Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

empat


= Selamat Membaca =

***********************












Sementara tadi saat shani dan gracia izin ke toilet, mereka malah berbelok ke perpustakaan. Seperti biasa menyembunyikan sepatu mereka lalu merebahkan diri di pojokan.

"Bu kinal kok gak jadi pindahin kelas aku??"

"Emang kamu mau pindah??"

"Enggak sih, tapi aneh aja pas kemarin ngotot, sekarang malah dibatalin"

"Gatau, dapet hidayah kali"

"Eh shanshine .. aku perhatiin si anak baru di belakang kamu liatin kamu terus"

"Cukup perhatiin aku aja, gausah yang lain" ucap shani santai sambil mengelus rambut gracia.

"Iya tapi senyum-senyum nya itu najisin tau gak"

Shani terkekeh melihat ekspresi kesal gracia, yang kini malah mengerucutkan bibirnya.

"Dia merhatiin aku karena emang aku di depan dia, masalah dia senyum-senyum itu urusan dia, yang penting aku gak liat"

"Awas aja dia kalo liatin kamu sampe segitunya lagi"

"Ulululu cemburu gegenya  aku" goda shani.

"Apaadehh, gausah rese" 

"Nanti, kalo kedepannya ada hal yang berkaitan sama aku, apapun itu. Aku cuma minta kamu percaya sama aku, dan cuma dengerin omongan aku" ucap shani menatap gracia.

"Kenapa gitu??"

"Gapapa, pokonya inget yang aku omongin tadi"

"Iihhh shani ah"

Shani terkekeh "udah ah, katanya mau bobo"

Gracia hanya mengangguk sambil cemberut, lalu mengeratkan pelukan nya pada shani, menenggelamkan kepalanya di ceruk leher shani . Sementara shani mengusap lembut punggung gracia.

-

"Kalian dari mana?" Tanya kinal yang lagi-lagi berpapasan dengan shani dan gracia di lorong sekolah.

"Perpus bu, baca buku"
Jawab gracia, padahal aslinya tidur

"Yaudah, kembali ke kelas kalian jangan rusuh"

"Suudzon aja ibu mah" cibir gracia

"Cepetan!!"

"Siap bu" ucap gracia sementara shani hanya diam.

Tok..tok..

"Kalian dari mana??"
Tanya guru yang kini mengajar B.indonesia

"Diajak ngobrol bu kinal, gak enak kalo ditinggal"
Jawab shani acuh.

"Yasudah kalian duduk"

Shani dan gracia dengan santai duduk di bangku nya. Mengundang tatapan tanya dari  Chika. "Semudah itu? Cuma jawab diajak ngobrol?  Padahal jam pelajaran udah lewat setengah jam" batin Chika.

--

Jam pelajaran terakhir adalah olahraga, semua murid sudah berada di lapangan untuk praktek bermain basket.

Satu orang bergantian untuk memasukkan bola ke ring, selama 30 detik.

Semakin banyak bola yang masuk, semakin besar juga nilai yang di dapat.

Kini giliran gracia yang memasukkan bola ke ring. Sementara shani memperhatikan dari pinggir lapangan.

Merasa  ada sedikit celah, Chika duduk bergeser di dekat shani.

"Haiii" sapa Chika

"Hmm" jawab shani yang bahkan hampir mirip gumaman.

Chika sedikit salting dengan sikap shani, yang bahkan tidak menoleh sama sekali.

Kini Chika memberanikan diri mengulurkan tangan nya.

"Gue Chika"

Shani melirik sekilas "ya"
Ucap shani datar, bahkan tidak berniat menerima jabat tangan chika. Bahkan tidak mengenal kan namanya sama sekali. Sekalipun chika sudah tau nama shani, setidak nya chika harap shani mau berkenalan dengan nya.

Chika mengusap tengkuk nya pelan. "Loe tinggal dimana shan??"

Shani diam

"Loe sama gracia sodaraan??"

Shani masih diam tapi chika seolah tidak menyerah.

"Boleh minta no hp nya?"

Shani menoleh ke arah Chika, menatap tajam Chika "Jauhin badan loe dari gue!" ucap shani nyaris tanpa ekspresi ketika melihat Chika yang sudah bergeser dengan jarak yang sangat dekat. Bahkan tangan mereka hampir bersentuhan.

Chika terkesiap, lalu sedikit menggeser duduk nya.

Diperhatikan nya wajah shani, benar apa yang di katakan teman-teman nya tadi, di dekat shani itu rasanya seperti tak punya kekuatan sama sekali. Seolah energi yang berada di tubuh kita di serap oleh shani.

Sedetik kemudian shani tersenyum manis, membuat chika terlena melihat senyuman shani, yang malah menular padanya. Chika mengalihkan pandangan kearah pandang shani. Melihat penyebab senyuman terbit di wajah shani barusan.

"Capeeee??" Tanya shani lembut pada gracia yang telah selesai mengambil nilai.

Chika merasakan perubahan cuaca yang ekstrim di sekitarnya, baru saja tadi serasa mendung mencekam, kali ini terlihat cerah seketika.

Shani menyodorkan satu botol air mineral yang sudah dibuka, lalu di berikan pada gracia. Gracia menyambut dengan sukacita , karena  cuaca kali ini sangat panas. Sehingga gracia perlu membasahi tenggorokan nya.

Gracia melirik ke arah chika yang duduk tak jauh dari shani. Seperti biasa menatap shani dengan intens.

Gracia dengan sengaja duduk diantara mereka, memutus kontak mata chika dari shani.

Shani dengan santai mengusap keringat gracia dengan tissue yang di bawa nya.

"Abis ini giliran aku" shani berbisik

Gracia mengangguk

"Tunggu ya"

Shani beranjak lalu sedikit berlari ke tengah lapangan.

Mengagumi dalam diam, mungkin hanya itu yang bisa di lakukan banyak siswa.
Mengagumi shani cukup membuat mereka senang, karena mereka tidak pernah bisa mendekat kearah shani, dinding yang ia buat terlalu tinggi untuk di gapai.

Semenjak mereka masuk di sekokah ini, tak sedikit para siswa gencar mendekati shani, tapi sayangnya, jangan kan bisa berdekatan dengan shani, membuat shani menoleh pun mereka tidak bisa, sehingga banyak yang memilih mundur teratur.

Sama hal nya dengan gracia, tak sedikit yang mengagumi kecantikan nya, semua tingkah gracia membuat nya mendapat nilai lebih di mata para siswa.

Lagi-lagi para siswa harus mundur teratur, karena dinding yang di bangun shani, sekaligus melindungi gracia dari semua hal yang mengganggunya.

"ABIN!!!"
Teriak gracia setelah shani pergi.

"Apasih esge??" jawab anin lalu berjalan menghampiri gracia.

"aaww...Aww."

"Sakit abin" rengek gracia ketika abin mencubit pipinya.

"Ululu sakit ya"

Cup

Anin mencium sekilas pipi yang dicubitnya "masih sakit??"

Gracia memberengut "maen cium cium aja" gerutu gracia "diliat shani, mati anda"

Anin terkekeh "kenapa sih??"

"Temenin, shani di tengah noh" tunjuk gracia 

"Manja anjir"

"Bodo amat"

Anin mengangguk "yaudah duduk"

Chika semakin dibuat aneh, secara tidak langsung Anin juga dekat dengan gracia. Karena interaksi mereka lumayan intim.

"Gausah diliatin mulu napa" tegur Vienny yang menyadarkan lamunan chika

"Gue penasaran sama dua mahluk itu"

"Gue tau kok, tapi please buang jauh2 niat loe buat deketin shani, karna loe gak akan pernah menang
Ucap Vienny memperingatkan.

"Maksud loe apasih vin? "

"Liat aja nanti"

--

"AAHHH GEMBEL KENAPA LOE CUBIT PIPI GUEEE"

Vienny dan chika langsung mengedarkan pandangan mencari  sumber suara, dimana gracia sedang menangkup kedua pipinya.

"Siapa suruh loe gendut  hahaha"
Ledek shani.

"Shani bisa becanda juga??" Batin Chika

"AWAS LOE YA GEMBEL "

gracia dan shani kini berlari mengelilingi lapangan, saling kejar-kejaran sambil sesekali gracia berteriak kesal pada shani.

"GEMBEL SINI LOE GUE MUTILASI"

"LOE MAU MATI HAH"

shani terlihat melempar satu pak tissue ke arah gracia.

"Buru lari nya gendut"

"KALIAN JANGAN TERIAK-TERIAK, GANGGU KONSENTRASI AJA !!!"
Teriak sang guru yang merasa terganggu dengan kelakuan shani dan gracia.

shani berhenti sekaligus

BRUKK

"AAAHHH PANTAT GUEE"

Gracia terjatuh akibat menabrak punggung shani yang berhenti dadakan, dengan pantat yang langsung mencium lapangan,

"Hahahaahahaha" shani tertawa sambil berjongkok membantu gracia untuk bangun.


"Ini gara-gara loe tau gak" omel gracia yang kini menepuk celana nya yang kotor karena debu.

"KALIAN DENGER SAYA GA SIH??"
teriak sang guru lagi karena merasa di acuhkan oleh dua murid nya ini.

Shani menatap santai sang guru "Jangan teriak-teriak pak, ganggu konsentrasi aja" ucap shani santai lalu menggandeng gracia ke pinggir lapangan.

"Pffttt"

"Pftttt...bahahaa"

Sebagian murid menertawakan ekspresi gurunya yang di skak mat shani.

"Diam kalian!!" Ucap sang guru.

"Sabar sabar sabar" batin sang guru.

---

"Shan woy"

"Apa nin??"

"Si Chika nanya apa tadi?? Gue liat dia deketin loe"

"Gak inget"

"Eehh si anying"

"Gapenting nin"

"Pas dikantin dia nanya-nanya gitu sama anak-anak, gue denger samar-samar. Tapi mereka keknya jawab seadanya gitu"

"Lebih bagus gak usah jawab" ucap shani santai  lalu beranjak menghampiri gracia yang sedang bermain basket bersama angel dan desy, sementara anin mengejar shani.

"Lu tuh ngeselin tau gak, gue belom selesai ngomong" keluh anin

"Emang kan"

"Gendut udah yuk" ucap shani saat sudah dekat dengan gracia 

"Ganggu aja loe san" kesal desy

"Iya nih, ganggu. pinjem gracia nya bentar elah"

Shani tidak menghiraukan, kini shani malah menarik tangan gracia keluar lapangan.

"Pelajaran belom kelar woy" teriak anin

"Loe mau dihukum lari lagi??" Teriak desy

Sementara shani dengan santai merangkul pinggang gracia dengan tangan kanannya, lalu mengacungkan jari tengah tangan kiri nya dengan santai ke arah anin, desy dan angel tanpa menoleh sama sekali.

"Shani bangsad" kompak ketiganya.




= Tbc =




-Senyum Gracia terekam jelas di ingatanku, seperti Foto Shani dengan sejuta warna-







Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro