Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

First Time

Karena para master mengizinkan kami keluar asrama, tentu saja membuat teman sekamarku sangat bersemangat.

"Lami, bukankah ini sebuah mimpi jika kita bisa bertugas di dunia Manusia?" tanya salah satu teman sekamarku bernama Sana.

"Aku lebih suka disini kok menjadi seorang pembersih dan keluar dari asrama dari waktu yang seharusnya." jelasku mengejek Sana.

"Ya..aneh sekali para master mengizinkan semua murid keluar asrama untuk bertugas. Pasti akan banyak sekali pesihir di bumi." Sahut seorang teman sekamarku yang lain bernama Axie.

Ya cukup aneh, bahkan aneh sekali. Bagaimana nantinya jika para pesihir baru bertugas? Pasti akan kacau balau karena kurangnya pelatihan. Membuatku sangat sangat khawatir. Aku bahkan tak ingin meninggalkan asrama ini.

"Kalian tidak seru." Kata Sana sambil menepuk punggungku.

"Dah..aku pergi duluan." Kata Sana melanjutkan perkataannya sambil memegang sapu terbang. Dengan hitungan detik aku tak melihatnya lagi.

Tinggal kami berdua tersisa. Rasanya Axie juga masih tidak percaya. Mukanya tidak menunjukkan ekspresi apapun. Gerakannya pun melambat seperti tidak ingin cepat-cepat walaupun ia sedang bergegas. Padahal Axie adalah penyihir yang rajin.

"Axie..kita pasti tidak akan bisa melihat satu sama lain lagi dalam waktu dekat. Aku harap kau tetap mengingatku selamanya." Kataku kepada Axie sebelum pergi ke dunia manusia.

"Jangan ceroboh di dunia manusia ya, jangan buat kekacauan. Lupakan kegiatan bersih-bersih. Gunakan sihir yang diajarkan master untuk menangkal binatang menjijikkan." Kata Axie kepadaku.

"Jadi hanya tanggapan negatif itu buatku? Jahat sekali." Kataku cemberut kepada Axie.

Axie hanya tertawa kecil. Begitu juga aku. Aku pasti akan merindukan masa-masa ini.

Aku dan Axie sudah siap dengan sapu terbang milik masing-masing.

"SIAP?" Sahut Axie menyemangatiku.

"SIAP!" Jawabku lantang.

Angin kencang menepis rambutku dan rumput panjang di halaman depan asrama. Hampir saja membuat kuncirku lepas dari rambut panjangku.

Banyak murid bertebangan diatas langit. Axie yang memilih terbang duluan dan di susul denganku.

Aku sudah siap dengan diriku sendiri.

Aku harus buktikan jika aku mampu seperti senior yang lain.

Ini saatnya!

First Time-End

Behind The Scene in "First Time"

Kejadian sebelum para murid menuju ke dunia manusia

"Aargh..jam berapa ini" sekali lagi aku membuat keributan di kamar saat pagi hari.

Kulihat Axie sudah siap dengan seragamnya. Dan aku mendegar suara air dikamar mandi. Sudah pasti itu Sana.

"Kau hampir saja telat." Kata Axie kepadaku.

"Kenapa kau tidak mencoba untuk membangunkan ku?" Kataku mengomeli Axie.

"Aku tak tega membangunkanmu, lagipula kau perlu latihan untuk bangun lebih pagi. Satu tahun terakhir ini kau jadi sering telat karena perubahan waktu pembelajaran untuk para senior,"
Kata Axie menjelaskan.

Benar juga kata Axie. 5 tahun yang akan datang angkatanku diperbolehkan bertugas. Jadi kami harus belajar lebih keras.

Aku pun langsung bergegas. Sarapan secepat kilat dan menuju ke sekolah. Tempatnya berseberangan dengan Asrama. Sekolah kami sangat besar karena banyaknnya para murid. Sampai sekarang aku belum tahu kenapa aku berada di dunia ini. Bahkan aku tak ingat siapa ibuku.

Padahal Axie tahu siapa ibunya walau hanya ingatan kecil yang ia punya. Terdengar aneh, tapi aku harus melupakan keanehan itu untuk fokus belajar di sekolah ini.

Sampai ketika pembelajaran selesai tepatnya ketika sore, semua murid dikumpulkan di Aula sekolah.

"Mohon dengarkan baik-baik. Kami semua para master sepakat untuk membuat para murid ditugaskan lebih cepat karena suatu hal. Ingat! Kalian harus berhati-hati terutama untuk para junior. Terima kasih."

Pidato dari para master yang singkat dan padat membuat pikiranku jauh dari kata berkonsentrasi. Otakku rasanya tak menerima mendengar berita itu. Bagaimana bisa ada hal seperti ini sedangkan para master tidak memberi alasan mengapa?

Axie yang berdiri disebelahku langsung menarik tangan kiriku.

"Kita harus bergegas Lami." Katanya.
Aku pun melihat wajah Sana dengan senyum semangat di wajahnya. Aku tahu apa yang dipikirkan teman sekamarku ini.

Sesampainya di depan pintu kamar.
Sana yang dari tadi sangat antusias langsung bergegas.

"Kita akan ditugaskan, Aku tak percaya!" Sahutnya kepada aku dan Axie.

Kami pun berbicara sebentar. Walau aku masih merasa ada yang aneh dengan semua ini.

Jangan lupa Vote^^ dan Comment^3^)/

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro