Still Love You (FyodorxReader)
Request dari MioReiss
Saat ini Fyodor sedang ada di dalam penjara khusus orang-orang yang memiliki kemampuan, tentu saja saat ini Dazai juga ada disana. Keberadaan Dazai terus mengusik Fyodor, bukan hanya kecerdasannya tapi juga kemampuannya. Kemampuan yang sama yang dimiliki orang yang paling Fyodor cintai.
"Yo, Fyodor... Apa kau punya seseorang yang kau cintai?"
Pertanyaan Dazai sangat mengganggu Fyodor, awalnya dia tak menjawabnya tapi Dazai terus menerus menanyakan hal yang sama setiap pagi.
"Memangnya kalau ada kenapa?"
"Hanya tanya saja. Jika dia tinggal di dunia ini, kenapa kau ingin mengatur ulang dunia ini? Dia memiliki kemampuan kan? Itu artinya dia tak akan pernah terlahir dan tak akan pernah bertemu denganmu. Memangnya kau mau?"
"Terserahku mau bagaimana, Dazai. Urusi saja pacarmu yang tak jelas kemanusiaannya itu"
Dazai tertawa keras.
"Jadi kau sudah pernah bertemu dengan Atsuko ya?"
Fyodor hanya berdeham pelan.
"Begitu ya. Baik kau dan aku, kita berdua bukanlah ahli dalam hal percintaan, bukan?"
Dazai menanyakan hal yang menurut Fyodor amat sangat mengganggu.
"Siapa bilang?"
"Eh, memangnya hubunganmu dan wanitamu baik-baik saja?"
[Flashback on]
Satu tahun sebelum Fyodor datang ke Yokohama, tepatnya saat ia masih berada di Russia. (Tujuh tahun sebelum timeline sekarang)
"Jalan-jalan malam sepertinya segar..." gumam Fyodor.
"Jangan coba-coba keluar saat malam hari, Fyo"
"Kau ini selalu saja mengganggu kesenanganku [name] -_-"
"Biar saja, kau sendiri selalu mengganggu kesenanganku, Fyo"
"Ya mau bagaimana lagi kan? Hanya kau yang kumiliki di dunia ini, tentu saja aku akan melindungimu"
"Begitu pula denganku, Fyo. Kau pikir karna aku ini perempuan aku tak bisa melindungimu?"
[Name] menggembungkan pipinya.
"Iya, iya, maaf"
[Name] hanya menggembungkan pipinya dan memalingkan wajahnya. Tentu saja ia merajuk, ia satu-satunya orang yang bisa menyentuh Fyodor, terlebih dia bisa menyembuhkan Fyodor. Fyodor yang tak terima diacuhkan seperti itu langsung memegang kedua pipi [name] membuat mata mereka saling bertemu, wajah [name] langsung memerah.
"Apa-apaan kau ini"
[Name] menangkis pelan tangan Fyodor, Fyodor hanya terkekeh pelan.
"Bagaimana kalau besok kita jalan-jalan??"
Fyodor mencoba meluluhkan hati [name]
"Waahh.. Benaran nih?"
Mata [name] langsung berbinar-binar.
"Iya~ ayo sekarang kita tidur saja"
//Tentu saja di kamar yang berbeda.
Keesokan harinya mereka pergi ke salah satu taman hiburan. Fyodor bukanlah seseorang yang aktif, karna itu dia hanya melihat [name] bermain-main. Akhirnya mereka duduk di salah satu bangku di pinggiran taman hiburan.
"Kau memangnya tak lelah?"
"Tentu tidak, kita kan jarang keluar bersama. Kau selalu sibuk dengan Rats in The House of Death. Tentu saja aku ingin memaksimalkan waktu bersamamu"
[Name] tersenyum dengan manisnya, membuat wajah Fyodor memanas. Tanpa aba-aba Fyodor mencium [name], [name] ingin menolaknya tapi entah kenapa ia tak bisa, lalu Fyodor menghentikan aksinya.
"Maaf, tapi aku tak bisa menahannya. Kita sudah bersama sejak kita masih anak-anak, aku sangat mencintaimu [name]. Bukan cinta sebagai sahabat, tapi aku mencintaimu sebagai seorang pria"
[Name] menatap mata Fyodor, mencari kebenaran di matanya, lalu ia tersenyum karna ia tau Fyodor tak berbohong.
"Aku juga mencintaimu, Fyo. Terima kasih"
[Name] memeluk Fyodor.
Setelah hari itu, hubungan [name] dan Fyodor semakin dekat, bahkan Fyodor tak segan-segan mencium [name] dan hal itu terkadang membuat [name] terkejut. Dan suatu malam [name] mendapat mimpi buruk, teriakan [name] membuat Fyodor langsung menuju ke kamarnya.
"Ada apa [name]?"
"Ooh, hanya mimpi buruk"
"Aa, aku akan menemanimu malam ini"
"Ti-tidak perlu, Fyo"
"Tenang saja, aku tak akan mengapa-apakanmu"
Fyodor naik ke tempat tidur dan merentangkan tangan kirinya.
"Kenapa? Ayo berbaring"
"Ta-tapi..."
"Sudah ku bilang aku tak akan mengapa-apakanmu"
"Baiklah"
[Name] membaringkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya di lengan kiri Fyodor, tak lama ia pun tertidur dengan mengahadap Fyodor. Fyodor menatap wajah tertidur [name] dan terlukis senyuman di wajahnya.
"Aku akan terus menjagamu, tak peduli apa pun itu, [name]" gumam Fyodor.
Beberapa bulan kemudian, Fyodor membawa [name] jalan-jalan, mulai dari taman sampai menikmati mentari tenggelam di pelabuhan.
Tapi tiba-tiba saja [name] tertembak dan hampir mengenai jantungnya. Fyodor melihat ke segala arah dan mendapati seseorang yang cukp jauh dari keberadaan mereka, dilihat dari keahliannya kemungkinan orang itu adalah sniper. Tak ada waktu untuk mengejarnya, yang terpenting adalah menyelamatkan [name]. Fyodor langsung menelpon ambulans, tapi [name] memegang erat tangan Fyodor.
"Fyo, terima kasih untuk selama ini. Terima kasih sudah menjagaku dan menyayangiku, aku tau kalau selama ini kau tau tentang orang-orang yang mengincarku, kemampuanku yang bisa menetralkan kemampuan orang lain tentu akan sangat menakutkan bagi mereka, keberadaanku di Rats in The House of Death hanya membuat mereka semakin takut menyentuh organisasi kita. Selamat tinggal, aku mencintaimu Fyodor Dostoyevsky"
"Tidak, tidak, kau pasti masih bisa diselamatkan"
[Name] tetap tersenyum pada Fyodor. Ambulans pun datang, tapi terlambat, senyuman itu adalah senyuman terakhir gadis itu. Hal itu membuat Fyodor sangat marah pada dunia dan ingin mengubah arus takdir dunia ini.
Setelah pemakaman [name], Fyodor langsung menyusun rencana untuk mencari buku legendaris yang pernah didengarnya dari [name], buku yang bisa membuatnya mengatur arus takdir.
[Flashback off]
[Fyodor POV]
"Lalu bagaimana, hubunganmu baik-baik saja tidak? OOIII aku bertanya nih~~"
Dia ini sungguh berisik.
"Memangnya apa urusanmu?" ketusku.
Jujur saja, aku masih mencintainya. Senyuman perpisahannya selalu membekas di benakku, bahkan kata-kata perpisahannya masih terngiang di telingaku.
"Tak ada gunanya menyesal sekarang kan, Fyodor"
"Diamlah kau anjing liar"
"Kalau aku tak mau? Kau mau apa, tikus?"
"Ya, ku akui kalau aku sedikit menyesal, tapi aku bukanlah pria yang ceroboh"
"Masih ada waktu untuk menebus penyesalanmu, tikus"
"Tentu saja aku akan tetap melakukan segalanya demi kedamaian dunia ini. Tapi siapa bilang hanya itu tujuanku, memang sedikit egois tapi aku ingin [name] tetap hidup di dunia yang sudah ku atur ulang nanti. Hidup bahagia dengannya tanpa harus ada peperangan di dunia ini, damai dan tentram. Itulah hal yang ingin ku wujudkan Dazai"
Dazai hanya terdiam dan akhirnya membelakangiku dan tidur.
Tentu saja, karna sampai sekarang aku masih mencintainya, tak perduli apa yang akan terjadi, karna ku tak suka bunyi melodi itu, melodi kesepian. Mau berapa kali pun aku memainkannya dengan cello, melodi itu tetap saja bisa ku dengar. Aku tak akan menyerah demimu, [name].
END
A/N: Chapter ini dari lagu Sayonara I Love You by Cliff Edge.
Maaf jika terlalu flat dan kurang memuaskan hati karna ku belum terlalu mendalami karakter Fyodor.
Terima kasih sudah membaca....
08 Oktober 2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro