Shopkeeper
Setelah kejadian kemarin, sekolah kembali berjalan normal. Semua orang lupa dengan kejadian menegangkan itu, kecuali aku sendiri dan para penyihir lainnya.
Hari ini adalah hari Jumat. Setelah pulang sekolah aku merasa kembali segar. Bukan karena apa-apa, karena besok adalah hari libur pertamaku. Setidaknya satu minggu harus ada liburnya, tidak seperti di asramaku dulu.
Aku pun langsung membantu kakek berkerja setelah beres-beres dan ganti baju. Tentu saja, Taku ikut membantu. Aku dibagian membersihkan sampah dan rumput liar, sedangkan Taku yang membuat dan memberi makan para Sapi. Banyak tugas yang harus kami lakukan.
"Lami, tolong beli beberapa alat pembersih di minimarket ya?" Perintah Kakek kepadaku.
Segera Taku menyangkal.
"Aku saja Kek, bukankah keluar sendirian itu tidak aman? Apalagi untuk para perempuan." Protes Taku ke Kakek.
"Tidak apa-apa, gantianlah sekali-sekali." Aku pun mulai bertingkah dan menepuk pundak Taku.
"Setuju Lami. Hahaha.." ketawa Kakek membuatku ikut tertawa.
"Hati-hati, baru-baru ini ada kasus pencopetan berantai." Kata Taku menyuruhku berwaspada.
"Beres!"
Aku malah terkesan menyepelekan omongan Taku. Bagaimana lagi, aku juga harus menyelesaikan tugas sebagai seorang penyihir. Caranya berinteraksi dengan manusia lainnya.
***
Akhirnya aku sampai di sebuah minimarket dekat dengan peternakan milik Taku. Dingin, itulah yang aku dapatkan setelah masuk ke toko tersebut.
Ah..aku bingung mau milih yang mana. Bisikku panik. Aku mulai mengeluarkan kata-kata aneh.
Kenapa aku belagu sekali tidak bertanya lebih banyak pada Kakek? Kataku menyesal. Apa aku benar-benar penderita Alzheimer?
"Cari apa?"
Pertanyaan yang seolah mengerti keadaanku. Orang ini tahu saja.
Laki-laki itu berseragam hijau dan memakai topi. Tubuhnya tinggi sampai aku harus menaikkan sedikit kepalaku.
"Aku bingung memilih pembersih yang cocok untuk para peternak. Bisa kau bantu?" Tanyaku sambil menjelaskan.
"Untuk pekerjaan di luar ya? Kalau begitu yang ini." Orang itu menunjukkan suatu alat pembersih kepadaku. Alat pembersih itu berbeda dengan sapu terbangku di dunia para pesihir. Jenisnya pun banyak sekali, sampai aku bingung ingin pilih yang mana.
"Kalau begitu aku pilih ini!" Kataku sambil membawa suatu benda. Tentunya pemilihan pembersih ini melewati seleksi yang sangat ketat. Aku teliti melihat perbedaannya satu-persatu.
"Berikan padaku." Katanya sambil mengarahkan tangannya tanda mengambil.
"Kau siapa seenaknya saja. Dasar pencuri!" Aku mengabaikannya dan menuju ke arah kasir toko.
Tidak ada siapa-siapa.
"Aku penjaga toko ini. Dan aku bukanlah seorang pencuri." Ujarnya menjelaskan sambil menuju ke arah kasir tempatku berdiri.
Aku akhirnya menyadari situasi ini. Kenapa aku bisa tidak sadar ya dengan seragam hijaunya itu?
"Total nya 700¥ ( dibaca: Yen)
Ada yang mau dibeli lagi?" Tawar nya seperti menyuruh ku untuk membeli sesuatu.
Aku melihat uang yang di beri kakek.
Masih ada 30¥, aku bisa membeli beberapa es-krim dengan ini.
Karena senang aku menuju tempat es-krim. Membelinya 3 untuk Taku, Aku dan Kakek.
Untungnya Toko itu sedang sepi. Aku bisa membeli banyak hal dengan cepat.
Aku pun keluar dengan perasaan puas. Aku ingin cepat pulang supaya aku bisa makan es-krim lezat ini bersama Taku dan Kakek.
Setelah keluar dari toko tersebut, aku merasakaan perasaan kurang nyaman. Seperti ada yang mengikutiku dari belakang.
Dengan indera penyihirku, aku pun langsung menyerangnya dengan tendangan kaki.
Tendangan itu Berhasil membuatku menepis tangan seseorang. Orang itu terlihat kesakitan.
"Ah..maaf, penjaga toko tadi?" Kataku kaget ketika melihat jika ternyata orang itu adalah penjaga toko minimarket tadi.
"Ah tidak apa-apa. Seranganmu tadi cukup keren. Kau meninggalkan sesuatu, nih." Dia langsung memberikanku alat pembersih yang tadi kubeli. Bisa-bisanya aku melupakan barang penting itu.
"Hati-hati di jalan, mampirlah kesini lagi." Tawarnya kearahku.
Aku merasa sangat malu. Dia hanya tersenyum. Dan saat itu juga,
Kedua kalinya..
Aku melihat aura hitam..
Penjaga Toko itu mengeluarkan aura jahat itu dan kali ini terlihat lebih menyeramkan..
Shopkeeper-END
Behind the Scene (Dialog Version)
Kakek:"Kau pintar sekali memberi barang Lami. Hebat!" **Ancung jempol**
Lami: "Makasih kek, Aku beli es-krim juga loh." **Menyodorkan es-krim**
Taku: "Lami..kenapa kau beli es-krim juga? Dasar pemboros." **Ceramah**
Lami: "memangnya tidak boleh? Kamu sendiri juga mau kan?" **Bales ceramah**
Taku: "iya sih.. ehe." **ambil es-krim**
Lami: "Kakek mau? Aku sudah belikan buat Kakek nih."
Kakek: "Kakek sudah tua, nggk bisa makan es-krim lagi, nanti gigi Kakek sakit."
Lami: "Tua? Aku yang berumur 200 tahun saja tetap bisa makan kok."
Taku: "200 tahun? Apa kau mengigau?" **Melotot**
Lami: **deg-degan** argh..Lami, kenapa kau bodoh sekali **nampar diri sendiri**
Lami:"ah iya aku bercanda Ahahahaha." **Ketawa maksa**
Kakek: "Kalau Lami umurnya benar 200 tahun, Lami seperti makhluk langit dong?"
Lami:"Haha.. ini serius.**keringat dingin**
Hampir saja.
END
Dukung ceritaku terus ya^^
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro