Dua Puluh Tiga
Perawat yang merawat Sasori sangat terkejut ketika tiga hari yang lalu mereka menemukan Konan yang pingsan karena dehidrasi di bawah ranjang Sasori, setelah ia di tangani, Deidara menjelaskan, "Sejak Pangeran Sasori tidak sadarkan diri, dia menghukum dirinya sendiri karena merasa bersalah dan menolak untuk makan dan minum." Penjelasannya itu membuat dokter yang menangani Konan mengerti kenapa wanita itu sampai dehidrasi.
Bahkan sampai sekarang Sasori masih betah tidur seperti enggan bangun di hari keempatnya sejak ia pertama kali pingsan.
"Kapan anakku akan sadar?" Tanya Kizashi pada Kankuro.
"Entahlah Yang Mulia, Pangeran Sasori terlalu banyak menerima racun itu, dan..." Kankuro menggantung ucapannya, menghembuskan napas beberapa kali kemudian ia melanjutkan perkataannya.
"Racun Yang Ada tidak ditemukan pada makanan maupun obat yang di makan Pangeran Sasori, Yang Mulia.. Tapi ada pada gelas yang di gunakannya untuk minum obat itu." Jelas Kankuro pada Kizashi sebelum ia pamit pergi.
Kizashi masuk ke kamar Konan yang berada di ujung selatan paviliun Sasori, ia masuk dan melihat Konan yang masih menyadari kedatangannya,
"Konan," Konan tersentak, dan gelagapan karena tidak menyadari keberadaan rajanya.
"Yang Mulia.."ia berusaha untuk turun dari ranjangnya dan memberi penghormatan pada rajanya itu, tapi Kizashi lebih dulu menahannya,
"Aku tak apa-apa, jangan kau paksa dirimu Konan." Jelas Kizashi.
Konan hanya menunduk, dan Kizashi semakin berjalan mendekat ke arah ranjang pelayan pribadi pangerannya itu.
"Bisa aku bertanya padamu?" Tanya Kizashi.
*
"Kau tidak mau?" Tanya Sasuke memastikan lagi jawaban Sakura.
"Bukannya aku tidak mau, hanya saja... hanya saja..." Sakura tergagap dengan perkataannya sendiri.
"Hanya saja apa?"
"Aku.. aku.. aku hanya takut aku tidak terbiasa." Sakura menunduk dan mendongak kembali setelah terdengar suara kekehan Sasuke.
"Apa yang lucu, Sasuke-kun?" Tanya Sakura merajuk.
"Kau tahu, kau akan terbiasa nanti.. Ayolah Sakura... Kau mau ya, lagipula rumah kita nanti akan dekat dengan rumah Kaa-san." Sasuke berbisik di akhir kalimatnya membuat Sakura berbinar.
"Jadi... Kau mau kan?" Tanya Sasuke sekali lagi.
"Apa imbalannya jika aku menyetujuinya?" Sakura masih dalam mode--pura-pura-- merajuk pada Sasuke.
"Maybe, layanan kamar?" Sasuke menyeringai menyebalkan. Dan Sakura hanya diam saja dengan wajah kesalnya.
"Bu--bukan itu maksudku, sayang... Ayolah maksudku, sarapan di tempat tidur dengan aku sebagai pelayan pribadimu.." Sasuke gugup, ya iya gugup karena ia mengingat Sakura yang memukulnya kemarin di supermarket masih jelas di otaknya.
"Jadi kau mau kan?" Tanya Sasuke lagi.
"Entahlah, akan kuberi tahu kau besok pagi." Sakura masuk ke kamar dan meninggalkan Sasuke di meja makan sendirian.
*
"Aku tidak menyalahkanmu atau menghukummu Konan. Aku hanya ingin bertanya padamu, saja." Kizashi berkata setelah mendengar pernyataan Konan tentang racun itu.
"Te--terima kasih Yang Mulia." Konan berkata terima kasih sambil membungkuk dalam-dalam di posisinya yang setengah berbaring itu. Hanya tersenyum kecil kemudian Kizashi pergi keluar kamar Konan.
*
"Sasori..." Panggil Kizashi pada Sasori yang masih tertidur di ranjangnya, keadaannya semakin hari semakin mengkhawatirkan ditambah juga Sakura yang masih menghilang membuat Kizashi kalut karena khawatir pada anak-anaknya.
Ia harus turun tahta segera, karena ia merasa sudah terlalu tua berada di tahta kerajaan itu, dan satu-satunya harapannya untuk Olympia kini sedang sakit parah dan kemungkinan terburuknya ia tidak akan bangun untuk waktu yang lama.
Tayuya memang bisa saja diandalkan menurutnya, tapi ia seorang perempuan. Akan sulit untuk memimpin Olympia apalagi jika nanti ia sudah menikah, Sakura tidak mau dijadikan Ratu oleh Kizashi karena ia memang tidak berniat menjadi penerus ayahnya sejak awal. Dan ketika semua harapannya digantungkan kepada Sasori sepenuhnya, ia jatuh sakit.
Kizashi menatap sendu putranya itu, sambil sesekali ia mengelus puncak kepala Sasori. Pangeran itu kehilangan ibunya sejak Sakura lahir, ia dan Sakura sedarah, tapi darah ibunya yang merupakan manusia biasa tidak mencampur di dalam tubuh Sasori. Mungkin hal itulah yang menyebabkan Sasori sakit-sakitan sejak ia masih anak-anak.
Kizashi bangkit dari duduknya meninggalkan Sasori ketika ia mendapati pelayan yang menghampirinya dan menyuruhnya kembali ke Aula Tahta untuk melakukan pertemuan sore hari dengan petinggi Olympia.
*
"Anko, aku tidak tahu jika racun itu berefek seburuk ini. dari mana kau mendapatkannya?" Tanya Tayuya yang sedang menikmati tehnya bersama Anko yang berdiri di belakangya.
"Itu dari Gunung Ular, Mama..." Anko menjawabnya sambil menunduk pada Tuan Putrinya itu,
"Lalu... lalu bagaimana dengan Yuuri?" Tanyanya lagi.
"Aku akan segera menghabisinya untuk menjaga semuanya , Mama..."
"Segera lakukan." TAyuya berkata mutlak. Anko tersenyum penuh arti menanggapi Tuan Putrinya itu,
*
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro