Payung Kuning [Looking For Alaska]
SELAMAT MALAM TEMAN-TEMAN.
Saya Inez, dari Geng Payung Kuning, akan memaparkan hasil resensi kelompok kami dengan judul “Looking for Alaska” karya John Green.
Nah, saya di sini bertindak sebagai moderator. Sedangkan, untuk pemaparan lebih rinci akan dijelaskan oleh partner saya bernama Uswah.
Baik, terima kasih Kak Inez. Okay. langsung mulai saja ya, let's go!
Review buku “Looking For Alaska” karya John Green.
1.) Detail lengkap buku.
Judul : Looking For Alaska
Penulis : John Green
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-602-03-0738-9
EISBN : 978-602-03-0732-9
Genre : Young Adult
Tahun terbit : 2014
Tebal : 290 halaman
2.) Blurb.
Sebelum. Miles "Pudge" Halter sangat suka kata-kata terakhir yang terkenal—dan bosan dengan kehidupannya yang biasa saja. Ia masuk sekolah berasrama Culver Creek untuk mencari apa yang disebut penyair Francois Rabelais sebagai "Kemungkinan Besar". Hidupnya jungkir balik di sekolah itu, yang kadang gila, tidak stabil, tak pernah membosankan. Sebab di sana ada Alaska Young, yang menawan, pintar, lucu, seksi, kacau, dan sangat memikat. Alaska menarik Pudge memasuki dunianya, melontarkannya ke dalam "Kemungkinan Besar", dan menarik hatinya.
Sesudah. Segalanya tak pernah sama lagi.
3.) Rattingnya 4,0/5.
4.) Yang kami suka dari buku ini.
Awalnya kami kurang tertarik dengan judul buku ini. Tapi, setelah baca sinopsisnya, kami jadi sedikit penasaran untuk membaca secara keseluruhan. Intinya, kami suka karakter Miles dengan hobi uniknya, yaitu mengingat kata-kata terakhir orang sebelum meninggal. Alias pada saat mereka sekarat, kami bahkan tidak pernah terpikirkan untuk itu.
5.) Yang kami tidak suka dari buku ini.
Oke lanjut, yang kami tidak suka dari buku ini adalah beberapa bab pertama yang menurut kami tidak ada kaitannya dengan inti cerita yang ingin penulis sampaikan. Rasanya jadi percuma baca beberapa bab awal. Sempat jenuh juga bacanya, monoton.
Oh ya, satu lagi yang kami tidak suka, ada beberapa kata yang tabu dan sedikit membuat tidak nyaman ketika membacanya.
6.) Analisis.
- Gaya bahasa, kami suka si penulis menulis dengan bahasa yang mengalir. Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, kami cukup jenuh di bab-bab awal cerita ini. Kami juga baru tahu kalau buku yang kami baca merupakan buku terjemahan, bukan versi asli yang mungkin berbahasa Inggris.
- Setting atau latar, latar waktunya sekitar tahun 2005 kalau tidak salah. Karena Alaska bilang ibunya meninggal pada tahun 1997, sekitar delapan tahun yang lalu. Kalau latar tempatnya di Birmingham. Florida adalah kota asalnya.
- Plot atau alur, kita seperti ditarik mundur ke belakang, di mana si penulis menceritakan di tahun itu masih menggunakan telepon umum sebagai alat komunikasi. Karena mungkin pada masa itu tidak banyak orang yang memiliki alat komunikasi seperti handphone.
- Tokoh.
Miles Halter (Pudge) adalah siswa di Culver Creek yang menyukai kata-kata terakhir yang terkenal. Mempunyai hobi membaca buku biografi, berperawakan tinggi, dan kurus. Miles ini sosok yang unik dan cerdas. Selain itu, dia adalah pribadi yang mandiri dan memiliki rasa penasaran cukup tinggi.
Alaska Young, teman kedua yang Pudge temui di Culver Creek. Wanita yang berhasil mencuri hatinya. Dia orang yang cerewet, cerdas, tapi ternyata dia menyembunyikan banyak hal tentang kehidupannya.
Chip Martin (Kolonel) adalah teman sekamar Miles yang juga merupakan siswa di Culver Creek. Chip memberi julukan dirinya sendiri dengan nama Kolonel. Dia juga seseorang yang suka membaca buku, sama seperti Miles. Salah satu yang kami suka dari Chip adalah sikapnya yang apa adanya dan tidak banyak drama atau sangat menghindari yang namanya drama. Dia hanya akan mengatakan apa yang harus dia katakan.
Takumi, teman Miles, Alaska, juga Kolonel. Dia tidak terlalu banyak muncul di dalam cerita. Karakternya hampir sama seperti Miles, namun nampaknya dia penuh misteri dan rahasia.
- Pemakaian sudut pandang, PoV 1 terbatas. Karena di cerita ini banyak menceritakan tokoh aku.
- Amanat, kami sebenarnya agak bingung tujuan cerita ini ini apa. Terlalu berbelit-belit, dan sepertinya kami hanya menangkap satu amanat di sini.
"Bagaimana saya bisa keluar dari labirin ini?"
Ungkapan di atas adalah ungkapan yang banyak orang pikirkan ketika mendapat penderitaan, cobaan, atau ujian dalam kehidupannya.
Mereka berpikir apakah kematian akan menjadi jawabannya? Belum tentu juga bukan? Siapa yang akan menjamin mereka tak akan menderita setelah kematian? Jawabannya, tidak ada.
Intinya adalah kita tidak perlu memikirkan bagaimana caranya keluar dari labirin. Kita hanya harus berani menghadapi penderitaan itu, percayalah setelah penderitaan pasti ada kebahagiaan yang menanti. Eits, tapi jangan terlalu berekspektasi tinggi. Kebahagiaan banyak bentuknya, yang sederhana pun bisa menjadi kebahagiaan ketika kita menyadari dan mensyukurinya.
7.) Kesan :
Setelah membaca cerita ini kesan yang pertama kali terlintas di kepala adalah "Labirin" dan tentunya "Alaska". Kami juga jadi tertarik untuk membaca buku-buku karya John Green lainnya.
━────── •●• ──────━
SESI TANYA JAWAB
Nama: Ev (Pinblue)
Pertanyaan:
Tadi di atas dikatakan bahwa kalian jenuh di bab awal. Apakah ini karena translasi yang kurang pandai atau memang seperti ini. Apakah kalian membandingkan dengan versi bahasa Inggrisnya?
Jawab:
Sepertinya penulis memang sengaja dibuat seperti itu (agak bertele-tele). Sebelumnya maaf, Kak, kami memang tidak membaca buku versi aslinya.
Nama: Virra
Pertanyaan: Setelah membaca hasil review kakak. Saya jadi berpikir bahwa bab awal dari novel Looking for Alaska ini membosankan.
Lantas apa point atau sisi yang menarik dari cerita ini yang akhirnya membuat kakak tertarik untuk tetap melanjutkan cerita sampai akhir? Dan ketika memetik amanat, apa kakak cukup terpengaruh dengan pemikiran tokoh Miles yang selalu menyukai kata-kata terakhir sebelum ajal menjemput? Kalau iya, persisnya seperti apa?
Jawab:
Mm sebelumnya maaf ya kalau jawaban kami kurang memuaskan. Jangan terpengaruh sama review singkat kami lho ya, beda orang 'kan beda cerita. 😅
Sisi yang menarik dari buku LFA adalah di judul bab kedua, yaitu "Sesudah". Karena di blurb kan tertulis (Sesudah. Semuanya tak akan pernah sama lagi), sedikit penasaran dengan sosok Alaska Young ini.
Sedikit terpengaruh, karena unik 'kan? Menghafal kata-kata terakhir orang sebelum meninggal. Tapi, agak ngeri juga sih kalau dipikir lagi.
🌻🌻🌻
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro