Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Little Witch

"Kau kenapa Lami?" Tanya Nara yang melihatku sedang menundukkan kepala di meja.

"Haah..tidak apa-apa." Aku tetap menundukkan kepalaku di meja sambil melihat Nara.

Kemarin melelahkan sekali, sampai-sampai aku dimarahi oleh Taku dan Kakek.

Ya..mungkin saja dia masih kesal denganku.

"Bagaimana jika kita pergi ke kantin sambil berkeliling sekolah saja saat jam istirahat?" Usul Nara kepadaku.

"Yah..bolehlah." aku masih merasa kelelahan. Ditambah, hari ini ada ujian Matematika. Setidaknya bukan Bahasa Jepang.

***

Woah..

Banyak sekali murid-murid yang berjalan di koridor sekolah saat jam istirahat. Tak terkecuali adik kelas kita yang masih SMP.

Aku sangat kagum dengan sekolah ini.Sepertinya, mataku masih asing dengan beberapa tempat di sekolah. Karena aku memang jarang sekali berkeliling di sekolah.

Sekolah ini sederhana, tapi terkesan mewah karena alam di sekitarnya. Angin sejuk yang berasal dari bukit hijau di belakang sekolah kami membuatku merasa betah berlama-lama disini. Seperti saat di asramaku dulu.

Kau mau beli apa Lami? Ice tea? Atau jus lemon?" Tanya Nara menawarkanku minuman di depan kantin sekolah.

Banyak sekali menunya dan aku mulai memilih asal-asalan. Kuharap kedua-duanya sangatlah enak.

"Aku pilih jus lemon saja."
Pintaku ke arah Nara

"Totalnya 30 ¥." Kata ibu kantin kepada kami. Cepat sekali ibu kantin itu menghitung. Sepertinya Ibu ini pintar matematika.

Aku pun mencicipi minumanku.

Asam!

Jus lemon ini menghidupkan indera perasaku. Asam sekali sampai-sampai aku ingin membuangnya. Tapi mana mungkin di depan Nara karena dia sudah baik sekali memberikanku minuman gratis. Aku merasa menjadi yang jahatnya kali ini.

Gubrak!

Seseorang menabrakku dari samping.

Seketika aku sadar jika bajuku ketumpahan jus lemon. Baunya menusuk hidungku. Aku harus bagaimana?

"Kakak tidak apa-apa?"
Tanyanya sambil membantuku berdiri.

"Ah tidak apa-apa."

Aku melihat mukanya. Matanya, auranya. Adik kelas perempuan ini..dia seorang penyihir!

Ya tidak salah lagi, walaupun hanya sekilas, aku menyadarinya.

Tanpa sadar, adik kelas itu meninggalkan ku dan berlarian di koridor.

"Nara, bisa tolong bereskan semua ini? Aku mohon." Kataku tanpa membalikkan mukaku ke arah Nara.

Aku mengejarnya. Tapi anak itu lari begitu cepat. Aku mempercepat langkahku. Kuharap tidak ada guru yang melihat karena bisa saja aku kena marah karena berlarian dh koridor sekolah.

Aku berhasil memegang tangan kirinya Dan membuatku menabraknya dari belakang. Aku pun terjatuh.

"Kak Lami jangan tindih aku, sesak tahu!"

"Ah maaf. Dari mana kau tahu namaku Lami?"

"Tahulah, kita kan sama-sama seorang penyihir."

"Jadi kau sudah tahu jika aku seorang penyihir?"

"Aku tidak sebodoh kakak."

Anak ini..memang menyebalkan. Mulutnya pedas sekali.

"Oh ya namaku Sherly. Kelas 9-A. Seorang penyihir junior."

Dia memperkenalkan dirinya sambil menundukkan kepalanya ke arahku.

"Ah maaf tentang kejadian yang tadi."

Katanya meminta maaf.

"Kalau begitu sebagai permintaan maaf. Boleh kita bertugas bersama mulai sekarang? Dan,mmm..boleh kita bertemu besok di lapangan sepakbola dekat sekolah malam ini?"

Aku mengajaknya dengan penuh harap.

"Boleh saja sih. Kebetulan kita berada di daerah yang hampir berdekatan. Mohon kerja samanya."

Sherly tidak menolak ajakanku. Aku senang sekali.

"Kau baik sekali. Makasih Sherly."

Aku mulai mencubit pipinya. Sherly malah mengomel kearahku.

"Sudah lah kak. Aku ada pelajaran nih."

Sherly melepas tanganku dan pergi.

Dilihat-lihat, sherly sepertinya pintar dalam bidang pelajaran manusia. Aku sih masa bodo karena aku memang tidak sepintar anak lainnya.

Dan sekali lagi aku lupa jika hari ini ada ujian matematika.

Ah tidak, bagaimana ini? Roy-Sensei pasti marah besar.

Aku berlarian ke arah kelas. Semoga saja aku tidak telat.

***

Lami? Dimana saja kau? Kau sudah telat 20 menit! Dan kenapa dengan seragammu itu?"

Perkataan itu yang menyapaku pertama kali di kelas. Aku pun hampir lupa dengan seragamku yang berubah kekuningan gara-gara jus Lemon.

Roy-Sensei menyuruhku keluar. Padahal baru saja aku berada tepat di depan pintu kelas. Semua teman sekelasku melihat. Aku mulau salah tingkah karena malu. Ditambah Taku yang melihatku persis dari jendela kelas. Taku hanya cekikikan.

"Kak ngapain disini? Dihukum ya?"
Sahutan seseorang yang terdengar mengejek. Ya itu dari Sherly.

Sherly menghampiriku. Sepertinya kelasnya mengadakan praktek Biologi.

"Hahaha..lucu sekali kak."

Dia mulai tertawa terbahak-bahak. Padahal dia sendiri yang membuatku dihukum. Sepertinya kita tidak bisa melihat seseorang dari keimutannya.

Sherly ini ya!
Siap-siap..

Jtakk!

Aw!!

***

Little Witch-END

Hai, jumpa lagi dengan Saya^^. Baru-baru ini memang Broom stick tidak secepat update-an minggu lalu. Maklum Author juga masih sekolah.

Jangan lupa saran dan vote jika kalian suka:)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro