar "iya maaf sini shani pegang tangan nya"

"Kamu marah??" Tanya gracia dengan mata memicing

Shani berusaha menampilkan senyum nya "enggak gege sayang, sini tangan nya. Nyebrang yuk"

Gracia mendengus lalu mengulurkan tangan nya dan langsung di genggam shani.

Setelah mereka berhasil menyebrang, mereka langsung menuju ke halte bis.

"Gak usah pegang-pegang" ucap gracia sambil menepis tangan shani

"Lah tadi kamu yang nyuruh"

"Kamu kira aku udah tua apa di pegangin pas jalan"

"Salah terus aku dimatamu, besok pindah aja kehidung mu" batin shani

---

Suasana sekolah cukup kondusif, tapi tidak dengan suasana hati shani. Sejak semalam ia sudah sangat kesal pada mantannya itu, dan ingin segera menggantung nya di tiang bendera. Gara-gara dia shani jadi di diemin gracia, gak enak banget.

"Selamat pagi esge" sapa anin yang melihat gracia berjalan di depan shani.

"Mau duduk sama abin" ucap nya santai membuat shani langsung menatap tajam

"Gak! Duduk disini kaya biasa" ucap shani kesal yang membuat anin malah tersenyum simpul.

"Aduh shanii, denger kan barusan gracia mau duduk nya sama abin? Dah loe duduk anteng aja di belakang " ucap nya sambil berdiri lalu mempersilahkan gracia masuk "esge duduk di pojok ya, biar abin jagain" ucapnya membuat gracia langsung bergeser ke pojok.

"Shani duduk sama desy yang anteng, jangan cakar-cakaran yak"

"Anjing lu nin" umpat shani membuat anin terkekeh.

"Lah ini kenapa duduk nya jadi ketuker gini??" Tanya desy yang baru saja datang.

Anin tersenyum bangga ke arah desy "esge lagi mau sama abin, bosen liat yang datar-datar haha"

"Nin ketawa lagi gue cabut bola mata lu" ancam shani yang malah membuat anin menggeser tubuh nya ke arah gracia.

"Esge, abin di ancam shani. Takoott"

"Nin sumpah ya gue mampusin lu sekalian" ancam shani

"Heh! Ngancem-ngancem aja loe pagi-pagi. Berisik!!" Omel gracia membuat shani diam.

Desy yang melihat kondisi tidak kondusif, langsung duduk disamping shani. Karena shani duduk di dekat tembok di belakang gracia.

"Shan, Sabar ya. Ini ujian hahaha"

"Loe mau gue mampusin juga"

"Loe bisa diem kagak!" Teriak gracia yang lagi-lagi membuat shani diam "berisik banget jadi Human" lanjutnya sementara anin dan desy masih terbahak. Sesekali meledek shani yang berakhir shani di marahi gracia.

"Marahin terooos"

-

"Loe emang gak tau diri vin, loe bilang gue gak boleh deketin shani. Ternyata loe sendiri yang cari kesempatan, Gue gak nyangak loe bisa nusuk gue dari samping vin" ucap chika yang kini berada di kamar mandi bersmaa Vienny.

"Shani pacar gue chik, wajar lah gue peringatin loe"

"Dari segi mana nya loe pacar shani hah? Cakepan juga gue kemana-mana, Tatapan shani ke loe aja kaya mau bunuh loe tau gak"

"Gue pacar dia, dan masih pacar dia. Gue gak mau ada perang sodara sama loe kalo loe masih nekat deketin shani"

"heh gue gak peduli ya Vin, mau perang sodara kek, perang bantal kek, perang apa kek, yang penting gue mau shani. Dan mulai sekarang, loe gue en vin. Kita rival!!"  ancam chika membuat vienny mendengus

"Okee.. deal! Bye" ucap vienny lalu pergi dari kamar mandi.

Vienny langsung menuju kelas, Tatapan vienny kini jatuh pada shani.
"Pagi shani" sapa vienny dengan senyum manis nya.

"Abin! Kek ada yang ngomong, tapi bukan orang. takoott" ucap gracia membuat anin langsung memeluk nya.

"Cuma suara cicak, ada abin yang jagain. Tenang aja" ucap nya membuat shani memukul kepala anin dengan pulpen.

"Modus ajg! Gosah peluk-peluk"

"Gee.. kaya ada yang mukul, tapi bukan orang. Takoott" Ucap anin menirukan gaya gracia.

"Paling cicak nin, ada gue yang jagain. Tenang aja ya"

"Hahahahaa shan, nasib loe emang lagi jelek-jeleknya, untung ketolong sama muka cakep loe itu"

"Diem lo des!!"

Sementara vienny yang sejak tadi diacuhkan kini mulai berjalan ke bangku nya, dibelakang shani.

Shani langsung menoleh ke arah Vienny, menatap nya tajam membuat vienny bergidig ngeri.

"Jangan pernah loe usik hidup gue lagi, karena kita udah gak ada hubungan apa-apa. Kalo loe mau gue bilang kata putus. Gue bilang sama loe, kita putus semenjak loe selingkuh depan mata gue"
Ucap shani membuat vienny diam tanpa kata.

"Mampus loe vin" ledek chika dengan senyum miring nya, yang entah sejak kapan ada di samping vienny.

Sementara gracia yang mendengar kalimat shani, mengulum senyum nya tanpa sepengetahuan shani.

--

"Ayo ge ke kantin" ajak anin yang kini berdiri dari duduk nya.

Melihat gracia yang sudah berdiri, shani segera berdiri dan mendorong tubuh desy.
"Buru diri anjir"

"Sabar elah" omel desy dan langsung berdiri. "Gue jatoh loe tanggung jawab"

"Gege ayo ke kantin"ajak shani yang kini berdiri di samping anin.

"Mau sama abin" ucap gracia yang membuat anin lagi-lagi tersenyum penuh kemenangan. Sepertinya gracia belum puas menghukum shani.

"Mon maap nih shan, gak bermaksud gimana-gimana ya. Tapi gege nya mau sama gue. Jadi Greshan minggir dulu ya. kapal Grenin mau berlayar" ucap anin lalu menarik tangan gracia menuju kantin, meninggalkan shani yang kini berdiri dengan penuh emosi.

"Des! Kalo gue mampusin si Anin, loe ikhlas kagak?"




= Tbc =

-Senyum Gracia terekam jelas di ingatanku, seperti Foto Shani dengan sejuta warna-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro