Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

7

Catriona membelalak. Baru sekali ini dia mendapati moral masyarakat Inggris kelas atas merosot. Secara spesifik, tidak semua masyarakat. Hanya segelintir. Well, tiga orang tepatnya. Tiga wanita. Masih muda. Tapi, kau pahamkan bagaimana tiga wanita muda dapat memengaruhi penilaian terhadap seluruh masyarakat.

"Lord Phillips, apakah kau akan datang pada pesta Lady Brantford?" Tanya seorang wanita yang tadi disebut Zach bernama Greselda.

"Aku tak yakin," jawab Zach dengan suara mirip geraman.

"Mengapa kau tak meluangkan waktu sejenak, My Lord. Akan sangat menyenangkan menemukan banyak teman lama di pesta Lady Brantford," bujuk wanita lain yang tadi memaksa dirinya dipanggil Cassidy.

"Ada banyak pekerjaan di dermaga. Aku rasa tidak. Terima kasih. Anak buah kapal membutuhkan bantuanku," jawab Zach lebih santun pada Cassidy.

"Kau sangat baik hati, My Lord, membantu pekerjamu saat kau telah memperkerjakan kapten kapal. Tinggalkan mereka semalam dan kau akan tahu pekerjaan mereka tetap selesai. Jika kau mau, mintalah bantuan Papaku. Keluarga kami akan sukarela membantumu," tambah Merry, wanita berdada paling besar.

Zach mengulas senyum, tidak membalas tawaran Merry. Catriona tahu apa alasannya. Saat ini adalah periode menuju musim pesta, para burung betina ini tengah melancarkan aksi memikat lawan jenis. Sayangnya, wajah Zach menggambarkan respons tak sesuai. Menurut kacamata Catriona, para wanita muda ini terlalu agresif. Mereka sekonyong-konyong duduk di karpet piknik Zach dan Catriona tanpa izin, lalu mengerubungi Zach. Ya, jika kata mengerubungi cukup halus menggambarkan posisi ketiga wanita yang menempel kanan dan kiri Zach.

"Katakan, My Lord, bagaimana kabar sahabat kecilmu?" Greselda bertanya sambil menggerakkan telunjuk pada punggung tangan Zach yang ada di atas karpet. Zach menjauhkan tangannya, berpura-pura mencomot sepotong sandwich.

"Dia sedang berjalan-jalan, semacam itu. Dan..." Zach memberikan tatapan konyol berbarengan alisnya naik. Catriona menyeringai. "Izinkan aku mengenalkan, Lady Catriona, adik perempuan Lady Ainsley."

Ketiga wanita itu tampak terkejut. Mereka seolah-olah baru teringat pada sosok Catriona. Dasar kerumunan lalat, gerutu Catriona dalam hati.

"Lady Catriona, perkenalkan Lady Greselda Hopkins, Lady Cassidy Geoffreys, dan Lady Merry Jenkins," kata Zach diam-diam memasang senyum aneh.

"Senang berkenalan dengan Anda, Lady Greselda," Catriona mengangguk anggun, "begitupun dengan Anda, Lady Cassidy. Lady Merry."

"Jika, Anda bertiga tidak keberatan, aku dan Lord Phillips mempunyai kegiatan lain. Berdua." Catriona menjaga intonasi suara dan logatnya. Dia tidak mau terdengar sangat Skotlandia saat ini.

Zach mengulum tawanya. Kegiatan apa yang mereka punya, tak lain ialah pulang. Kodok Skotlandia ini pintar sekali mencari alasan.

"Oh, Lady Catriona, tentu saja kami tak akan menghalangi kegiatanmu dan Lord Phillips. Sebelum itu, mengapa tak minum sedikit sari buah sebagai perkenalan?" Greselda menuangkan sari buah ke dalam gelas. Dia mengangkat sedikit badannya sambil mengulurkan gelas itu pada Catriona.

Sebelum gelas itu mencapai tangan Catriona, Greselda melempar gelas itu ke arah Catriona. Isinya tumpah membasahi badan Catriona dan gelasnya mengenai perut Catriona.

Perang terbuka, huh, pikir Catriona.

"Oh, ya, ampun, betapa cerobohnya aku, My Lady. Maafkan kecerobohanku," kata Greselda. Dia menyambar serbet terdekat dan mendekati Catriona. Tangannya mengelap kekacauan yang dibuat, tetapi matanya melengkungkan ejekan atas penampilan Catriona.

Ini menarik, desis Catriona.

Para pelayan yang berpiknik di dekat situ menonton. Mereka khawatir pada Greselda. Reputasinya sebagai lady licik menyebar di lingkungan pelayan Mayfair. Leslie ingin berdiri menerjang Greselda, tapi sikunya ditahan Yoseph. "Tenangkan dirimu, kau tak akan kuizinkan ke sana membawa amarah."

Leslie mendengkus. Seenaknya saja pria tua bangka ini mengatur tindakan protektifnya. Leslie dipekerjakan bukan hanya merawat, begitu pula menjaga. Dia berkewajiban menjaga Catriona.

"Lady Catriona bukan gadis kecil lemah," ucap Monsieur Jean Pierre yang sangat tertarik menyaksikan drama di karpet sebelah. "Tahan dirimu sebentar, Leslie. Kau akan tahu lady yang kau jaga berbeda dari kakaknya."

Leslie mendesah pasrah. Dia bukan menahan diri atas saran sang koki, melainkan kedua lengannya ditahan Yoseph dan Thickney.

△△△

"Jangan membuatku merasa bersalah atas kecerobohan Anda, Lady Greselda. Hal ini mengingatkan aku saat pertama kali berjumpa Zacky," kata Catriona. Dia merebut serbet yang dipegang Greselda dan mengelap tangannya. Greselda duduk kembali dengan wajah kebingungan. Catriona melanjutkan ucapannya, "Kau tahu aku sangat gugup, aku sampai terpeleset."

Zach meringis. Seingatnya Catriona bukan terpeleset. Kapten kapalnya berkata Catriona jatuh terjungkal ke kapal nelayan dan berakhir di atas tumpukan ikan.

"Zach membantuku. Dia menangkap tubuhku, tepat sebelum aku terjatuh. Andai kau tahu, dia muncul bak pangeran penyelamat."

Tak ada yang menangkapmu, bocah, tukas Zach dalam hati.

"Dia membawaku ke rumahnya. Mengajakku makan malam. Ah, malam itu sungguh..."

"Lady Catriona," potong Zach yang tak tahan mendengarkan kelanjutannya. Ketiga wanita muda itu pias oleh cerita Catriona.

"Hari akan semakin siang bagi kita melanjutkan wisata ini," lanjut Zach. Jika dia membiarkan Catriona mereka cerita berlebihan, bisa saja dampak yang timbul di kemudian hari akan sangat buruk.

"Maafkan diriku, My Lord. Aku sering tak tahu diri apabila menceritakan kisah kita. Ladies, aku mohon maafkan sikapku. Aku..." Catriona menatap berani satu per satu wanita muda yang ada di situ, "senang sekali bertemu kalian, para lady muda yang menakjubkan."

Catriona berdiri dan berjalan di tengah karpet menuju Cassidy. Kakinya menendang teko sari buah diam-diam hingga benda itu tergolek di pangkuan Greselda. Isinya tumpah membanjiri gaun biru muda Greselda yang pada bagian muka roknya adalah renda putih. Putih sebelum terkena ulah balasan Catriona.

"Oh, betapa cerobohnya aku!" Seru Catriona berlebihan. Lagi-lagi kakinya menendang keranjang buah. Isinya berserakan di karpet. Catriona bergerak menjauh dari sana. Begitupun sikap spontan Zach, Cassidy, dan Merry. Terlalu banyak kekacauan. Hanya Greselda yang termenung di atas karpet. Pelayan pribadi Greselda berlari menghampiri. Pelayan pribadi Cassidy dan Merry pun mendekati majikan mereka masing-masing.

"Kita bisa membersihkannya Lady Greselda Hopkins. Aku akan mengambil air," kata Catriona yang bergegas ke kelompok piknik pelayan. Dia menyambar teko air, lalu balik ke Greselda dan melempar isinya ke Greselda. Wanita muda itu basah hingga ke wajah. Catriona berpura-pura jatuh dan mengaduh kesakitan.

Zach berlari membantu Catriona berdiri. Dia tahu kodok kecil ini tengah berakting, tetapi membayangkan menolong Greselda terdengar lebih buruk.

"Betapa cerobohnya aku," kata Catriona dengan wajah bersalah.

Sudut bibir Zach berkedut. Sial. Dia ingin sekali tertawa. Permainan anak Skotlandia ini sangat luar biasa. Zach mengendik pada Thickney. Segera pelayan pribadinya dan beberapa pelayan keluarga Thompsons membereskan kekacauan di karpet.

"Maafkan kecerobohan Lady Catriona. Sebaiknya Anda pulang dan membersihkan diri," kata Zach.

Greselda menatap Zach tak percaya. Pelayan pribadinya menarik lengan sang nona agar pergi dari sana. Greselda terlalu syok. Dia tak sanggup berpikir. Dia hanya mengikuti arahan pelayan pribadinya menuju kereta kuda mereka dibuntuti Cassidy, Merry, dan para pelayan.

"Aku sungguh meminta maaf," teriak Catriona.

Kelompok kecil yang menjauh itu hanya menengok sesaat tanpa membalas. Catriona melambaikan tangannya, seolah melepas kepergian kawan lama.

"Hentikan permainanmu, Nak. Mereka tak akan melihat wajah bersimpatimu," sindir Zach.

"Kau tahu?" Catriona berpaling cepat. Dia menunjukkan keterkejutan.

"Kau pikir aku tak tahu? Aku pernah ada di usiamu." Zach menyeringai atas respons Catriona. Dia mengangguk pada Yoseph yang berdiri tak jauh dari situ, menunggu aba-aba merapikan peralatan piknik. Zach tahu tak ada lagi yang berminat pada piknik setelah kekacauan Catriona barusan. Mungkin tidak termasuk Catriona. Zach tak tahu pendapat anak perempuan ini.

"Ah, itu menjelaskan kau adalah pemuda nakal di usiamu," tebak Catriona yang tidak terganggu aktivitas pelayan yang membereskan piknik mereka.

"Ah, itu juga menjelaskan kau adalah anak perempuan nakal."

Catriona tersenyum lebar atas ucapan Zach. Jika dia anak baik penurut, maka Greame tidak akan pernah memukul bokongnya dan melarangnya makan malam demi membuat otaknya berfungsi normal.

"Kau sangat curang," kata Zach, "dia menyirammu sekali dan kau membalasnya dua kali."

"Aku berusaha memberikan yang terbaik atas kebaikan setiap orang. Omong-omong, bagaimana kau mengenal mereka? Apa kau pernah merayu mereka?"

"Aku tak yakin pernah. Aku jarang menghadiri pesta. Kurasa mereka debut berbarengan Ainsley."

"Mengapa kau tak datang ke pesta?" Tanya Catriona penasaran. Dia tahu kakaknya membenci pesta dan pernah menulis dalam suratnya bahwa satu-satunya kesenangan pesta ialah bertemu Zach dan memainkan tebak-tebakan selama di pesta.

"Beberapa alasan."

"Ceritakan!"

"Tak banyak. Paling sering karena aku tak mendapat undangan. Yang lainnya karena aku sangat sibuk."

"Kau tak mendapat undangan? Sungguh kejam." Greame sering menerima undangan. Banyak di antaranya berasal dari Inggris. Terdengar aneh jika Zach yang tinggal di London jarang mendapatkan undangan.

"Tidak. Itu wajar. Kebanyakan penyelenggara pesta mengundang tamu yang menguntungkan bagi mereka. Dalam kasusku, sedikit orang yang berpendapat aku memeriahkan pesta."

"Kau pria lajang. Kau akan menjadi alasan para wanita menghadiri pesta."

"Aku juga alasan beberapa ibu melarang putrinya mendekatiku."

"Mau bercerita?" Catriona menaik-turunkan alisnya dengan jenaka. Godaan kekanakan yang menyebabkan Zach mendengkus geli.

"Kau sangat ingin tahu, Lass."

"Terlanjur. Ayo, ceritakan. Bebanmu akan berkurang begitu kau cerita."

"Aku tak pernah merasa terbebani."

"Kau hanya menutup diri. Ayolah ceritakan."

"Kurasa alasannya akan segera kau ketahui. Mereka senang membahasnya selama pesta. Beberapa gosip lama, seperti kisahku. Sebagai debutan di pesta, kau akan tahu lebih dari yang kau minta."

"Kau memainkan peran orang tua yang senang berceramah dengan judul 'Tunggulah waktumu'. Sangat membosankan."

Zach tergelak. Dia tak menyangka akan mendapatkan ucapan sarkas dari tampang kekanakan Catriona. Sungguh konyol. Catriona mengerutkan hidung. Zach sama seperti Papa, memperlakukannya bak bocah. Catriona akan menginjak Almack's. Demi Tuhan. Hargailah kedewasaannya.

△△△

Rombongan mereka kembali ke Grosvenor Square sebelum waktu makan siang. Monsieur Jean Pierre berlari bersama Max menuju markas besar mereka. Sebenarnya tak ada yang betul-betul lapar. Sepanjang piknik mereka makan dengan riang. Perjalanan pulang pun cukup menyenangkan. Para pelayan merapikan sisa perlengkapan dan peralatan piknik. Catriona digiring Leslie masuk ke kamar.

"Lady Catriona, jauhkan dirimu sejauh-jauhnya dari Lady Greselda Hopkins," kata Leslie begitu dia mengunci rapat kamar Catriona.

"Dia wanita jahat, aku tahu. Tapi seberapa buruk dirinya?"

"Sangat buruk, Milady. Anda tak akan senang mendengarnya." Leslie membukakan pakaian berpergian Catriona dengan cekatan.

"Aku akan senang jika peringatanmu diikuti cerita detail. Aku tak senang menduga maupun menuduh. Kau tak berharap aku akan menjadi seperti Mama, kan?" Ucapan Catriona terdengar santai.

Namun Leslie menegang. Dia telah bekerja untuk keluarga Thompsons selama dua puluh tahun. Dia tahu apa yang dialami Meredith hingga bermukim di London dan tega meninggalkan suami serta putri bungsunya.

"Ada apa dengan Lady Thompsons?" Leslie ingin mengorek pengetahuan Catriona terhadap masalah orangtuanya. Dia penasaran pada pemikiran putri bungsu Thompsons. Apakah lebih skeptis daripada Ainsley? Apakah dipenuhi kisah berbunga? Apapun itu Leslie ingin tahu.

"Aku tak tahu ada apa dengan Mama. Mereka semua tahu alasan Mama pindah ke London. Aku tak ingin membicarakannya, Leslie. Kau berpihak pada Mama. Tapi aku tahu kau mengetahui banyak mengenai keputusan Mama." Catriona hanya memakai pakaian dalamnya sewaktu berputar menghadap Leslie yang tengah mengambil gaun sederhana dari dalam lemari. "Tolong jangan ceritakan pada Mama soal mereka. Katakan saja aku menebak situasi orangtuaku."

Leslie kembali sambil membawa gaun berwarna hijau lumut. Warna yang akan ditolak mentah-mentah oleh Ainsley. Warna itu membuat Ainsley semakin pucat dan tampak seperti pasien tipes. Sementara Catriona sangat cocok mengenakan gaun itu. Kulitnya yang kecokelatan barangkali bukan tipikal idaman wanita Inggris, tetapi dia cantik dengan caranya. Leslie paham itu sejak melihat Catriona, meskipun perilaku Catriona sangat menyusahkan.

"Apakah Anda keberatan memberitahuku siapa mereka?" Tawar Leslie.

Catriona memakai gaun itu dengan bantuan Leslie. Pelayan wanita ini sangat cekatan. Catriona menyukainya.

"Apakah kau akan memenuhi permintaanku untuk tidak membocorkan siapa mereka pada Mama?"

Leslie memutar Catriona dan membenahi hiasan renda pada dada gaun. Kemudian dia menatap Catriona. Tatapan yang keibuan. Wanita itu meski lebih pendek dari Catriona, mempunyai keberanian dan tekad yang terpancar dalam matanya. Catriona menyetujui penilaian Ainsley terhadap Leslie dalam surat. Leslie adalah pelayan tangguh di tengah keganasan London.

"Apakah Anda mau menitipkan satu kepercayaan padaku?" Tanya Leslie sungguh-sungguh.

Catriona diam sejenak. Sukar dipercaya dia akan menyukai Leslie yang sama menyebalkan dengan Meredith. Di sisi lain, Leslie selalu ada untuknya selama di sini. Dia wanita cekatan. Jujur mengutarakan pendapat dan berwajah masam jika Catriona mulai membangkang. "Ya," jawab Catriona akhirnya, "aku mempercayaimu."

Leslie tersenyum sembari meraih kedua tangan Catriona. Dia menepuk punggung tangan Catriona lembut. "Begitu pun aku. Aku mempercayaimu, Milady."

Catriona balas tersenyum. Dia suka genggaman tangan Leslie pada tangannya. Itu membuatnya tak terlalu merasa kesepian. Catriona merindukan Papa. Dia ingin pulang dan merajuk. Tetapi dia telah bertekad meninggalkan Skotlandia demi petualangan. Mamanya akan mendaftarkannya di Almack's. Dia akan mengenal lebih banyak orang, selain anggota klan dan para penyewa tanah Thompsons.

"Siapa mereka, Milady?"

"Anggota klan."

Catriona menunduk murung saat Leslie terkesiap. Akhirnya, Catriona bisa mengeluarkan satu rahasia yang selama ini dipendam. Dia memang anak kecil bagi anggota klan, tetapi telinga dan akalnya berfungsi. Dia tahu bagaimana informasi diproses untuk kemudian disatukan menjadi sebuah kesimpulan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro