ep. 8
Jangan lupa vote dan komen kalian. Untuk membantu semangat author nanti.
"who is better"
Suasana di rumah kim semakin dingin seiring berjalannya waktu. Ditambah lagi dengan seokjin yang bersikeras tidak meninggalkan rumah taehyung dan taeri sebelum taeri bertunangan dengan jungkook dan kehadiran mina di tengah-tengah keadaan semakin memperburuk suasana. Tapi tidak untuk taehyung.
Hanya tinggal menunggu waktu dan pria itu yakin bahwa sang kakak akan pergi dan tidak kembali lagi ke rumah ini dan memaksanya untuk menyetujui perjodohan laknat itu.
Kakaknya begitu ambisius. Mina berkata kalau jin begitu menginginkan perusahaan JH dan KIM bekerja sama karena saham JH jauh lebih besar dari milik keluarga KIM, dan itu menguntungkan bagi jin selaku pewaris hampir seluruh saham keluarga KIM.
Bagi taehyung, itu sama saja seperti dia menjual barang yang ia cintai kepada orang yang belum tentu merawatnya dengan baik.
Taeri terlihat begitu bahagia saat tau mina sudah kembali dari jepang. Bahkan gadis kecil itu terus membuka bibirnya, bercerita meski mulutnya masih penuh dengan nasi.
"sayang, kau bisa tersedak..", mina tertawa melihat tingkah taeri.
Taeri mengangguk dan mengambil segelas air di samping piringnya, "ukh—eonni tau kan aku rindu sekali. Sudah lama eonni tidak pulang, taeri rindu sekali"
Mina tersenyum dan mengusap rambut taeri yang di sisir rapi. Hari ini taeri akan melakukan proses foto untuk buku tahunan sekolah.
Dari atas terlihat seokjin baru menuruni tangga. Mereka semua mengalihkan pandangan pada seokjin yang berjalan melewati meja makan.
"hyung kau tidak mau makan ?", taehyung memutar badannya berusaha memanggil seokjin.
Seokjin tidak menjawab. Dia mengambil kunci mobil yang tak jauh tergeletak di sebuah rak kayu.
Taehyung menyeringai mengawasi pergerakan sang kakak, "benar tidak makan ? mina eommanim sudah memasak pagi-pagi sekali. Dan dia juga sudah memasakan makanan kesukaan hyung"
Mendengar taehyung yang memanggil mina dengan sebutan ibu membuat usus di perut jin hampir melilit dan putus. Sejenak ia melirik taeri dan mina yang juga menatapnya.
Kini suara taeri yang menyaut, "jin oppa ayo sarapan nanti sakit"
"oppa tidak apa-apa manis, habiskan sarapan mu nanti kau telat sekolah"
Taeri mengangguk dan memakan lagi sarapan yang sudah mina sediakan untuk mereka.
Taehyung kembali membenarkan posisi duduknya, melirik mina yang sudah kembali fokus dengan makanannya namun mata wanita itu juga tertuju pada taehyung seolah berkata kau puas hah !? . Belum, taehyung belum puas.
.........
Taehyung berjalan menyusuri koridor yang menghubungkan dengan ruang pribadinya. Hari ini dia berencana menyelesaikan beberapa dokumen di ruangan perusahaannya dan membicarakan hal penting dengan pengacara lee.
Tentu saja, apalagi selain pertunangan taeri dan jeon satu-satunya itu.
Saat membuka pintu taehyung sedikit dibuat terkejut dengan jin yang berada di ruangannya, duduk di kursinya dan memegangi figura kecil taeri dan dirinya yang saat itu taehyung masih berusia 15 tahun.
"hah— kalian imut sekali disini...", gumam jin membuka pembicaraan.
Jin bangkit dan memutari meja, "banyak yang berubah ternyata ya..."
"aku sedang tidak ingin bertengkar. keluar dari ruangan ku", taehyung duduk di salah satu sofa tanpa melihat jin yang sudah duduk santai di atas meja kebanggan taehyung.
Jin mengusap papan nama taehyung disana dan tertawa pelan, "aku sudah berpikir mengenai masalah ini..."
Taehyung mengangkat kepalanya, "jadi otak hyung sudah berfungsi kembali eoh ?", jin mengangguk setuju.
"geurae... aku akan menjual rumah ku di Canada dan tinggal di korea untuk SELAMANYA"
"APA ?!!"
........
Hari ini mina yang akan mengantar dan menjemput taeri. taeri begitu senang dengan ide ini terutama mina mengajaknya untuk berbelanja dan membeli beberapa pakaian dan sepatu.
Girls thing, anyways.
Dalam perjalanan mina terus diam mendengar taeri yang terus berceloteh hingga akhirnya taeri diam karena kelelahan.
"taeri sayang... boleh eonni bertanya sesuatu ?"
"yaa... tentu saja eonni"
Mina membenarkan letak kacamata Monako Black with Smog dan melirik taeri sekilas, "apa kau.. menyukai oppa mu?"
"oppa yang mana eonni ?"
Mina tertawa, "yang mana ? bukan jin ah dia terlalu tua. bagaimana dengan taehyung ? apa kau menyukai tae oppa ?"
Taeri mengangguk pelan, "tentu saja aku suka. Tae oppa sangat baik dia perhatian dan juga tampan..."
"—tae oppa selalu ada di sampingku saat aku sedih, sejak aku kecil dia sangat menyayangi ku.."
Mina tersenyum tipis mendengar jawaban taeri yang begitu tulus atau setengahnya polos juga, "benarkah ?"
"nde. tapi eonni..."
"ada apa sayang ?"
"taehyung oppa dia—"
.........
Mina keluar dari mobil ferarri merah yang ia pinjam dari taehyung. Wanita itu berjalan dengan pikiran yang begitu berantakan. Setelah mengantar taeri kesekolah, wanita itu begitu terkejut dengan penuturan taeri yang sudah ia anggap sebagai adik dan sahabat melebihi status anak tirinya.
"apa yang taehyung lakukan padamu ?"
"sebelum pergi ke Jepang dia meminta ku menuruti semua peraturannya dan tae oppa membuat peraturan aneh, aku sebenarnya sedikit takut. eonni..."
Mina menatap taeri dari kursi pengembudi dengan serius, walaupun dia masih harus fokus pada jalanan di depannya.
"oppa memintaku menuruti semua yang dia katakanya jika tidak aku... dihukum"
Mina mengerutkan dahinya samar, "hukum ? seperti apa ?"
Taeri terlihat begitu resah dan gugup. Gadis itu memainkan kesepuluh jemarinya. Kim taeri ingin mengungkapkan perasaannya saat ini, karena dia tau hanya mina saja yang dapat membantunya. Kim taeri selama ini memang menyayangi taehyung sebagai saudara dan oppa nya, bahkan menganggap oppanya itu adalah miliknya. Tapi kalau ditanya apakah dia meminta perasaan lebih ? tentu tidak. Tapi taeri sungguh, dia takut.
Lee mina merasa dirinya ada di ambang batas. Pantas saja taehyung begitu teropsesi dengan membuat jin pergi dari rumah ini dan tidak menganggu taeri atau taehyung. Bahkan saat sebelum makan malam kemarin, tae meminta dirinya jika jin tidak pergi dari sini maka mina juga tidak.
Mina beramsumsi taehyung menggunakannya untuk menyibukan jin. Membuat pria itu tidak ada di rumah walaupun masih tinggal di korea. Sepertinya dia memang harus bernegosiasi dengan jin untuk masalah taeri, dan membantu jin menjalankan acara pertunagan.
Melihat taeri yang begitu ketakutan dia tersadar bahwa taehyung hanya mengarang cerita. Berkata kalau taeri juga mencintainya, tapi hanya pria itu yang sedang mengarang disini. Taeri selama ini diam karena takut, dan dia menjelaskan apa yang dia lakukan pada taehyung memang perlakuan yang wajar dia lakukan sejak kecil pada taehyung. Kakaknya.
Bahkan taeri menerima dengan senang hati perjodohan yang tak sengaja ia dengar dari pembicaraan taehyung dan jin saat kedua oppanya bertengkar.
Mina masuk ke rumah besar itu dan menghentikan salah satu pelayan, "apa jin ada di rumah ?"
"tuan muda seokjin baru saja tiba nyonya kim"
Dengan itu mina pergi menaiki tangga dan mengetuk pintu kamar jin tidak sabaran dan membuka pintu. Terlihat seorang 4 orang pelayan sedang membersihkan kamar jin dan pria itu sedang membaca buku di salah satu sofa merah panjang disana.
"kita perlu bicara kim seokjin, ini tentang taeri dan taehyung"
Jin menutup bukunya, "aku juga ingin bicara, tentang kau dan aku", pria itu meletakan buku yang ia baca ke meja kaca di depannya.
Jin bangkit dari duduknya, "jangan sekarang. kita harus mengatur pertunangan jungkook dan taeri, sekarang"
Pria itu menutup wajahnya dan tertawa, tawa jahat jin membuat 4 pelayan disana sedikit tidak fokus membersihkan Kasur tuan mudanya itu, "kenapa ? bukannya kau datang untuk menghentikan ku. sekarang mau mengkhianati taehyung ? anak kesayangan mu ?"
Mina sedikit memundurkan tubuhnya, "ya memang, tapi dengar kan dulu pen—"
"kenapa aku harus mendengarkan penjelasan mu padahal dulu kau juga tidak mendengarkan ku dan memilih menikah dengan pria tua itu !"
"pria tua itu appa mu kim seok jin"
"dan kau saat itu masih milik ku, hanya aku yang bisa mengakhiri hubungan kita kau dengar itu ?"
Mina mengangkat kepalanya menatap jin dengan angkuh, "untuk apa aku mendengarkan penjelasan mu saat itu, saat itu kau memang bersalah dan kau tau kim seokjin... kau terlihat begitu menjijikan. aku bahkan mensyukuri hidup ku bisa menikah dengan tuan kim dari pada dengan mu", mina membuang wajahnya, berusaha menghalau air mata yang hampir saja keluar.
Ke- 4 pelayan itu keluar dengan tubuh menegang. Bahkan mereka meninggalkan ember pel berisi air dan bedcover kotor disana.
Untuk sementara mereka terdiam dan suasana mulai sunyi. Jin menatap lantai yang kini bersih karena sudah di pel dan bedcover nya yang sudah berganti menjadi putih dengan selimut hitam.
"jadi, pertunangan jungkook dan tae—"
"apa appa lebih baik dari ku ?", ujar mereka bersamaan.
Mina menatap pria di depannya bingung, "apa maksudmu ?"
Dengan gerakan cepat jin mencengkram kedua lengan mina, "eommanim... apa appa jauh lebih baik dariku?"
Belum sempat menjawab mina dibuat terkejut karena salah satu tangan jin naik menelusup ke surai hitam panjangnya dan sedikit menariknya. Membuat wanita itu terpaksa menengadah menatap jin.
"jadi, apa pria tua itu sudah memakai mu ?"
........
Taeri tidak tau harus bagaimana. Dia sudah menghubungi supir pribadinya tapi pria itu belum juga datang. Mina dan jin tidak bisa dihubungi. Taehyung ? mina meminta nya untuk tidak menghubungi taehyung apalagi sejak kejadian mereka ke Busan tanpa izin.
Taeri sedang duduk di kursi satpam sekolah hingga sebuah mobil menghampirinya.
"kookie oppa...."
to be continued
/ukhh jujur aja gak tahan nulis part ini
/mikir-mikir dulu nulis nya nih. Makanya, kasi comment dan vote kalian dong, gue nangis darah mau nulis epidose ini huhuhu :')
wah.. ini adalah part yang akan memulai permasalahan, #sepertinya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro