Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Dua Puluh Enam

"Sasuke-kun... kakakku..."

"Kakakmu? Dia kenapa?" Tanya Sasuke masih memeluk Sakura.

"Dia... dia...hhhh... haaah dia... ughh." Sakura sesak napas lagi karena terlalu lama menangis dan itu membuat Sasuke panik. "Sakura?! Kau kenapa lagi?" 

"Tenang, sekarang kau tenang dulu, jangan bicara dulu, okay? Sekarang kau tarik napasmu dalam dan hembuskan pelan-pelan." Sasuke memberikan arahan pada Sakura yang masih megap-megap karena kehabisan napas.

Sasuke menangkup wajah Sakura dengan kedua tangannya, kemudian ia mendekatkan wajahnya dan memberikan Sakura napas buatan. Berkali-kali hingga Sakura dapat bernapas dengan baik. "Sudah lebih baik?" Tanya Sasuke.

"Sekarang kau makan dulu, ya? Kau belum makan sejak pagi." Saat Sasuke akan beranjak dari ranjangnya, Sakura menahan lengan pria itu, melarangnya untuk tidak pergi, "Jangan tinggalkan aku." Sakura menunduk dengan wajahnya yang masih terlihat sedih. "Aku hanya pergi sebentar ke dapur, mengambil bubur untukmu..." Sakura menggeleng, masih kukuh untuk melarang Sasuke untuk pergi.

"Kau kenapa, hmm? Apa ada yang sakit?" Tanya Sasuke yang kini sudah berjongkok di depan Sakura. Sakura hanya menggeleng, dan hal itu membuat Sasuke semakin bingung. Ia harus ke dapur dan mengambil makanan untuk Sakura dan dia tidak bisa pergi karena Sakura tidak mau di tinggal. "Tunggu sebentar saja okay?" Sasuke dengan pelan melepas pegangan tangan Sakura dan meninggalkannya sendirian di dalam kamar.

Sasuke mengambil buburnya yang sudah ia panaskan di microwave dan bergegas kembali ke dalam kamar karena takut Sakura menunggunya terlalu lama. "Sakura?" Sasuke melihat ke sekeliling kamarnya dan mencari keberadaan Sakura, ia mulai panik tapi ketika ia mendengar suara air yang mengalir di kamar mandi membuatnya sedikit lega. Ia duduk di tepi ranjang sambil memainkan ponselnya mengecek beberapa email yang masuk dan jadwalnya besok.

Ini janggal, sangat janggal bahkan. Sudah satu jam berlalu dan Sasuke merasa bahwa tidak akan ada tanda-tanda Sakura akan keluar dari sana. Menuju kamar mandi, ia mencoba mengetuk pintu kamar mandi itu. Tidak ada jawaban, ia kemudian mencoba memutar handle pintu dan menemukan bahwa itu tidak terkunci, "Tidak dikunci, huh?" Melangkah masuk. ia memberanikan dirinya masuk ke dalam sana dan menyusul Sakura, melihat keberadaan wanita itu.

Keadaan Sakura semakin membuatnya khawatir apalagi ia baru sadar dari pingsannya beberapa saat yang lalu kemudian ia masuk ke dalam kamar mandi dan tidak kunjung keluar dari sana. "Saku--Sakura?!" Sasuke terkejut ketika dirinya mendapati Sakura yang tertidur di dalam bathup dengan air yang sepenuhnya berwarna merah. Bibir itu membiru sempurna, Sakura wanita itu pucat pasi kedinginan. Dengan segera Sasuke mengangkat Sakura dari dalam sana, membawanya segera ke ranjang. Membuka lemari pakaiannya dengan keras, Sasuke menyambar asal pakaian Sakura. Memakaikannya dan segera bergegas ke rumah sakit karena keadaan Sakura yang sangat mengenaskan.

*

Sasuke panik, ia terus saja mondar mandi di depan ruang tunggu UGD menunggu Sakura di tangani dan keluarganya datang. Mikoto, wanita paruh baya itu berjalan dengan tergesa menuju Sasuke, dan di belakangnya ada Itachi dan Azura yang ada di gendongan pria itu.

"Sasuke..." Itachi memanggil Sasuke yang masih sibuk mondar-mandir dan tidak mengetahui jika keluarganya sudah tiba di sana. Sasuke menoleh, wajahnya tampak menydihkan. 

Sasuke berjalan menghampiri Mikoto dan langsung memeluk Mikoto dengan erat, ia menangis. Seorang Uchiha Sasuke yang terlihat angkuh dan arogan kini terlihat menumpukan kepalanya di bahu ringkih Mikoto dan dengan elusan keibuan miliknya, ia menepuk pelan punggung tegas itu dan sesekali mengelus puncak kepala anak bungsunya sambil berkata, "Semua akan baik-baik saja... Sasuke-kun... Kau hanya perlu berdoa.." Seperti sihir, kalimat Mikoto seketika membuat erangan dan isakan Sasuke berhenti meskipun bahunya belum berhenti bergetar.

*

Flashback

Sasuke pergi ke dapur dan Sakura merasa ia perlu membasuh wajahnya atau mandi mungkin, mencoba menghilangkan kekhawatirannya terhadap kakaknya yang kini entah berada dimana. Ia berjalan dengan tenang menuju ke kamar mandi dan berhenti di depan wastafel, berdiri disana menatap pantulan dirinya di dalam cermin membasuh tangan dan wajahnya.

Ini aneh, sangat aneh karena ia merasa punggungnya terasa basah, ia tidak tahu kenapa tapi bukankah luka itu sudah sembuh sejak lama? Sakura melepas pakaiannya begitu saja, ia berbalik dan melihat punggungnya dari cermin. Sakura panik, sangat panik. Ia ketakutan ketika punggungnya terluka lagi. Apa-apaan ini? Ini sangat janggal, dengan segera ia menuju ke bath up dan menyalakan kran air, mengisi penuh bath up itu dan ia mulai menceburkan dirinya disana.

Cukup lama, Sakura menahan rasa nyeri di punggungnya karena ia menuangkan cairan antiseptik cukup banyak disana. Ia membuka matanya setelah beberapa saat terpejam karena rasa sakitnya itu, hingga tiba-tiba wajah Tayuya berada di depannya. Dengan senyuman mengerikan yang terbingkai di wajahnya, "Kau tahu Sakura, Kakakmu akan segera mati!" Kini bukan senyuman lagi yang muncul di wajah Tayuya, tapi yang terdengar kini adalah gelegar tawa Tayuya yang merasa puas akan kematian kakaknya.

"Apa kau bilang?! Mama, yang kau katakan itu bohong 'kan?! Kakakku tidak akan mati semudah itu, Mama?!" Sakura menjerit ketika Tayuya memberi tahu bahwa Sasori akan segera mati.

"Kenapa tidak? Itu benar Sakura, aku akan segera mati dan itu karena aku sudah kehilangan dirimu..." Kini wajah menakutkan Sakura berganti dengan wajah sedih Sasori yang tersenyum, sakura menangis, dia ketakutan. Bayangan-bayangan kakaknya yang mati dan meninggalkannya membuatnya merasa bersalah. 

Sakura menjerit keras, kepalanya berputar-putar dan hatinya berteriak keras padanya, memberinya pertanyaan yang sama setiap detiknya membuat Sakura merasa ingin mati. "Kenapa kau tak berusaha kembali setelah kau di buang ke bumi ini?" Sosok Sakura yang lain kini muncul di hadapannya, di depan Sakura yang masih telanjang di dalam bath up kamar mandinya,

"Apa kau keberatan jika meninggalkan Sasuke? Kau tidak ada bedanya dengan--"

"Hentikan kumohon hentikan semuanya!?" Sakura berhenti menangis tapi dari nada suaranya sangat jelas sekali bahwa dia sedang sangat kebingungan dan ketakutan. Ia butuh Sasuke sekarang, ia membutuhkan sandaran. Dan ia merasa bahwa Sasuke adalah sandaran yang terbaik baginya saat ini.

Sakura kembali membuka matanya, ia mendapatkan kesadarannya kembali. Bayangan-bayangan mengerikan itu sudah menghilang dan kini hanya ada kesunyian di kamar mandinya itu. Sakura mencoba keluar dari bath up dan pada akhirnya dia terjatuh kembali dan kehilangan kesadarannya kembali dan terendam dalam bath up yang sudah sepenuhya berwarana merah itu.

*

Silahkan sedia plastik sebelum baca, kali aja muntah pas abis bacanya >.< Karena saking absurd ceritanya.

stay voment :*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro