Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Tujuh Belas

Sasuke dan Sakura pulang dari mansion dua hari setelah makan malam, mereka--terutama Sakura yang disibukkan dengan segala macam kegiatan rumah bersama Mikoto. Ia juga sudah akrab dengan semua keluarga Sasuke tak terkecuali Azura, anak Itachi.

Mempersiapkan pernikahannya dengan Sasuke cukup membuatnya lelah, meskipun dalam persiapan itu ia dibantu Mikoto dan Wedding Organizer ia harus turun tangan langsung sebagai perwakilan dari mempelai karena kesibukan Sasuke.

Ia sempat drop dan hal itu membuat Sasuke khawatir akan kesehatan Sakura sendiri, ia sempat marah bahkan karena Sakura yang tidak mendengarkan peringatannya dan tetap ikut Mikoto mempersiapkan pernikahan mereka dengan alasan, "Yang akan menikah kita Sasuke-kun, bukan Ibu ataupun nona WO itu Sasuke-kun.." Maka dari itu ia membiarkan Sakura dengan syarat tidak boleh terlalu memaksakan diri. Sasuke sendiripun sampai dibuat heran darimana Sakura mendapat sifat keras kepalanya itu. 

Setelah seharian ini ia fitting gaun pengantin di salah satu butik pilihan Mikoto, Sakura mengistirahatkan tubuhnya di ranjang besar kamar Sasuke, masih menunggu Sasuke pulang dan berkata pada pria itu, "Aku merindukanmu, Sasuke-kun.." Membayangkannya sendiri Sakura tersenyum sendiri, mengingat akhir-akhir ini Sasuke yang pulang larut dan ia yang sudah tidur ketika Sasuke pulang.

*

Seperti biasa Yuri mengantarkan sarapan pagi bagi Sasori, dan pekerjaannya itu berada di bawah pengawasan Haku dan Konan secara langsung sehingga keamanan dari hidangan yang disajikan oleh dapur istana terjamin.

"Hamba mengantarkan sarapan untuk Yang Mulia Pangeran Sasori, Kepala Pelayan Haku," Jelas Yuri yang membawa menu sarapan Sasori pagi ini. Haku mengambil mangkuk yang berbeda yang berisi makanan yang sama dengan sarapan Sasori dan mencobanya, apakah makanan tersebut mengandung racun atau tidak.

"Kau boleh masuk." Haku menatap Yuri datar, setelah memastikan makanan Sasori tidak mengandung racun apapun.

Yuri sampai di depan pintu utama yang langsung disambut oleh Konan di depannya, ia menyerahkan nampan itu kepada Konan setelah membungkuk sopan kepada pelayan kesayangan dari Pangeran Olympia itu.

Setelah ia memberikan nampan itu pada Konan, Yuri berpamitan untuk kembali lagi ke dapur dan tanpa ia sadari Konan melihatnya menghela napas lega dan itu membuat Konan agak menaruh curiga pada pelayan itu.

*

"Yang Mulia, ini Sarapan Anda.. Tapi sebelum itu, bolehkan aku mencoba makanan itu? Aku agak curiga pada pengantar makanan ini." Sasori mengangguk paham dan membiarkan Konan untuk mencobanya, karena ia tahu bahwa insting Konan sangat baik.

"Bagaimana?" Tanya Sasori setelah beberapa saat.

"Silahkan dimakan Yang Mulia, kurasa ini aman.." Konan menunduk kemudian ia menepi ke sisi kamar Sasori dan menunggu Sasori menyantap sarapan.

Yuri segera mencari keberadaan Anko yang menunggunya di taman selatan Istana Olympia mengingat taman tersebut adalah taman yang terhubung langsung dengan Paviliun Tayuya dan jarang dilalui orang banyak.

"Nona Anko," Sapa Yuri pada Anko yang sudah menunggunya disana.

Dengan waspada terhadap sekitarnya mengingat Istana memiliki mata dan telinga di setiap dindgnya Anko bertanya kepada Yuri, "Bagaimana? Sudah kau laksanakan tugasmu?" Tanya Anko agak berbisik.

"Sudah, Nona Anko. Seperti yang kau perintahkan aku sudah merendam gelas minum obat Pangeran Sasori dengan ramuan racun yang kau berikan tempo hari." Jelas Yuri dengan berbisik juga sambil mengamati sekitar takut ada yang mendengar percakapan mereka.

"Baguslah, ini imbalanmu. Lakukan tugasmu terus sampai Tuan Putri Tayuya menyuruhmu berhenti." Anko menyerahkan imbalan pada Yuri kemudian ia berbalik dan segera kembali ke Paviliun Tayuya untuk melapor.

*

"Aku pulang..." Sasuke mengucapkan salam saat ia sudah selesai melepas sepatunya. 

Hening. Apa Sakura sudah tidur? Sasuke membatin kemudian ia melangkah masuk menuju kamarnya.

Sasuke menghela napas lega setelah mendapati Sakura tidur membelakangi pintu, ia bergegas masuk kamar mandi dan segera membasuh tubuh lelahnya karena pekerjaannya yang tidak pernah berkurang satupun.

Setelah mendengar pintu kamar mandi yang di tutup, Sakura membuka matanya dan segera keluar dari kamar mereka dan bergegas ke dapur menyiapkan makan malam yang sudah ia buat dengan susah payah dengan bantuan Mikoto tadi siang mampir setelah mengajak Sakura fitting gaun pengantinnya.

Sasuke sedikit terkejut melihat ranjangnya kosong, kemudian ia menarik sebuah kaus putihnya dari lemari kemudian keluar kamar dan mendapati Sakura sedang sibuk menata meja untuk makan malam.

"Saku--" Sakura berbalik kemudian ia tersenyum hangat pada Sasuke mengabaikan wajah kaget Sasuke ia mendorong Sasuke untuk duduk tenang di meja makan sementara ia menyiapkan meja.

"Sakura..." Panggil Sasuke setelah melihat Sakura yang selesai mencuci tangannya.

"Kau yang membuat semua ini?" Sasuke masih penasaran tentang bagaimana bisa ia menggunakan dapur, sedangkan memegang ponselpun ia masih kaku.

"Tentu saja, aku yang membuatnya Sasuke-kun, dengan sedikit bantuan dari ibu tentunya..." Sakura tersenyum hangat sambil menyentuh tangan besar Sasuke yang berada di atas meja.

"Ada apa hmm?" Sasuke tersenyum tipis melihat kegelisahan Sakura dan kecanggungan gadis itu saat ia memegang tangannya yang ada di meja.

"Aku merindukanmu..." Sakura menunduk menyembunyikan air matanya yang siap meleleh.

Sasuke tersenyum lembut, menampakkan sesuatu yang tidak pernah diperlihatkan pada siapapun, bahkan pada ibunya. Ia bangkit dan memutari meja makan meraih bahu Sakura kemudia merengkuhnya lembut. "Aku tahu... karena aku juga merasakannya, kerinduan." Air mata Sakura meleleh mendengar kata-kata Sasuke dan Sakura memeluk Sasuke semakin erat.

Sasuke meregangkan pelukannya pada Sakura, menghapus sisa-sisa air mata yang ada di pipi gadis itu kemudian ia berkata, "Ayo makan malam, aku tidak mau masakanmu sia-sia Sakura.." Sakura tersenyum kemudian ia mengikuti Sasuke untuk makan.

*

halo... How about this chapter, Guys? Maafkan aku yang ngga up beberapa hari karena beberapa faktor. hehe

Stay vote and leave your comment. See ya! ^^

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro