Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Dua Puluh Dua

Aku terbangun setelah beberapa saat tertidur. Kenapa aku berada di atas ranjang? Kurasa tadi aku terjauh di depan pintu kamarku sebelum aku tidur.

Aku bangkit sambil memegang kepalaku yang agak pusing, aku mencoba menahannya dan memanggil Deidara, "Deidara... Konan, Apa ada orang di luar?" Aku memanggil semua orang tapi kenapa tidak ada orang yang menjawab panggilanku.

Aku keluar kamarku dengan berpegangan pada dinding. Aku tertegun dan mendapatkan jawaban kenapa panggilanku diacuhkan semua orang, ternyata mereka sedang menemaniku dan Sakura yang sedang bermain di--Tunggu, Aku? menemaniku dan Sakura? Sakura sekarang ada di bumi dan aku disini. Jadi siapa mereka?

Aku melamgkahkan kakiku keluar hingga pada akhirnya aku sadar bahwa disana adalah Aku dan Sakura yang berusia delapan tahun.

Semua orang berada disana, bermain bersamaku dan Sakura, aku tidak pernah keberatan jika aku bermai bersama pelayanku, karena itu permintaan Sakura sendiri.

Ah sekarang aku mengerti. Ini adalah kenanganku, ingatanku di masa lalu. Apa ini karena aku terlalu merindukan Sakura? Atau ini sebuah firasat?

Tubuhku rasanya seperti terseret dan di tarik paksa, Aku memejamkan mataku kuat-kuat menahan rasa sakit yang seperti mencambuki ku.

Aku membuka mataku lagi, hingga akhirnya aku mengingat kejadian ini. Ini saat Sakura dipilih untuk berangkat ke perbatasan timur Olympia untuk membantu menangani wabah penyakit disana.

"Sakura, Hati-hati. Kau harus mengabariku sesering mungkin."

"Pasti kak. Aku akan merindukanmu." Ah melihat raut wajah sedih Sakura itu membuatku tercubit. Menyesali kebodohanku yang tidak bisa menahannya untuk tidak pergi karena ketidakberdayaanku di hadapan seluruh majelis kerajaan.

Suasana menggelap seketika, aku mendengar suara jeritan dan rintihan seseorang dan tawa menyeramkan dari seseorang yang lain.

"Kumohon jangan! Apa yang akan kau lakukan padaku, Tayuya Mama?!" 

"Yang kulakukan padamu? Cukup mudah adikku. Aku hanya akan memotong sayapmu yang tidak berguna itu, Kau bahkan tidak bisa menggunakannya! Jadi daripada hanya menganggur lebih baik aku menggantungnya di sudut kamarku!"  Suara tawa kembali mendominasi pada kegelapan itu yang membuatku menggeram marah.

"Sakura... Jadi untuk yang terakhir kalinya, bisakah kau mengabulkan permohonan kakakmu ini?" 

"Pergilah dari dunia ini. Karena kau adalah salah satu penghalangku untuk menduduki tahta Olympia itu!"

 Aku cukup terkejut mendengar semuanya, alasan Sakura menghilang dan tidak pernah menghubunginya selama beberapa bulan terakhir sebelum ia dinyatakan menghilang. Aku menunduk sedih karena tahu penyebab Sakura hilang adalah karena kakaknya sendiri, Tayuya.

*

Tempat macam apa ini? Aku seperti tidak berada di  Olympia, dimana ini sebenarny?

Aku melihat Sakura yang sedang duduk di ranjang dengan seorang pria. Pria?! kenapa bisa? sebenarnya ini dimana?!

Aku melihat Sakura yang menunduk sedih dan menatap datar selimut-selimut yang membungkus tubuhnya.

Apa ini bumi? Aku bergumam sendiri. melihat ketidak berdayaan dan wajah kesakitan Sakura membuat tanganku terulur dan menyentuh kepala merah mudanya itu.

"Kau pasti sangat menderita disini, Sakura.." Aku bergumam kemudian aku melangkah keluar dari kamar itu.

Ciuman? Sakura berciuman dengan pria yang sama dengan yang terakhir kali aku lihat tadi.

Apa maksudnya ini? Apa Sakura hanya dimanfaatkan? Atau Sakura yang terlalu bodoh jatuh ke dalam pesona dan rayuan dari pria brengsek itu?

"Aku mencintaimu, Sakura." Katanya sambil membelai lembut pelipis Sakura. 

"Aku juga." Jawab Sakura kemudian membenamkan kepalanya dalam dada pria itu. Sialan, Kenapa darahku tiba-tiba mendidih?!

*

Sakura berbaring dengan lengan kanan Sasuke yang ia gunakan sebagai bantal. Ia sangat lelah rencana makan siang setelah pulang dari super market tadi batal karena dirinya yang berakhir di makan Sasuke.

Ayolah Sakura bukan nimph bodoh yang tidak tahu apa maksud ini. Hanya saja ketika ia mengingatnya ia merasa menjadi orang tolol ketika ia mengingat kejadian siang tadi. Bagaiamana Sasuke yang berbisik lembut di telinganya, sapuan-sapuan basah dari lidah dan bibir Sasuke dan bagaimana ia bisa-- Sudahlah Sakura hentikan pikiran cabulmu itu! Sakura menggeleng keras menyingkirkan pikiran kotornya hingga ia akhirnya membangunkan tidur Sasuke yang terlewat lelap itu.

"Aa... Maafkan aku, Sasuke-kun. Apa aku membangunkanmu?" Tanya Sakura pada Sasuke yang masih setengah tidur.

"Aa... tidak, hanya saja aku penasaran apa yang membuatmu seperti ini." Tanya Sasuke sambil mengusap matanya.

Blush! Sakura merona, merasa menjadi gadi-- astaga bahkan sekarang kau bukan seorang gadis Sakura. Batin Sakura kembali berteriak. Merasa malu dengan pertanyaan Sasuke dan bagaimana ia menjelaskan jawabannya.

"Tidak ada Sasuke-kun..." Sakura bangun dari ranjangnya, memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai dan masuk ke kamar mandi, membiarkan Sasuke tertidur lagi. Setidaknya ia harus masak makan malam setelah ini.

*

"Selamat makan..." Sakura masih menunggu Sasuke yang tengah mencoba sup tomat yang ia buat kemudian dengan sorot mata yang harap-harap cemas.

"Ini enak. Percayalah." Sasuke menyuapkan kembali sup tomatnya dan setelah ia mengatakan hal itu, kemudian Sakura mulai makan.

Suasana meja makan yang cukup hening dan tenang hingga suara Sasuke yang memecah keheningan mereka setelah makan malam tadi selesai.

"Sakura.." Sakura menatap Sasuke, menunggu kelanjutan kalimat Sasuke.

"Bagaimana jika kita pindah?" Tanya Sasuke yang membuat Sakura bingung.

"Kau tahu kan, kita. pindah rumah." Sakura masih diam dan masih mencerna maksud ucapan Sasuke tadi. Kenapa mereka harus pindah rumah? Bukankah antara rumah dan apartemen tidak ada bedanya sama sekali? Itu yang ia pahami setelah membandingkan rumah Mikoto dan rumah Sasuke.

"Bagaimana? Kau mau?" Tanya Sasuke pada Sakura sekali lagi.

"Kenapa? Maksudku kenapa kita harus pindah rumah? Bukankah antara rumahmu ini dan rumah Ibu sama saja?" Sakura menyuarakan pendapatnya setelah ia diam beberapa saat tadi.

Ia hanya takut jika ia pindah nanti bagaimana jika Deidara datang dan ia tidak menemukannya di apartemen?

"Kau tidak mau?" Tanya Sasuke memastikan sekali lagi apa respon dari Sakura. 

*

bukankah ngetik sebanyak ini butuh banyak perjuangan? Setidaknya aku udah berusaha ngembangin inspirasi dengan memeras otak sampai akhirnya tercipta part yang paling aneh ini.

Oh ya buat yang Italic di atas itu ceritanya mimpinya Kang Mas Sasori, setelah itu semuanya back to normal.

Stay vote. And don't forget leave ur comment guys ^^

Salam lelah, Pacar Suga >.<

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro