Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

deux


Kelopak bunga yang berserakan di depan Café semakin bertambah seiring dengan berjalannya waktu.

Membersihkannya memang merepotkan, tapi mau bagaimana lagi. Pemilik café sangat menyukai tanaman yang di tanam di sekitar café.

Lagipula, karena mayoritas yang ditanam adalah tanaman herbal yang bisa digunakan pada masakan, kami tidak bisa protes banyak. Toh, ini juga bagus untuk memotong biaya pembelian.

Aku menghembuskan nafasku sambil menatap hamparan oranye yang tercampur dengan warna bunga yang berjatuhan.

Hari ini adalah jadwalku piket untuk membersihkan halaman taman. Aku sengaja bangun dan berangkat pagi-pagi agar nantinya tidak merasa malas, tapi kelihatannya waktu berangkatku sama sekali tidak efektif.

Aku menatap bosan ke arah daun-daunan itu sambil menyapunya ke bawah pohon besar yang terletak di belakang café.

Pemilik bilang kalau café akan dibuka lebih siang hari ini, aku tidak tahu alasannya sih, tapi kelihatannya dia sedang sibuk sekali.

Ah, benar juga, pemilik juga bilang bahwa aku boleh menggunakan café sepuasnya sampai para staff datang nanti, tapi mungkin aku tidak akan melakukan banyak hal.

Mungkin hanya memasak sedikit–yang cukup untuk diriku, kemudian bermain dengan piano kecil yang ada di dalam café.

Aku memang berpikir seperti itu, tapi tiba-tiba saja, dari kejauhan aku dapat melihat seseorang dengan mahkota berwarna merah muda sedang mendaki bukit menuju ke arah café ini.

Aku kenal jelas siluet itu. Dia adalah seseorang yang sedang dibicarakan di dunia kuliner jepang karena membuka cabang restoran pertamanya di Tokyo, juga, mantan teman seangkatanku.

'Shinomiya Kojiro, apa yang kau lakukan di tengah bukit begini? Apalagi pagi-pagi seperti ini?'

Walaupun aku berniat untuk mengatakan hal itu di depan mukanya, tentu aku mengurungkannya. Apalagi Shinomiya itu terkenal di angkatanku juga karena dia tidak segan-segan menggunakan kekerasan.

Tapi sungguh, apa yang dia lakukan pagi-pagi disini? Apa lagi di tengah bukit seperti ini?

"Miyamae?"

Aku melangkah mundur–refleks karena kaget.

"Shi...nomiya? Apa yang kau lakukan disini?" Aku melihat ke arah sumber suara yang memanggilku. Secara mengejutkan, ternyata jarak antara aku dan Shinomiya hanya berjarak beberapa langkah saja dari tempatku berdiri.

"Aku dengar dari Hinako kalau cafému itu bukanya pagi, jadi aku berpikir untuk sekalian saja sarapan dan bertemu denganmu disini," begitu ucap Shinomiya.

Kalau diingat-ingat, aku memang pernah mengundang Inui kesini setelah masa 'pelatihan neraka' itu. Tidak secara ikhlas sih, tapi tidak masalah.

"Benar, memang cafénya seharusnya buka pagi, tapi kali ini owner bilang kalau akan buka siang, aku minta maaf ya," Aku membalas ucapan Shinomiya dengan nada sedikit kecewa dan senyum tipis.

"Begitu ya... Sayang sekali, kalau begitu lain kali–"

"Ah, tapi siapa bilang kalau kamu tidak bisa sarapan disini? Kalau mau makan silahkan masuk saja," Aku menahan tawaku tatkala aku melihat wajah Shinomiya yang menahan ekspresi jengkelnya.

"Haha, maaf deh aku tidak memberi tahu dari awal. Tunggu sebentar ya Shino-san, aku bereskan barang-barangku yang ada disini dulu," Tawaku terlepas, dan sambil menghindari Shinomiya yang hendak memukulku, aku berlari pergi menuju gudang peralatan milik café.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro